Sayur Gotong Royong

Sayur Gotong Royong

Tinggal di kompleks perumahan itu asik, dengan tetangga sudah seperti saudara. Mau pergi seharian, tinggal senyum terus pamit dan berpesan ,

"Mas minta tolong ya, anak-anak di rumah. Saya ada kerjaan, kalau ada apa-apa tolong anak saya, ya."

Sejak musibah gempa, suka rada takut meninggalkan anak di rumah, tapi apa daya kadang tak ada pilihan. Jadi menitipkan pada tetangga wajib hukumnya.

Seperti pagi ini, bunda sedang duduk manis di bawah pohon jambu depan rumah. Tetangga depan rumah datang membawa ikan segar.

"Bunda, ini ikan seger mau, ya?" tawarnya ramah.

"Alhamdulillah, terima kasih ya, Mbak." Langsung sabet tanpa banyak komentar.

Rejeki yang datang entah dari arah manapun, langsung bersihkan, taruh di wadah. Padahal belum terpikir mau diolah menjadi apa.

Lewat samping rumah, lihat pohon cabe rawit yang buahnya melambai minta dipetik. Sambil berdendang jemari memetik buah cabe yang matang dan ranum. Wiihh ngiler liatin daunnya yang hijau seger. Bolehlah, dipetik juga buat sayur.

Mata melirik pohon lengkuas dan kunyit yang ada di pojok rumah, ambil pisau kecil duduk mencongkel tanah ambil seperlunya.

Ke dapur langsung kupas bawang merah dan bawang putih. Buka kulkas, bongkar-bongkar menemukan seikat kangkung yang dari kemarin menjerit minta diolah. 
Baiklah, hari ini menunya ikan bumbu kuning.

"Hhhhmmm tapi asem habis, kalau gak ada kecutnya kurang mantap," batin dalam hati. Sudahlah, dilihat nanti, yang penting bumbu jadi dulu. Sedang memetik kangkung, kedatangan tamu tetangga lagi yang menemani ngobrol.

Tak pernah ada kebetulan di dunia ini, ternyata dia dikirimkan Allah untuk rasa kecut yang tadi menjadi gundah gulana bunda. Dibawakannya seplastik kecil belimbing wuluh segar, menjadi pengganti asam jawa, karena di halaman rumahnya ada pohon belimbing wuluh yang juga siap panen.

Sreng sreng sreng ....

Nikmatnya hidup bertetangga, bahagianya memiliki saudara yang baik dan tulus, berkahnya abadi.

Setelah menjadi menu special, menikmati bersama duo kriwil baru merinding. Hari ini Allah mengirimkan menu ini melalui tangan tetangga hingga kami bisa menikmatinya.
Menu istimewa yang tak terbayangkan dan semua GRATIS.

Alhamdulillah ... jadi kalau ada yang ngedumel bilang semua mahal, jaman susah, saran bunda baiklah pada tetangga dan semua orang. Tuluslah berteman, jangan ada pamrih. Jaga sikap dan tindakan agar orang di sekelilingmu menjadi nyaman. Jaga omongan agar orang lain tidak terluka oleh ucapanmu. Ikhlas dalam segala hal, selalu bersyukur dan yang utama belajarlah untuk selalu tersenyum pada siapapun. Niscaya rejeki itu akan datang sendiri.
Bunda sudah membuktikannya.

Seperti hari ini, sayur gotong royong tersaji. Eeehhh, lupa satu lagi, manfaatkan halaman rumah dengan menanam rempah-rempah, sayur mayur dan juga buah. Kebayang kan, kita gak repot kalau cuma butuh kunyit, jahe, lengkuas, kelor, kemangi, cabe, tomat? 

Intinya jadi bunda itu harus cerdas dan kreatif.
Manfaatkan pekarangan rumah tanam apapun kesukaan keluarga.

Trus yang mau minta resep boleh langsung kontak bunda, ya.
Terima kasih tetangga depan yang baik hati ;3.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.