Daging Babi Halal
![Daging Babi Halal](https://thewriters.id/uploads/images/image_750x_5e515d3a3c38e.jpg)
Seingatku saat Pelajaran Agama tentang Halal dan Haram, Mail ada di situ. Lantas kenapa sekarang dia bahagia banget kalau Acong sudah ajak dia makan lalu setelah itu dengan berbangga hati dia sampaikan bahwa dia sedang cari pahala. Dih Mail apaan sih. La wong udah jelas makan daging sapi kaki pendek itu tidak boleh untuk kita, tapi kok rutin amat makan sama Acong.
Dari sejak kecil, hidupku selalu berwarna. Di sekelilingku selalu ber Bhineka Tunggal Ika. Entah itu berbeda suku atau berbeda agama. Bagiku tidak ada yang salah dengan perbedaan, buatku saling mempelajari masing-masing yang dimiliki oleh sekitar kita adalah hal yang menyenangkan. Bukankah hidup berpelangi lebih indah daripada bermonokrom?. Walaupun Bapa selalu wanti-wanti bahwa carilah teman yang seiman karena kamu tidak pernah tahu bahwa teman hidupmu mungkin berasal dari teman harianmu. Ahh siap bosku, santai lah Pa, anakmu ini anak yang baik maka aku akan selalu mendengar setiap petuahmu.
Aku itu bukan perempuan tengil dan kecentilan yang menghabiskan waktu untuk memikirkan TH alias Teman Hidup. Buatku biarlah Tuhan yang atur semunya, toh mau sampai bongkrek suka dan mencintai seseorang bila bukan jodohnya maka akan menjauh dengan sendirinya, juga ketika kita pergi menjauh ke samudra yang luas bila memang jodohnya maka akan dipertemukan. Maka tenang sajalah, aku tetap ikuti saran Bapa bahwa aku harus cari Teman Hidup seiman, karena saat ini Acong dan Mail adalah hanya sebagai Teman Harian dan saling meyakini bahwa tidak akan perrnah ada cinta di antara kami maka tidak salah kalau kami masih bersahabat sampai saat ini.
Lain Bapa lain pula si Mbah. Di penghujung sisa hidupnya si Mbah pernah berpesan bahwa aku tidak boleh sesumbar soal Teman Hidup, bahkan aku tak boleh terlalu senang saat Tuhan berikan waktu padaku duduk di pelaminan. Kata Si Mbah, setelah duduk di pelaminan bukan berarti dia adalah jodohmu, Lah si Mbah ini gimana sih, udah jelas berakad dan jelas semua berpasangan la kok dibilang belum tentu berjodoh.
Kata Si Mbah, memang kamu yakin bahwa pasangan akadmu akan menemanimu sampai mati? lalu apakah kamu yakin pasanganmu akan selalu ada buatmu? kemudian kamu yakin bahwa pasanganmu akan bersama selalu seumur hidupmu? Belum tentu, mana tahu kalau yang berakad denganmu adalah ujian buatmu, yang sepatutnya kamu jadikan ilmu yang baru untukmu. Bukan begitu?
Kali ini perlahan aku anggukkan kepala. Oke Mbah, aku memahami itu. Bapa dan si Mbah ada benarnya.
Buuukk..Acong dan Mail menepuk pundakku.
Woy, Ro lu bener-bener ya, melamun aja seriusnya udah melebihi UMPTN. Sampai kaga sadar lu udah abisin 3 roti terus tubruk aja ampasnya sampai ga bersisa. Dikira yang kamu minum cappucino sampai bersih itu cangkir.
Maaf, maaf bro...tiba-tiba aku teringat aja sama si Mbah dan Bapa.
"Kalian habis darimana sih? mulutmu basah kenapa Mail?"
"Ishh, Roro ini kalau bicara suka ga bisa pilih bahasa deh. Noh lihat perempuan di ujung sana, mukanya keki banget. Dia kira aku abis ngapain mulutku basah"
"Ya engga lah Mail, maksudku kamu itu abis makan apa? Ko sampai berminyak dan belepotan. Enak banget ya makannya?"
Hahahha, iyalah suka pura-pura tidak tahu, kalau aku sudah begini, mulut ileran, bawaannya masih pingin makan dan yang di sampingku adalah si Acong, artinya aku udah diajak Acong ke tempat biasa dia makan daging sapi kaki pendek.
"Ke Tanggo ya?"
"Nah tuh tahu...udah lah belum ada yang ngalahin makan di Tanggo"
Aku dan Acong berpandangan, lantas pecahlah tawa kita.
Mail kamu itu bagaimana sih? Kita sudah berteman 15 tahun, sudah tahu sama tahu, sudah saling memahami tapi kenapa untuk urusan ini kita biarkan terus berdosa untuk tertawa terus-terusan saat Mail masih menganggap bahwa yang dia makan adalah halal.
"hei Mail... gue ga ngerti sama lu, lu beneran ga tau atau pura-pura ga tau sih?" tanya Acong
Mail masih sibuk dengan gadgetnya, sesekali dia cek email untuk memastikan bahwa tidak ada pekerjaan yang terlewatkan karena terlalu lama ambil jam istirahat.
Mail memesan gelas kedua Tubruknya, dengan khidmat dia tenggak sedikit demi sedikit. Katanya minyak di mulutnya akan lumer bila tetesan Tubruk melapisi bibir keritingnya.
Ah, aku perlu bicara serius rupanya. Aku dan Acong ga mau terus-terusan berdosa gara-gara kelakuan Mail. Tepatnya kesalahan Maul yang harusnya diperbaiki dari dulu kala.
"Hey, Mail aku perlu tanya serius ini. Apa kamu pernah baca QS Al Baqarah ayat 173?"
"Hah? Apaan sih Ro. mendadak jadi Mama Dedeh lu yah tiba-tiba ganggu orang yang sedang khidmat ngopi lalu bertanya isi surat dalam Al Quran."
Lu itu udah tua Mail, udah saatnya cari Teman Hidup tapi kenapa sampai saat ini lu masih ga tau bahwa makan daging babi itu tidak boleh alias haram buat kita Muslim. Lu beneran ga tau atau pura-pura tidak tahu, karena konon kalau tidak tahu maka hukumnya tidak berdosa. Apa begitu alasanmu?
"Nah, bener tuh si Roro. Kalau gue sih memang boleh Mail. Nah lu kan tahu bahwa di agama lu tidak boleh, kenapa masih lu konsumsi?"
"Ya salaaaam, Acong. Gue kan bilang, gue belom gajian. Masa mentang-mentang lu bayar makanan gue dan gue abisin 2/3 makanan lu lantas gue ga boleh lagi makan di Tanggo. Pelit lu Cong jadi temen.Nih ya Ro, dia makan sedikit banget, pikir gue mubazir tuh makanan, mending gue abisin daripada sia-sia itu daging panggang dan nasi gorengnya. Gila lu ya Cong"
Hmmm, Mail salah tangkap.
"Gini lo Mail. Gue mau tanya aja sih, sebenarnya dalil yang mana yang menurut lo bahwa makan daging kaki sapi pendek itu boleh alias halal?. Seingatku dari kita kecil, bapa sama emak udah ngasih tau bahwa yang boleh makan daging kesukaan lu, cuma Acong. Kita itu tidak boleh"
Halah, ini yang tidak berotak siapa sih?
Lah, Mail malah balik bertanya.
"Gue ingat betul ya, waktu itu si Acong ga ke kantin karena hujan jadi dia ikut pelajaran Agama Pa Iman. Yang disampaikan Pa Iman banyak betul soal Haram dan Halal. Dari mulai Bir, Judi, apaan lagi tuh sampai soal daging kesukaan gue. Gue sempet lihat bahwa point-point bab ini banyak banget, lah gue ngantuk lah Ro namanya hujan ditemenin sama angin semilir masuk ke jendela kelas. Cuma kuping gue tetep on kok. Dan sampai sekarang gue hapal waktu gue agak lelap itu ketika Pa Iman membahas tentang daging kesukaan gue. So, gue yakin betul bahwa yang gue makan itu halal. Lu aja sama Acong ngebolehin kok."
Ya Allah...Mail kapan?
Buuukkkk... kali ini aku dan Acong yang tepuk pundak Mail. Bukan tepuk tapi mukul.
"Aduh..."Mail meringis.
hey Maul, sekarang gue paham ya, nih Pa Iman itu kalau menjelaskan selalu detail dan asyik maka gue selalu ingat semua yang diajarkan Pa Iman.
"Saat itu memang Pa Iman bahwa Bir, Judi sampai ke Daging Babi itu haram untuk kita. Si Acong aja denger tuh. Kalau saat bagian "Daging Babi" lu tidur artinya tidur lu lama. Karena jauh setelah itu Pa Iman sampaikan bahwa "sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Hajj ayat 34, hewan yang dapat diqurbankan adalah golongan Bahiimatul Al An'aam (hewan ternak), yakni unta, sapi, atau kambing. Dan semua hewan ini nila kita konsumsi hukumnya adalah HALAL. Nah lu bangun kan pas bagian itu?"
"Hahahahahha....eh Mail cukup sudah gue sama Roro berdosa gara-gara kelakuan polos lu ya, gara-gara lu tidur dan bangun dengan bahasan yang berbeda. Bisa-bisanya ya yang masuk di otak lu adalah "daging babi (...lep nyenyak...) Halal.
Maka agar kita mendapatkan pahala, silakan berkurban bagi yang mampu dan kita boleh memgkonsumsinya dengan syarat hewan yang kita kurbankan dan kita makan sehat.
Byuuuurrrr, untuk melepas kesialan gara-gara membiarkan Mail dalam ketidaktahuannya, kita guyur Mail dengan Tubruk yang masih penuh dengan ampasnya.
Setelah ini, mari kita secara khidmat mencari TH alias teman hidup. Bosan setiap hari sudah merupa Trio Kwek Kwek kemana pergi selalu bertiga dan dunia menjadi berisik.
Selamat Datang Masa Kasih
#Bandung 22022020
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.