Ritual untuk Menang Ludo

Jika permainan ludo dijadikan sebuah turnamen dunia, mungkin aku bisa menjadi salah satu atletnya. Pengalamanku tidak terlalu banyak, tapi rasanya trik-trik yang aku lakukan selalu berhasil untuk membuat aku menang di permainan ini.
Bagi yang belum tahu, permainan ludo mirip dengan permainan ular tangga. Arena permainannya menggunakan kertas yang berpola dilengkapi dengan pion dan dadu. Berbeda dengan ular tangga, setiap pemain ludo memiliki 4 pion.
Aku mulai memainkan permainan ini ketika masih berada di taman kanak-kanak. Ibu yang mengajari aku bagaimana cara bermainnya. Di permainan ini kita berlomba-lomba untuk memasukkan pion ke dalam arena. Setelah berhasil masuk arena, pion itu berjalan mengelilingi arena menuju ke istana. Siapa yang berhasil memasukkan empat pionnya ke dalam istana paling awal, dia yang jadi pemenang.
Permainan dimulai dengan mengocok dadu. Aku memasukkan dadu ke dalam wadah, menutupnya dengan telapak tangan dan mengangkat wadahnya. Sambil mengocok dadu, mulutku terbuka menanti suapan dari Ibu. Ya, aku bermain permainan ini sambil menghabiskan seporsi makananku. Tapi, jangan salah, suapan ini merupakan ritual wajib yang harus ada, kalau ingin memenangkan permainan ludo.
Ketika awal mengenal permainan ini, aku belum terlalu paham dengan trik ini. Aku sering menolak suapan yang diberikan.
"Ibu jadi tidak semangat bermain kalau ga mau disuap. Ibu nonton TV aja deh,” kata Ibu ketika aku menolak membuka mulut.
Aku tidak ingin permainan ini berakhir. Tanpa ba bi bu, mulutku otomatis terbuka menerima suapan itu, sedangkan tanganku sibuk mengocok dadunya. Tapi selama beberapa kali bermain aku baru menyadari, ternyata ini memang harus aku lakukan untuk memenangkan permainan ini.
Setiap mengocok dadu, aku selalu berharap angka 6 keluar dari kocokan itu. Banyak hal yang bisa dilakukan kalau mendapatkan angka 6. Pertama, aku dapat mengeluarkan pion baru ke dalam arena, sehingga jumlah pionku semakin banyak. Kedua, aku dapat melangkah lebih jauh sehingga bisa lebih cepat sampai ke istana.
"Ayo, ayo angka 6,” terkadang aku mengucapkan mantra sambil mengocok dadu dengan penuh semangat.
Mendengar itu, Ibu langsung menyahut, “Nah, suap dulu sini, biar dapat angka 6-nya.”
Tentu aku selalu ingin memperbesar kemungkinan angka 6 muncul. Mulutku langsung terbuka lebar, berharap semakin lebar mulutku, semakin tinggi kemungkinan ucapanku terkabul.
"Yes! 6!” seruku dengan gembira kalau dadu yang menggelinding menunjukkan angka 6.
Ibu tidak mengocok dadu seperti cara yang aku lakukan. Dia tidak mengucapkan mantra dan tidak ada suapan yang masuk ke mulutnya. Tak heran jika angka dadu yang Ibu dapat paling berkisar angka 3 atau 4. Kalaupun mendapat angka 6, itu pasti Ibu sedang sangat beruntung.
Giliran aku tiba, aku mengulangi cara yang sama. Masukkan dadu, kocok dengan semangat, sebut mantra “angka 6, angka 6”. Tak lupa, mulutku juga harus melahap sesuap.
Tentu ritual itu tidak selalu memberikanku angka 6. Bahkan terkadang aku hanya mendapatkan angka 1 di kocokannya! Sempat terpikir, apa ritualnya ada yang salah ya? Tapi bukan Ibu namanya, kalau tidak bisa membantu aku memodifikasi ritual itu.
"Coba kunyahnya lebih cepat, mungkin bisa dapat angka 6.”
"Ini nih, mungkin harus makan wortelnya. Langsung bagus dadunya.”
"Oh, tadi kelupaan ayamnya, pantes ga dapet 6. Coba, ini Ibu suapin ayam ya.”
Selain ritual mantra dan suapan, ada satu trik penting yang tidak boleh dilupakan kalau ingin memenangkan permainan ini. Jangan sampai lengah seperti Ibu! Ia jarang memperhatikan pion-pionnya di arena.
Contohlah aku. Setiap kocokan dadu, aku memperhatikannya dengan seksama. Jaga-jaga siapa tau kalau pionku dibalap oleh pion Ibu. Cilaka pionku kalau berhasil dilewati oleh pion Ibu, pionku bisa ditendang keluar arena dan aku harus mengulangnya dari awal.
Kalau trik-trik itu aku lakukan dengan benar, kemungkinan besar aku memenangkan permainan. Ketika aku berhasil memasukkan seluruh pionku ke dalam istana, aku langsung spontan bangkit berdiri dan berjoged. Bagaimana tidak? Aku yang masih kecil bisa mengalahkan Ibu yang mungkin sudah lebih lama memainkan permainan ini.
Melihat aku berjoged, Ibu ikut bangkit berdiri. Ia mengangkat piring yang sudah habis aku lahap isinya dan membawanya ke dapur. Dari dapur Ibu biasanya menyuruhku untuk membereskan papan permainannya. Sambil beberes, aku mendadak kepikiran, “Ibu sedih ga ya kalau kalah?” Aku terlalu sibuk berjoged jadi tidak sempat melihat wajah Ibu ketika mengalahkannya.
Buat yang ingin menang permainan ludo, ingat-ingat triknya dengan baik ya. Tapi jangan pernah bocorkan rahasia ini ke Ibu. Bisa gawat kalau lawanku mengetahui taktik rahasia ini. Nanti Ibu bisa mogok menyuapi aku karena takut kalah di permainan ini.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.