Manusia!!!

"B*NGS*T" teriak Toddy mengagetkan seisi ruangan. Tiga detik berikutnya, suasana jadi senyap. Semua berhenti bercakap-cakap dan menoleh ke arah Toddy.
Hari menjelang Subuh. Kedai kopi Klub Musang masih penuh dengan para pecandu kafein. Rata-rata yang ada di situ adalah para nokturnal.
"Sshhh... Tod, pelankan suaramu," bisik Muss mengingatkan Toddy. Bukan hanya Toddy yang dipelototin seisi kedai, tapi empat sekawan yang duduk mengerubungi sebuah meja. Beberapa detik berikutnya, suasana kembali normal. Ruangan kembali mendengung dengan suara-suara percakapan.
Muss adalah pemilik kedai merangkap barista di Klub Musang. Banyak temannya yang suka nongki di kedainya. Termasuk sahabat-sahabatnya.
"B*ngs*t!" ujar Toddy penuh kejengkelan. Ia tidak berteriak seperti sebelumnya. Kini ia garuk-garuk ketiaknya.
"Apaan, sih?" Giliran Bintu yang kesal dengan ulah Toddy. Dari balik ponselnya, Bintu mendelik ke arah Toddy.
"Jangan bilang kalo kamu ketularan manusia yang suka memaki-maki pakai nama binatang," ujar Muss. Ia sudah selesai mengantarkan semua pesanan tamu kedainya. Ia bergabung duduk bersama para sahabatnya di pojok favorit mereka.
"Iya, tuh. Jangan-jangan Toddy terlalu sering ketemu manusia di kebun kopi," tuduh Bintu.
Toddy tak merespon teman-temannya. Ia sibuk menggaruk ketiaknya. Tadi rasanya hanya ketiak kirinya yang terasa gatal dan panas. Kini ketiak kanannya ikut gatal.
"Manusia tuh, kalo mengumpat atau memaki, seringkali ngabsenin nama hewan." Bintu meletakkan ponselnya di meja. Ia menatap Toddy yang sibuk menggaruk ketiaknya. Dari ketiak kiri, ke ketiak kanan. "Padahal kalo kita mengumpat, kita ga pernah nyebut manusia, ya?" Bintu menyambung dengan pertanyaan retoris.
Toddy semakin heboh menggaruk. Kini ia menggaruk belakang telinganya. Pandangan matanya antara tersiksa dan kesal.
"Dia tadi deket-deket ayam yang lagi mengerami telur," lapor Arcto dengan nada datar.
"Hahahahaha ...." Seketika tawa Muss dan Bintu berderai-derai. Toddy tambah menekuk mukanya mendengar tawa tanpa kasihan dari kedua sobatnya.
Tanpa daya, Toddy menggaruk-garuk badannya yang gatal. Aduh! Kenapa gatal menjalar kemana-mana?
Tadi menjelang tengah malam, ia mengendap-endap ke kandang ayam. Toddy kaget mendapati seekor ayam betina masih terjaga. Ia sedang mengeram di sarang. Toddy sempat menyambar si jantan yang terkantuk-kantuk di sebelah pintu. Toddy segera melarikan diri karena si babon menjerit-jerit histeris.
"MANUSIA!!!!" Toddy tak kuasa lagi menahan diri. Ia berteriak mengumpat akibat tak tahan dengan gigitan kutu busuk di sekujur badannya. (rase)
- - -
Catatan: maaf, di tulisan ini saya mixed up antara kutu busuk (tinggi dalam Bahasa Jawa) yang sering ada di kursi dan kasur jadul, sama tengu yang biasa ada di induk ayam sedang mengerami telur. Itu dua spesies hewan yang berbeda.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.