Padang Jogja

Padang Jogja

Pelatihan ini seperti memacu area berpikirku, mengajak menyusuri petilasan digital semua posting yang hampir 7 tahun dikuasai oleh unggahan yang hampir tidak bermakna, tidak bermakna adalah meperhalus kata bodoh.

Semua peritiwa meloncat dan menari di pikiranku, tapi tidak satupun ide yang bisa kutulis. Apakah ini juga yang di rasakan mentor Bang Budi Hakim saat tidak punya ide, atau memang beliau terlahir sudah punya talenta sehingga tidak pernah menemukan jalan buntu.

Ku coba mengingat kenangan di Jogja kota tua yang biasanya membawa cerita romantis, bisa menyentuh dan  menggetarkan, tapi tidak bisa kutemui, padahal hampir dua tahun aku tinggal karena karena penugasan oleh kantor di cabang Jogja

 

Yang teringat jelas malah hanya saat pertama tiba di Jogja, dan meminta bantuan Tarwan  office boy kantor membereskan barang barang kiriman expedisi yang lebih dahuu tiba karena di alamatkan ke kantor untuk di bawa ke tempat kost yang tidak jauh dari kantor

Setelah beberapa saat bebenah, dan kamar sudah setidak nya sudah kelihatan rapi, malam semakin menjauh dari sore.  Tarwan mulai kelihatan lelah, setelah kerja di kantor dan langsung mengangkat barangku ke kost.

 

“Terima kasih Wan cukuplah hari ini, besok kalo perlu bantuin lagi ya ..”

“Iya mas ..”

“Makan apa kita yang enak malam ini? “ aku menawarkan pilihan makan malam

“ Terserah mas saja “ ujarnya dengan Bahasa Indonesia yang berdialek jawa

“ Gimana kalo makan sea food ? doyankan makan seafood ?”

“ Doyan mas”

“ Gak ada alergi kan ?”

“ Nggak mas ..”

Beberapa saat aku sudah dibonceng oleh Tarwan menyusuri jalan  doter sutomo ke arah stasiun lempuyangan yang yang cukup ramai, beberapa tempat makan kami lewati

“ Wan tau tempat  makan seafood yang enak ?”  tanyaku di sela suara motor Tarwan yang cukup bising, seperti tidak terawat

Dia melambatkan sepeda motornya dan berhenti di pinggir jalan, mengangkat kaca helm yang sudah memburam,

 

“ Sifut itu apa ya mas ?”

Astagfirullah …..!!!

Setengah kesal dan geli mungkin muncul pada ekspresi wajahku, aku turun  dari motor dan melepas helm,

Sambil tertawa aku menjelaskan bahwa seafood itu makanan laut,  seperti  udang , kerang  cumi cumi ikan .

“..Ohhh …ada di rumah makan padang itu mas..”  potongnya,

“Ayo.. “ lanjutnya seraya mengajak ku naik ke boncengan motornya

 

Aku masih takjub dalam hati bertanya, jadi yang dia bilang doyan tadi apa ??,  sementara dia melajukan sepeda motornya menuju ke arah tempat kost

Kami berhenti setelah setelah kami berkendara beberapa saat,  di depan rumah makan padang yang kami lewati saat berangkat,  persis di muka jalan masuk kost

Dia mepersilakan aku masuk lebih dahulu. Hidangan khas rumah makan padang  tersaji dan Tarwan  makan dengan lahap setelah ku persilakan

Ku perhatikan dia makan  seafood menurut versi dia,  tapi rasa geli itu masih berlari lari pada titik tawa di benakku

Dan hanya momen itu yang bisa ku ingat saat TheWriters memberikan Tugas pada sesi Cerpenting.

Jogja yang menurut banyak orang romantis, tapi bagiku adalah kesederhanan berpikir.

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.