Hadiah yang berumur pendek

Jadi teringat kisah pertama pas pacaran saat kuliah. Waktu itu saya LDRan dengan pacar yang studi di luar negeri. Suatu ketika dia memutuskan pulang ke Indonesia tetapi mampir ke Surabaya terlebih dahulu untuk bertemu sebelum pulang ke kotanya.
Saya ga sabar menunggu waktu itu tiba, berdebar-debar dan excited bercampur jadi satu. Karena jarang sekali bisa bertemu, saya berencana untuk memberikan hadiah buat dia. Sebagai mahasiswa kere, waktu itu saya bekerja sambilan mati matian supaya bisa belikan hadiah buat dia. Akhirnya saya bisa membelikan sepasang kaus kaki yang bagus dan bermerk dengan harga yang cukup fantastis bagi saya waktu itu.
Saya jagain mahasiswa ujian, saya keliling dari fakultas satu ke fakultas lain buat jadi ceperan. penjaga UTS dan UAS, pokoknya yang bisa saya lakukan, saya kerjakan, termasuk menjaga anak tetangga yang entah kenapa suka menjambak rambut saya sampai saya meringis. Belum lagi ketika mereka menangis melengking yang bikin kuping sakit, dan termasuk bagian cebok mencebok. Tetapi hasrat mengumpulkan duit itu lebih gede daripada penderitaan saya, makanya saya hepi saja jadi baby sitter.
Waktu bertemu, bahagia rasanya. Berbunga-bunga dan sulit dilukiskan. Lalu kita berencana jalan jalan ke mall. Dia senang dengan kaus kakinya dan dipakai dong.
Sampai suatu ketika ketika makan di salah satu restoran di mall, dia ijin ke toilet karena makan sambelnya terlalu pedas. sekitar 20 menit kemudian dia balik, dan dia ngomong begini ; "tau ga say, aku diare, kayaknya perutku kaget makan sambal. Eh, sampe di toilet, tissuenya dong habis, Mana ga ada sprayernya lagi"
"Loh trus bagaimana dong? ", tanya saya
Sambil makan dia berkata; "Ya karena ga ada tissuenya, aku buka kaus kakiku lalu aku jadikan tisue. I have no choice..."
Deg! Tersedak saya. Antara mau nangis atau ketawa dan sedih...
Membayangkan belasan jam menjaga ujian di fakutas teknik, dipelototin sama anak elektro yang maksa nyontek, sampai diancam mereka, Lalu terbayang pula dijambak anak kecil, pegelnya tangan gendong anak kecil, tangisan mereka yang melengking, dan sejuta alasan lainnya hanya demi belikan dia hadiah. dan ujung-ujungnya dipake hanya beberapa jam, kemudia berakhir di tempat sampah sebagai pengganti tisue toilet.
Disitu saya pengen nangis... Sumpah
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.