Orang Ngiri, Kita Nganan Aja

Makna Ganda

Orang Ngiri, Kita Nganan Aja
Sumber: dreamstime.com

Saya punya seorang teman kerja bernama Doni. Kalau bukan karena basket, kami tidak akan saling kenal. Karena kami di divisi yang berbeda.

Kesan pertama tentang dia, "bukan sembarang orang ni bocah." Saya merasa karakter orang sukses menempel pada dirinya.

Kesan itu saya dapatkan ketika main bersamanya. Skill main basketnya tidak menonjol. Memang jauh lebih baik daripada saya. Tapi banyak temen lain yang seperti dia.

Bedanya, dia bisa memimpin. Dialah Playmaker kami. Ketika bermain bersamanya, lima orang kawan bener-bener terasa sebagai tim. Bisa menyerang maupun bertahan seirama.

Di luar lapangan, orangnya asik. Ceria, ceplas-ceplos, tapi juga tahu waktunya untuk mendengarkan.

Saya menceritakan perkenalan saya dengan Doni ke pacar saya. Ternyata dia kenal baik dengan Doni. Jadilah kami semakin akrab.

Suatu hari pacar saya cerita, Doni baru saja naik jabatan. Saya ikut senang. Saya tidak heran orang seperti Doni naik jabatan. Dia layak mendapatkan tempat itu.

Herannya, ketika kesokan harinya main basket bersama, dia tidak seceria biasanya. Mainnya pun kacau.

Seusai main, kami duduk ngobrol.

"Kenapa Don? muka kusut, main kacau." tanya saya sambil melepas sepatu.
Saya lihat tampangnya yang kecut. Tampang yang selama ini tak pernah tampak.

Sambil mengusap keringat di keningnya, dia mengambil nafas agak dalam. "Iya, sorry nih. Agak kacau pikiranku." 

"lah bukannya habis naik jabatan. Kok malah kacau." tanya saya heran.
"kok tahu?" tanyanya diringi senyum tipis.
"eh selamat ya." ucap saya sambil mengulurkan kepalan tangan.
Tanpa semangat dia membalas kepalan tangan saya. "Thank you,,,"

Ingin saya bertanya,"Terus kenapa? Bukankah harusnya seneng, kok malah sebaliknya. Ada masalah lain?" tapi saya urungkan. Saya menunggu.

Dia mendongakkan wajahnya memandangi langit. Langit sore yang sebentar lagi gelap. Punggung ia sandarkan di bangku.

Sepertinya dia tahu pertanyaan yang saya batinkan. Lalu dia bercerita panjang lebar tentang kanaikan jabatannya. Banyak orang yang iri. Bisik-bisik sumbang di belakang punggung sering terdengar. Temen yang biasanya dekat jadi menjauh bla bla bla.

Saya mendengarkan sampai dia puas bercerita. Wajah kecutnya mulai berkurang. Saat saya rasa dia sudah selesai. 

"Aku memang belum pernah merasakan naik jabatan. Tapi yang pasti banyak orang pengen naik jabatan. Siapa yang tidak? Kalau ada yang sukses, siapa sih yang tidak iri?...." respon saya sambil merapikan sepatu dan ganti kaos.

"Kalau orang-orang pada ngiri, ya kita nganan saja Bos." Pungkas saya sambil berdiri.

"Plesetan garing cok..." Ejeknya. 

Saya lihat senyumnya sudah tidak setipis tadi.

"Yok mangan. Luwe aku. Traktiran rek, mari munggah jabatan kok." Canda saya

"Gas..." Jawabnya bersemangat.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.