Gegara Ingin Berbadan Langsing

Pulang kerja, istriku mencari-cari sesuatu. Tak tahu apa barang itu, namun sepertinya sangat berarti.

Gegara Ingin Berbadan Langsing
Kolase (flickr dan quora)

BOGOR – Pukul 20.00, istriku pulang kerja. Mukanya dilipat tujuh puluh tujuh. Mulutnya monyong. Dahinya mengkerut. Ini pertanda sebentar lagi bakal ada yang kena damprat. 

Kami hanya punya satu anak semata wayang dan sudah satu tahun bersekolah serta tinggal bersama ibu kandungku di Jawa Tengah. Sementara di rumah ini, kami hanya bersama Emak, ibu kandung istriku. Artinya, besar kemungkinan yang bakal kena damprat adalah saya.

“Eh, Mama deh pulang, capek ye?” kataku sambil mengeser sepeda motornya ke teras rumah dengan harap-harap cemas.

Tak ada suara balasan. Dari sudut mata kiriku, terlihat mulutnya makin monyong. Sepatunya dilepas lalu  dilempar kasar ke sudut rak sepatu. Matanya kelayapan mencari sesuatu dari ruang tamu sampai berujung ke kamar Emak.

Kupanjangkan leherku dan telingaku mengembang. Terdengar suara bisikan tapi ketus.

“Nih, ada fotonya. Yang terima barang krimannya kemarin Emak. Di mana naruhnya?” kata istriku ketus seolah tak peduli pada ibunya yang sudah cungkring dan baru saja terlelap dari tidurnya (Emak sore biasanya sudah tidur).

Baru tahu, monyong mulutnya ternyata gegara paket pesanan lewat Shopee sudah dikirim tapi tak tahu rimbanya. Tak tahu apa barang itu, namun sepertinya sangat berarti.

“Barang apa, mana Emak tahu? Dari kemarin tak ada orang datang ke rumah. Tak ada orang nitipin barang,” jawab Emak sambil ngloyor. Kalau terbangun dari tidur lalu Emak biasa minum teh di dapur. 

Anak kandungnya alias istriku masih tetap ngotot. “Ya elah! Lha ini fotonya jelas. Emak yang nerima. Ini foto dari orang yang nganter barangnye,” cerocos istriku sambil menjelajah seisi kamar Emak dari almari, kasur, sampai bantal. 

“Gubrak!” Istriku keluar kamar lalu ke dapur menemui Emak yang tengah asik minum teh sisa tadi siang.

“Ini apa? Tadi bilang ndak tahu di mana. Ngapain disimpan di bawah bantal? Dibuka-buka lagi,” teriak istriku sambil menyorong-nyorongkan benda yang dimaksud ke arah ibu kandungnya sendiri.

“Oh itu. Bilang kek dari tadi kalau itu yang dimaksud,” kata Emak dengan wajah tanpa dosa kemudian ngluyur kembali masuk kamarnya.

Akhirnya dengan bangga istriku mendekatiku.

Nih, ketemu. Bilangnya dari kemarin ndak tahu barangnya. Ternyata dah dibuka, ditaruh di bawah bantal. Sudah dibuka dan diminum pula,” kata istriku yang gantian menyorongkan benda itu ke mukaku.

Mataku terbelalak. Saya  kira barang yang ia pesan gelang emas 500 karat dengan berat 1 kilogram. Ternyata yang dicari-cari dari tadi adalah sebotol madu pelangsing badan (merek Bee Slim) yang ia pesan demi menyulap tubuh bulatnya agar berubah menjadi langsing.

Saya tepuk jidat.  Setahuku, Emak alias ibu dari istriku tak bisa baca. Kok tahu itu madu pelangsing tubuh? Buat apa ia minum madu pelangsing sementara badannya saja sudah kurus? Apa Emak sedang kasmaran sama duda tetangga sebelah?

Kulirik istriku. Mulutnya sudah tidak monyong lagi. Namun ada yang berubah. Matanya berkaca-kaca.

Yee, dah ketemu yang dicari, ngapain menangis?” tanyaku galau.

Ntar anterin beliin madu deh, buat Emak. Masak, minum madu pelangsing,” katanya.

Saya paham. Ia menyesal sudah sempat ketus menuding-nuding ibunya yang selama ini memang kami ketahui sudah pikun dan terkadang aneh.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.