Menulis Itu Menular!

Menulis Itu Menular!
Tukang branding, tukang nulis, tukang hipnotis, dan tukang edit

Hari kedua The Writers Book Festival, 24 September 2023, saya tidak boleh datang terlambat. Harus lebih pagi! Kemarin Jonggol-Pos Bloc dua jam perjalanan lewat darat. Saya belum coba lewat udara. Pulangnya pun begitu, dua jam juga, meski itu sudah jam delapan malam.

Minggu pagi saya sudah berangkat sejak pukul delapan. Eh ternyata kalau Minggu pagi hanya 75 menit. Saya datang pagi juga karena harus menjadi moderator di sesi jam sebelas.

Bedah buku pertama pukul sepuluh adalah penulis Tascha Ludmilla. Ia menulis buku anak berjudul Bintang & Gerhana, diterbitkan Nourakids. Tascha bilang, buku anak itu seharusnya tidak perlu dijejali nasihat-nasihat titipan orang tua. Dunianya anak itu bermain, bikin buku yang isinya kesenangan, permainan, senang-senang, karena memang itu dunia anak. Hm, setuju.

Tascha adalah anak dari Marsekal TNI Chappy Hakim yang sudah merilis 44 buku sepanjang hidupnya. Hidupnya sendiri sudah menuju 75 tahun. Tascha sendiri adalah jurnalis dan pembawa acara berita. Pernah di Metro TV, Kompas TV, dan terakhir di BeritaSatu News Channel. Pak Chappy tidak hanya menurunkan kepenulisannya pada sang anak, tapi menularkannya juga pada istrinya. Sesi Pak Chappy yang ketiga setelah Niken Tantyo. Judul buku sang jenderal ini gagah sekali: Retired but Not Expired. Boleh pensiun, tapi gak boleh basi! Terus berkarya. Terus menulis. Tagline sebelum mati minimal tulislah satu buku, itu diturunkan dan diterorkan oleh ayahnya, Abdul Hakim, seorang wartawan.

Luar biasa ya, menulis itu menular!

Akhirnya sesi berlanjut di mana saya menjadi moderator untuk seorang penulis perempuan lulusan sarjana teknik, bernama Niken Tantyo. Ia menulis buku anak juga seperti Tascha. Sarjana teknik menulis buku anak? Hebat sekali. Bahkan yang dibahas adalah mikrobiota. Ini adalah makhluk mikro dalam tubuh kita yang punya banyak manfaat untuk imunitas tubuh. Mikrobiota ditularkan oleh ibu kepada bayu lewat jalur lahir.

Isi bukunya seputar biologi dan kesehatan. Bakteri patogen, simbion, virus, fungi, dan berbagai istilah biologi lainnya hadir di buku 50 halaman terbitan Gramedia Pustaka Utama M&C ini. Buku full color ini cocoknya untuk orang tua, lalu dongengkan kepada anaknya.

Niken Tantyo ini seorang tiktokers pula. Usianya sudah kepala lima, tapi visualnya sama sekali tidak terlihat seperti kepala tujuh. Takjub. Tapi benar, awet muda sekali. Coba saja googling kalau kepo.

Sesi siang ditutup oleh Luqman Baihaqi, standup comedian. Kita dibuat gerrr gerrr gerrr olehnya. Pertanyaan retoris darinya, kenapa bakso goreng disingkat basreng, tapi nasi goreng jadi nasgor? Iya juga. Jadi mikir. Kalau gitu, Risty Tagor itu apa ya? Hm, kalau ini saya yang bertanya retoris.

Setelah istirahat makan sholat, sesi dilanjut dengan penampilan teatrikal seorang perempuan penjual jamu. Namanya Batak, tapi kental aksen Jawa, Donna Nasution. Delapan perempuan anggota The Writers akhirnya berkumpul di panggung untuk memamerkan buku antologi terbaru mereka: Perempuan Menikah Punya Cerita.

Sayangnya saya tidak bisa hingga akhir acara karena ada keperluan khusus. Tapi sisa rangkaian acara masih sangat menarik. Ada manajernya Mario Kahitna: Citra Yuliasari, yang launching buku Karkata. Kumpulan kata peneguh semangat, menghadirkan motivasi, menancapkan emosi.

Om Bud, panggilan akrab Budiman Hakim, storyteller andal The Writers, juga meluncurkan buku barunya terbitan Kompas: KDRT. Tapi ini kepanjangannya Kemesraan Dalam Rumah Tangga. Dibahas bersama Maman Suherman.

Ah, saya jadi kelewat. Setelah Luqman tampil mengundang tawa itu Kang Maman membahas bukunya Re: dan peREmpuan, dengan moderator Tascha Ludmila.

Buku Re: itu yang bikin menarik adalah skripsi yang difiksikan. Jadi kalau kamu semua bingung dengan ide menulis, coba cek lagi skripsinya, mana tahu bisa jadi novel. Dan silakan dipikir sendiri bagaimana caranya skripsi berjudul Efek Bottom Ash terhadap Pertukaran Ion pada Karbon Aktif menjadi novel yang bisa menggugah emosi. Ya sebenarnya sangat menggugah emosi sih. Sampai menangis sendiri di pojok kamar mandi berpikir keras bagaimana dramanya si Bottom Ash bertukar ion. Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Itu skripsi saya beberapa tahun silam. Saya juga pusing.

Karena saya pusing maka tulisan ini harus diakhiri sekarang juga.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.