Pagupon Tyto Alba.

Faktor equilibirium/keseimbangan merupakan hal pokok dalam kehidupan manusia. Sesuatu yang rusak keseimbangannya mengakibatkan kerugian bahkan bencana.

Pagupon Tyto Alba.

Srie Lahir

Di tengah persawahan yang luas saya melihat rumah-rumah burung artifisial yang berjajar. Saya bertanya kepada salah satu petani bahwa itu namanya Pagupon Tyto Alba, Rumah Burung Hantu. Sengaja para petani membuat pagupon guna tempat tinggal burung hantu yang bertugas sebagai satpam sawah penjaga tikus.

Cara petani mengurangi hama tikus denga memelihara burung hantu di sawah ini perlu diacungi jempol. Mereka mempraktekkan pelajaran Ilmu Hayat yaitu keseimbangan ekosistem. Banyaknya tikus sawah yang berkembang biak cepat dan merusak tanaman padi diakibatkan ulah manusia sendiri. Banyak ular sawah dan burung hantu pemakan tikus yang habis karena perburuan manusia. Hal inilah yang mengakibatkan ekosistem terganggu karena tidak berimbang antara jumlah ular sawah dan tikus.

Faktor equilibirium/keseimbangan merupakan hal pokok dalam kehidupan manusia. Sesuatu yang rusak keseimbangannya mengakibatkan kerugian bahkan bencana. Pandemi Covid 19 mewabah juga karena tidak adanya faktor keseimbangan antara perilaku dengan upaya pencegahan. Meskipun pemerintah berusaha jeras memerangi Covid 19 namun jika masyarakat tidak mengimbangi hasilnya nol.

Upaya melestarikan burung hantu dengan me lock down di persawahan adalah gerakan untuk mencegah perkembangbiakan tikus. Menurut pengamatan para petani setiap burung hantu jatah makan tikus dalam semalam 2-3 tikus.Oleh karena itu jika gerakan locked-down untuk mencegah meluasnya Covid 19 itu berhasil maka harus ada jatah makan untuk masyarakat.

Ada yang berandai-andai, bagaimana agar Covid 19 ini tidak menyebar ke manusia maka dipeliharalah kelelawar yang banyak untuk mengimbangi pesatnya penyebaran virus tersebut. Konon ada cerita jika virus civid 19 itu sukanya hidup di tubuh kelelawar.???? ini hanya sekedar lamunan orang panik yang sudah kehilangan keseimbangan nalar.

Pak Tani memang hebat, tidak pernah merasa cemas dan panik dengan covid 19 namun yang ditakutkan hanyalah kegagalan panen akibat 'pandemi tikus'. Menurut pengakuan salah satu perani yang saya tanya, dia dijamin sehat karena setiap hari sudah berjemur, bermasker dan menyemprot tanaman sebagai disinfekstan. Semua dilakukan untuk menjaga keseimbangan ketahanan pangan.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.