Jamu dan Sains, Kecantikan dan Penuaan

Jamu sebagai kearifan lokal artinya jamu adalah harta karun yang harus dijaga, Indonesia kaya diversitas tanaman jamu akan tetapo masih miskin ilmu untuk mengolahnya. Marilah kita mencintai jamu sebagai nilai luhur yang sudah turun temurun diwariskan pendahulu kita semoga selalu sehat dan bermanfaat.

Jamu dan Sains, Kecantikan dan Penuaan
Ilmu iku kelakone kanthi laku, demikianla sepenggal syair tembang Jawa Pocung yang mengilhami setiap orang yang ingin menambah ilmu. meskipun dalam kondisi pandemi covid 19 yang dampaknya membatasi setiap individu untuk bergerak bebas, akan tetapi bukan berarti mencari ilmu terbelenggu dengan keadaan tersebut. Sebagaimana telah dilakukan oleh warga IRo Society yang dibangun oleh Prof Imam Robandi Guru Besar Elektro ITS Surabaya, yang anggotanya terseleksi dan berasal dari berbagai pelosok tanah air selalu berburu ilmu. IRo Society memiliki dinamika yang kuat dalam membangun silaturahim dan saling untuk berbagi ilmu antar anggota melalui tulisan. Hari Jumat 27 Juni 2020 pukul 19.30 IRo Society mengadakan kajian sebuah ilmu dalam bentuk kelas virtual dengan menghadirkan nara sumber yang sangat istimewa. Sri Fatmawati, S.Si. M.Si. Ph.D dosen ITS, wakil Kepala Pusat Riset Agrifood dan Biotekhnologi ITS, alumni Kyushu Japan University hadir sebagai pembicara inti. 'Emak Jamu' Sri Fatmawati penampilannya sangat kemilau, memukau setiap warga IRo terutama para bapak-bapak, performnya wajah yang menggambarkan inner beauty semakin menantang peserta untuk tidak berkedip, memantik greget berselayar di lautan ilmu. Seminar Nasional IRo-Online Class ini berlangsung semakin  'srepeg' karena disamping pemateri ada gadis imut cantik dan cerdas yang telah menjadi host di acara ini. Mbak Kartika K Wardani dosen ITS, dan tercatat sebagai Mahasiswa Ph.D Northwestern Polytechnical University Xi'an China tampil lincah mengolah kata dan menghipnotis peserta dengan berbagai narasi-narasi berbobot.
 
Prof Imam Robandi dalam pengantar materinya telah menyampaikan sekaligus mengajak setiap yang hadir untuk selalu membangun Akademik Atmosfir di manapun baik di rumah, tempat kerja, atau masyarakat. Petuah mulia yang harus selalu diingat dan dilakukan oleh para santri IRo adalah ajaran Tri Ca atau 'Petuah Tiga C'.  Adapun tiga C yang pertama adalah, Change atau berubah, sikap adaptabel terhadap dinamika adalah sikap berubah untuk selalu menyesuaikan dengan keadaan agar dapat selalu eksis. Warga IRo harus selalu melakukan perubahan keadaan dalam kondisi apapun. Kedua, Chance,  berarti kesempatan, setiap individu dalam rangka menjaga kualitas diri harus dapat memanfaatkan peluang dan kesempatan agar tidak hanya menjadi “Penonton Abadi”.setiap titah di dunia dipastikan memiliki peluang yang sama untuk memperoleh kesuksesan. Ketiga adalah Challenge atau tantangan, hidup adalah perjuangan dan penuh tantangan untuk mendapatkan suatu keberuntungan, oleh karena itu jaga Reputasi Diri, ikuti fluktuasi zaman, bertahan atau menentukan keadaan, dan mereposisi diri agar dapat melampui suatu tantangan hidup.
 
Seminar Nasional warga IRo malam itu mengangkat tema tentang "Jamu dan Sains, Keawetmudaan dan Kecantikan" topik seminar ini sangat menarik dan provokatif. Dua ratus lima puluh siswa Sensei Prof Imam Robandi sangat antosias mengikuti sajian presentasi dan penjelasan Sang Dewi Pemateri detik-demi detik  tidak ada sedikitpun kata yang tidak berinti. Presentasi materi semakin menambah kemantaban hati tatkala Bu Fatma mengutip ayat Al Qur'an sebagai landasan teori, Qur'an Surat Asy-Syu’araa’:7 yang artinya “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, betapa banyak Kami tumbuhkan di bumi itu bermacam (tumbuh-tumbuhan) yang baik?”Seminar Class online malam ini mapu membakar semangat para santriwan-santriwati IRo sekaligus meneduhkan suasana menjadi landai penuh senyum dan canda tawa namun selalu on fokus. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibu Sri Fatmawati selaku pemateri bahwa keberadaan Jamu sudah ada sejak jaman nenek moyang kita, hali ini dapat dilihat pada fakta sejarah di relief Candi Borobudur. Pada relief tersebut ada certita jamu sebagai 'jampi atau Oesada' oleh kalangan kerabat istana maupun rakyat jelata. Jamu telah popular diberbagai negara, China, Jepang, Thailand dan India, di Eropa pada abad 17 jamu mulai dikenal dan berkembang. kemudian pada abad ke 20.  Jamu mulai diminati oleh setiap orang baik dalam bentuk jamu segar atau yang sudah diolah menjadi ramuan semacam medicin. di Negara Indonesia  menurut ada 30 ribu jenis tanaman herbal yang dapat diolah menjadi jamu. Jamu mengandung senyawa metabolit yang berasal dari tumbuhan dan memiliki fungsi sebagai penyembuhan dan pencegahan terhadap berbagai penyakit. Dewasa ini telah banya Jamu Lovers dan komunitas-komunitas pecinta jamu herbal untuk penyembuhan, menjaga kecantikan, dan penuaan.
 
Seminar semakin memikat tatkala Bu Fatma, mengupas tentang kecantikan dan keawetmudaan dalam khasanah sains dan jamu. Sebagaimana dijelaskan oleh Ilmuwati Jamu ini bahwa Perempuan itu identik dengan kecantikan dan kelembutan. Standar kecantikan seorang wanita itu dilihat dari kepribadiannya bukan hanya dari sisi fisik saja. Standar kecantikan yang sering dijadikan tolok ukur oleh para wanita adalah warna kulit putih, tinggi kurus dan rambut lurus. Standar kecantikan seperti ini akan menimbulkan gesekan karena standar tersebut tidak mungkin dapat diterapkan oleh wanita-wanita Afrika. Bagaimana dengan rambut keriting, kulit gelap dan badan gemuk, apakah tidak cantik? Perbedaan ini yang memunculkan dikotomi pandangan dalam melihat kecantikan. Oleh karena itu kecantikan yang dibahas oleh Sang Dewi adalah kecantikan berdasar kepribadian dan kecantikan secara fisik yang terpancar dari kecantikan dalam (inner beauty). Resep untuk menjaga kecantikan bagi wanita adalah menjaga diri dari penyakit hati serta menggunakan kosmetik. Kosmetik merupakan sarana untuk menjaga kecantikan fisik dan penuaan (aging) Banyak macam jenis kosmetik yang ditawarkan oleh pasar namun sebaiknya kita harus hati-hati dalam memilih jenis kosmetik, bisa jadi salah memilih mengakibatkan kerusakan fisik. Penuaan adalah salah satu jenis 'penyakit' yang tidak ada obatnya, meskipun diupayakan dengan berbagai cara tua tetap datang pada setiap insan. Sebagai upaya untuk menjaga kecantikan dan penuaan diri maka setiap orang tidak boleh julit, iri hati, dengki, riya, sombong, dan bangga diri. hindari sedih hati dan menangis karena kesedihan akan tetapi menangislah tatkala sedang bahagia, ini resep mencegah penuaan. 
 
Sebagai pelengkap dari paparan Ibu 'Dosen Jamu' ini saya menambahkan resep obat dari para leluhur untuk menjaga kecantikan dan penuaan yaitu Jamu Jati Kendi. Seseorang yang menginginkan cantik dan awet muda maka setiap saat harus mengkonsumsi Jamu Jati Kendi artinya selalu  Jamu jaga mulu, Jati Jaga hati, Kendi Kendalikan diri. Seseorang yang selalu dapat menjaga mulut dari perkataan yang tidak bermanfaat, menjaga hati dari penyakit iri, dengki riya, dan kendalikan diri tidak mudh marah dapat menawah amarah serta suka memaafkan pasti hidupnya bahagia dan awet cantik dan muda.
 
Sebagai akhir dari penyajian materi, Bu Fatma menampaikan pernyataan penutup, Kita jangan terlalu antipati terhadap jamu karena jamu adalah bukti sains kita di waktu yang lalu,  akan tetapi janganlah juga terlalu tergantung dengan jamu, karena ada banyak senyawa yang membahayakan sehingga penggunaannya tidak boleh sembarangan dan berlebihan. Jamu sebagai kearifan lokal artinya jamu adalah harta karun yang harus dijaga, Indonesia kaya diversitas tanaman jamu akan tetapo masih miskin ilmu untuk mengolahnya. Marilah kita mencintai jamu sebagai nilai luhur yang sudah turun temurun diwariskan pendahulu kita semoga selalu sehat dan bermanfaat.
 
_____________________________
Azharul Ulum 270620

 

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.