Ruang Jiwa

Pertemuan dua jiwa

Ruang Jiwa
Nebula

Entah mengapa hatiku seperti sudah bersiap akan sebuah perjumpaan, dengan  'seseorang' entah siapa, hatiku mencari-cari, seperti berharap, dan merasakan seseorang sedang menungguku. 

 

Sekarang sedikitnya aku mengerti, jiwa-jiwa kesepian memang selalu mengembara mencari pasangannya, pasangan jiwanya, entah di mana, jiwa ini akan terus mencari  sampai akhirnya terhenti setelah menemukan tambatannya. Andai saja kutahu "what you seek is seeking you", apa yang kau cari sebenarnya juga sedang mencarimu kata penyair sufi Persia, Jalalludin Rumi. 

 

Saat itu aku seperti berkemas untuk menjumpai seseorang itu. Hatiku bernyanyi riang persis seperti hendak menjemput seseorang yang dijanjikan anganku. Saat itu kukira engkau adalah seseorang yang kucari dalam hatiku, aku sempat bertemu pandang at first sight dan bertatapan sesaat untuk memastikan "Oh inikah Dia ?" Dia yang kucari-cari dalam pengembaraan jiwaku.

 

Saat itu sepasang mata secara tak sengaja beradu pandang, kulihat sinar matanya berkilau, memancar berbinar-binar dan seolah bertanya hal yang sama untuk memastikan meski kulihat mata itupun pada akhirnya tersenyum juga sebagai pertanda telah menemukan jiwa yang dicarinya dalam pengembaraan imajinasinya.

Pada akhirnya kita tersenyum juga dalam jeda moment saling menemukan, hanya sepatah seru lepas dari mulutku, "Eh!"   

 

Meskipun pengembaraan jiwa itu bisa lepas bebas, namun segera jiwaku menangkap cahaya suci yang memancar dari dalam dan seluruh tubuhmu, aku pun menyadari dengan siapa aku berhadapan. Di antara kita ada tabir penghalang, di balik tabir itu ada jarak terbentang selebar samudra yang tak bisa dilalui, untuk mendekat pun aku harus melewati padang penuh ranjau duri. Engkau seorang yang suci, terjaga. Aku pun menjauh. Dan melupakannya. 

 

Setelah itu aku juga tak mengerti apa yang terjadi. Rasanya ada sebuah hati yang mengawasi, membaca, mengikuti langkah-langkahku. Suara-suara teriakanku seperti ada yang menjawab. Kegalauanku, kegamanganku, seperti ada yang mendengar. Aku dapat mendengar dengan telinga batinku, suaranya yang begitu lembut melipur duka dan kerinduanku, tutur bahasanya yang santun meneduhkan sudut hatiku yang gemuruh dan kacau, bahasa yang agung menebarkan cahaya menyinari ruang jiwaku. Kiranya Engkau hadir untuk menerangi jalan hidupku. Engkau pembawa cahaya-Nya.

 

Jika saja rasa ini benar, ku kan tahu dan sepertinya tahu, dua hati yang selalu saling bicara, dua hati yang terus berkomunikasi, terus berdialog di ruang yang batiniah. Dua hati yang selalu saling mencari, saling mengharap, saling merindukan dan entah apalagi yang selebihnya jika sepasang hati sudah bertaut. 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.