Caffe Late
#caffee #story Love Kenangan

-
Notifikasi
Rio asyik membaca menu yang baru saja diberikan oleh barista Cafe Kedai Kopi, dan mengamati racikan yang terdiskripsi dari minuman Kopi Arabika, Kopi Lampung, Caffe Late, Ginger Hot Chocolate, Teh Tarik dan Teh Madu.
Semua telah Rio rasakan. Kali ini Rio ingin mengulang minum Caffe Late.
“Saya pesan caffe late saja mbak, satu. Yang lain menyusul, ya.” Kata Rio kepada Barista yang ada di dekat Bar.
“Baik mas, tunggu sebentar ya.” Kata Nita sang Barista café.
Rio Memandangi Nita yang berlalu dari bar menuju dapur. Gadis manis asli Semarang itu terlihat tetap manis sejak Rio mengenalnya dua tahun yang lalu.
Ia menggantikan barista yang lama, Andin yang telah lulus kuliah dan bekerja di Jakarta.
Rio kembali tenggelam dalam dunianya, membuka laptop dan membuka aplikasi Forex Metatrader dan mengamati pergerakan uang Yen yang tetap berada di kisaran 135 Yen per Dollar Amerika.
Sementara Rio Asyik mengamati pergerakan BUY dan SELL di Metatrader, tiba-tiba:
“TING!!”
Tanda notifikasi dari LinkedInnya memberitahukan ada sesuatu.
Rio segera meminimize jendela Metatrader dan membuka jendela LinkedInya. Mata Rio terbelalak betapa mengetahui bahwa ada permintaan pertemanan dari seseorang yang benama Lidya Wulansari dengan foto yang tidak asing baginya.
Saat itulah Nita sang barista datang membawa Caffe Late panas pesanan Rio sambil berkata,
“Silahkan mas Rio, ini caffe late-nya…”
“Oh, iya Lid… eh hmmm … Nita, sory salah sebut, makasih ya, Oh iya, sama pesan french fries-nya yang medium satu ya…” Rio tersenyum dengan wajah agak memerah karena salah ucap Nita jadi Lidya tadi.
“Kok Lid sih, Lid siapa mas? Hayooo lagi chating ya?” kata Nita sambil meletakkan Caffe Late dari nampan yang dibawanya di meja Rio dengan menekuk sedikit lututnya, sehingga tubuhnya berada dekat dengan laptop di depan Rio. Lalu berdiri lagi dan memeluk nampan yang dibawanya.
“Ehhh... mhhh... Nit, ini ada teman lama add LinkedIn saya, teman lama yang sudah delapan tahun tidak bertemu.” Kata Rio.
“Oh kirain chating atau lagi buka Whats App Web…. Ya sudah mas, nanti saya antar french fries-nya.” Nita membalik badannya lalu berjalan kearah dapur.
Rio memandangi Nita sambil tersenyum malu, kembali ke laptopnya lalu membuka profile Lidya Wulansari di LinkedIn, mencermati pekerjaan Lidya sekarang, pendidikan terakhirnya dan tahun lulus kuliah dari Texas, Amerika.
(Café Kedai Kopi. Sore, Tahun 2004).
Rio dan Agatya sedang mengobrol di salah satu sudut kedai, dan keadaan disitu cukup ramai dengan pelanggan cafe. Tiba-tiba muncul seorang gadis manis melintas halaman diluar kedai bersama seorang laki-laki. Karena Agatya memandangi cewek itu maka Rio ikut memandanginya.
Seorang gadis berkulit putih rambut sebahu ikal dan memakai celana jean serta baju kemeja lengan pendek berwarna putih bergaris merah kecil-kecil, dengan sepatu loafers, berjalan masuk kedalam kedai.
Agatya melambaikan tangannya dan sedikit berteriak,
“Hiii…. Wulaaan…”
Gadis yang bernama Wulan itu menengok kearah Agatya dan kemudian berlari kecil kearah Agatya dan Rio.
”Ya ampun…. Aga…”
“Apakabar sayang…” kata Wulan sambil memeluk dan mencium pipi Agatya.
“Mana oleh-olehnya dari Jerman? Kapan kita ngobrol lagi?” kata Wulan lagi.
Rio yang melihat adegan itu Cuma bisa tercenung sambil memandangi kedua gadis itu berpelukan dan berciuman pipi.
“Hehehe, dari mana Wulan? Kamu ke rumahku ya, sudah pernah kerumah kan?”
“Ini habis nyari karpet bersama adikku trus mencari Cafe karena haus, Ga. Nanti kita kontak-kontak, ini di sini penuh banget!” kata Wulan sambil mengenalkan adiknya yang berdiri di samping Wulan dan merekapun saling bersalaman baik Agatya, Wulan, Rio maupun Dimas, adik Wulan.
“Wah di sini penuh Lan, kecuali mau nunggu sejam dua jam nantikan ada yang pergi hehehe…”
“Ah… hahaha, aku pindah aja mencari Cafe yang lain….,” sambung Wulan.
Lalu mereka bersalaman lagi dan Wulan pergi bersama adiknya keluar Kedai Kopi. Sebelum bersalaman, selama bersalaman dan sesudah bersalaman, Wulan dan Rio sempat saling bertatapan mata beberapa saat.
Rio berkata kepada Agatya, “Kayaknya aku kenal deh, kalau ngga salah Wulan ada di list friendster-ku….”
Agatya tersenyum lalu membenarkan apa yang dikatakan Rio. Mereka kembali terlibat obrolan yang cukup serius.
----||---
French Fries di piring Rio hampir habis, sementara ada dua gelas yang satu kosong dan yang satu berisi Lemon Squash tinggal setengahnya. Rio terlihat sibuk mengetik sesuatu di halaman send mail google mail. Jendela metatrader masih menyala dan minimize di start bawah. Email Rio menunjukkan sebuah percakapan dengan seseorang yang telah berbalasan beberapa kali.
Rio (On Screen Email):
AKU TIDAK MENGIRA DIRIMU SUDAH PULANG KE INDONESIA SEJAK 2011, WULAN…. TERAKHIR KITA KONTAK LEWAT AKUN FLICKR. APAKABAR WULAN? MASIH INGATKAN, WAKTU KITA KE MOMENTO Cafe DI DEKAT JEMBATAN MERAH JALAN GEJAYAN?
WULAN (On Screen Email):
KABAR BAIK, MAS, IYA AKU SUDAH PULANG KE INDONESIA SEJAK 2011. AKU MASIH INGAT KOK WAKTU TERKAHIR KITA KETEMU DI MOMENTO CAFÉ.
KATANYA SEKARANG SUDAH PINDAH YA? FLICKRMU SUDAH NGGAK ADA JUGA MAS?
Wajah Rio terlihat gembira membaca balasan email dari Wulan. Kemudian terlihat jari jemari Rio kembali mengetik di keyboard laptopnya. Percakapan yang bermula dari koneksi di LinkedIn berlanjut, mereka bernostalgia dan pembicaraanpun semakin menarik.
Rio (On Screen Email, Scrool):
AKU SUDAH NGGAK PAKAI FLICKR LAGI, WULAN. SUDAH DUA TAHUN INI AKU PAKAI INSTAGRAM. KARENA INSTAGRAM TIDAK BISA DI KLIK KANAN UNTUK DI-SAVE PICTURE, HEHEHE.
MOMENTO CAFÉ SUDAH PINDAH DI DAERAH SAWITSARI, DAN TEMPATNYA LEBIH LUAS WALAU AKU SENDIRI BELUM PERNAH KESANA. BEKAS MOMENTO YANG DULU SEKARANG DIPAKAI OLEH GEREJA GKI GEJAYAN UNTUK SEKRETARIAT DAN PARKIR MOTOR.
WULAN SEKARANG KERJA DI MICROSOFT YA? JABATANMU APA LAN?
Terlihat kursor laptop Rio mengarah ke tombol SEND, dan di klik. Kemudian Rio meutup laptopnya, menghabiskan Lemon Squash yang tersisa lalu mengemasi laptop dan barangnya yang lain dan dimasukkan kedalam ranselnya.
Nita datang menghampiri Rio, begitu mengetahui Rio akan pulang, lalu berdiri didekatnya. Rio menengok ke kanan, tersenyum memandang Nita sebentar lalu mengambil bill dari tangan Nita, sambil berkata,
“Oke Nita, terimakasih banyak, selamat malam..”
Tanpa melihat kearah Rio, Nita kemudian mengambil gelas dan piring di meja tempat Rio duduk barusan,
“Oke, langsung bayar di kasir ya mas, terimakasih sudah datang kesini,” Jawab Nita lembut..
Demikianlah kisah Rio hari itu. Sebuah pertemuan virtual dengan teman lamanya, Wulan, yang pernah mengisi hatinya beberapa tahun yang lalu.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.