Bertemu di Bis, Berpisah di Terminal
cerita berdasarkan kata-kata yang ada di belakang truk
Aris, pemuda asal Surabaya itu mengangkatkan kakinya dari Jakarta menuju kampung halamannya untuk sengaja merehatkan diri dari pengejaran materi dunia di daerah yang kompetitif. Jadwal bis-bis yang ia ambil dari jam tujuh pagi memakan waktu yang tak sedikit. Tak ada hiburan yang spesifik kecuali pemandangan hijau asri di Jawa Timur. Kereta di pagi ini tak terlalu ramai, mungkin bisa dikatakan hanya seramai satu kelas dalam sekolah. Namun, ujung-ujungnya, Aris harus berdesak-desakan dengan tamu yang lainnya di kereta.
Aris membawa satu buah koper kecil di genggamannya, pakaiannya rapi dan berkacamata bulat. Ia tak memiliki pasangan ataupun dijodohkan oleh ibunya, ia diperbolehkan memilih jodoh sendiri sampai ia siap secara lahir dan batin.
Ditengah-tengah "persilatan" ia dengan dunia imajinasinya, ada seorang wanita yang secara perlahan-lahan menyentuh Aris. Aris menoleh, tubuhnya ramping, berambut panjang dan berwarna hitam pekat, tingginya tak setinggi Aris, berbicara dengan elok,
"Maaf ganggu ya, mas. Saya mohon tolong ambilkan dompet saya yang terjatuh di sebelah situ," wanita itu menunjuk, "saya tidak bisa menggapainya."
Aris mencerna apa permintaan wanita yang mempunyai tampang ayu ini. Aris menunduk dan mengambil dompet yang dimaksud.
"Matursuwun, mas." kata wanita itu sambil tersenyum lebar.
Aris hanya mengangguk. Aris tahu ini hanya interaksi kecil antara orang asing dengan orang asing. Pria dan wanita. Ini hal yang baru bagi Aris. Dalam benaknya, ia ingin membuka pembicaraan dengan wanita itu. Ia tampak menarik. Mereka berdua berdiri berdua bersampingan layaknya dua sejoli. Apakah ini hanyalah kisah hopeless romantics yang ada di sinema-sinema? Aris memang bukan pria yang peka terhadap perasaan wanita. Bukan orang yang mempunyai banyak mantan, apalagi playboy.
Sudah terlalu asyik di dunia imajinasinya, tak terasa sudah terminal yang kedua. Mereka berdua berpisah terminal, wanita itu menuju portal Jawa Barat, sedangkan Aris ke Jawa Timur. Aris selalu berharap ia akan bertemu kembali di suatu tempat yang lebih indah. Kisah itu Aris ingat selalu dalam pikirannya dengan headline: "Bertemu di Bis, Berpisah di Terminal."
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.