Perunggu Untuk MU
![Perunggu Untuk MU](https://thewriters.id/uploads/images/image_750x_5f1ee5a95dad7.jpg)
“Sebagai fans berat Manchester United alias MU, hingga pertandingan terakhir semalam lawan Leicester City, gue sebenarnya masih kurang yakin kalau Setan Merah (julukan bagi MU) bakal menduduki tempat ketiga Liga Primer Inggris,” ujar seorang rekan yang merupakan penggemar berat MU
Terseok-seok di awal musim, bahkan sempat berada di peringkat 10, akhirnya Setan Merah berhasil duduk di peringkat ketiga di Liga Primer Inggris dan berhak mendapat perunggu dengan raihan poin 66. Menang 18 kali, seri 12 kali dan kalah 8 kali.
Capaian tersebut jelas sangat menggembirakan karena membawa Setan Merah kembali ke Liga Champion Eropa, setelah beberapa tahun terakhir absen dari kompetisi elit Eropa. Pasca Alex Fergusson pensiun di tahun 2013 setelah 26,5 tahun menjadi manajer MU, prestasi MU memang kedodoran. Kalah kinclong dari tetangganya yang berisik, Manchester City
“Kenapa elo enggak yakin MU bisa mancapai posisi ketiga?. Bukankah sejak kedatangan Bruno Fernandes, performa MU sudah membaik. Buktinya tidak pernah terkalahkan,” tanyaku
“Benar, memang ada peningkatan performa sejak kedatangan Fernandes. Tapi permainan MU sebagai tim masih kurang memukau. Menjemukan! Kurang kreatif dalam menembus tembok pertahanan lawan,” jawab temanku
“Lihat saja saat melawan Leicester semalam. Permainan MU sangat jelek dan monoton. Untung pasukan Brandon Rogers (pelatih Leicester City) juga sedang kehabisan nafas sejak Februari lalu dan belum bisa kembali ke performa ciamik di awal paruh pertama kompetisi. Kalau enggak, mana bisa MU menang,” tambah teman saya lebih lanjut
“Jadi menurut elo, MU sedang beruntung? Sehingga bisa duduk di peringkat ketiga di akhir musim?,” tanyaku lagi
“Sepertinya MU dibawah manajer Ole Gunnar Solksjaer memang sedang beruntung. Buktinya, ketika performa MU sedang menanjak naik, justru performa pesaingnya malah menurun. Coba perhatikan, ketika Leicester yang diawal musim selalu bermain apik dan stabil sehingga sempat lama berada di posisi 2 atau 3 bersama Manchester City, di akhir Februari 2020 justru tidak stabil dan hanya bisa menang dengan skor-skor tipis terhadap lawan-lawannya,” jawab temanku itu
“Begitupun dengan pesaing lainnya seperti Chelsea. Sempat kokoh di posisi ketiga hingga dua minggu terakhir justru kalah di partai-partai akhir, sehingga bisa dibalap MU pada tikungan akhir. Begitu pun Arsenal yang sejak ditinggal Arsene Wenger masih mencari format yang baku,” jelasnya lebih lanjut
Menyimak penjelasan temanku terkait keberuntungan MU dibawah Ole Gunnar Solskjaer, saya diam-diam membenarkannya. Benar, sepertinya dewi keberuntungan selalu memayungi sang pelatih.
Coba buka sejarah ketika final Liga Champions musim 1998/99 antara MU vs Bayern Munich yang disebut sebagai final paling dramatis sepanjang sejarah turnamen.
Bayern Munich sukses mengungguli United 1-0 lewat sepakan bebas Mario Basler di awal laga. Namun dua gol yang dicetak Tedy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer di menit terakhir, membawa United menyabet Piala Champion dengan cara yang luar biasa!. Karena kemenangan ini, Sir Alex Ferguson kemudian ditasbihkan sebagai ksatria Si Setan Merah karena sukses mempersembahkan trofi pertama sejak 31 tahun lamanya.
Ole Gunnar Solskjaer sendiri main di partai final tersebut sebagai pemain pengganti, beberapa saat sebelum permainan berakhir. Hebatnya, sebagai pemain pengganti Ole Gunnar Solskjaer justru bisa mencetak gol. Bukan hanya pada saat final Liga Champion, bahkan pada pertandingan-pertandingan lain. Tidak heran kalau Ole Gunnar Solskjaer kemudian mendapat sebutan sebagai Super Subs alias pemain pengganti super. Pemain pengganti yang membawa keberuntungan bagi tim.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.