Belajar terbuka dengan pikiran dan perasaan yang ditutupi

Untuk menghindari terjadinya konflik yang berkepanjangan, banyak yang akhirnya memilih untuk tidak terbuka atau memendam pikiran dan perasaannya.

Belajar terbuka dengan pikiran dan perasaan yang ditutupi

 

Setiap hari kita selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, mulai dari urusan pribadi sampai masalah bisnis atau pekerjaan, dan tidak jarang terjadi konflik dari interaksi tersebut. Perbedaan karakter, latar belakang keluarga dan pendidikan, bahkan usia yang berbeda dengan lawan bicara kita bisa menjadi sebab dari konflik yang terjadi. Biasanya kalau sudah terjadi konflik dengan orang lain, akan berpengaruh pada kondisi perasaan dan pikiran kita.

Untuk menghindari terjadinya konflik yang berkepanjangan, banyak yang akhirnya memilih untuk tidak terbuka atau memendam pikiran dan perasaannya setelah terjadi konflik. Hal ini sangat berpengaruh jika konflik terjadi dengan orang – orang terdekat atau berkaitan dengan satu pekerjaan yang masih memerlukan interaksi di kemudian hari. Hal ini seperti bom waktu, menyimpan satu masalah yang mungkin akan muncul lebih besar di masa depan.

Kebiasaan untuk menutupi pikiran dan perasaan yang dirasakan , disebabkan karena tidak terlatih untuk terbuka dalam komunikasi. Banyak yang menjadi penyebabnya, misalkan saja pola pendidikan dan komunikasi di keluarga yang tidak memberikan kebebasan berpendapat pada anak- anaknya, atau pernah berhadapan dengan orang yang justru sangat berani dalam berpendapat dan akhirnya malah menyakiti lawan bicaranya. Lalu seperti apa standar atau batasan dari komunikasi terbuka ini jika orang yang berani berpendapat kadang malah menimbulkan konflik yang baru saat berkomunikasi?

Tidak ada standar baku dalam kebebasan atau keterbukaan dalam berkomunikasi, yang perlu diperhatikan adalah setiap manusia itu pasti ingin diperlakukan dengan sikap dan tutur kata yang terbaik. Bahkan ketika melakukan kesalahan, tidak ada orang yang ingin diperlakukan kasar walaupun dengan alasan ingin mengoreksi dan memperbaiki kesalahannya. Berkomunikasi dengan orang lain harus lihai dalam mengambil jalan tengah, tidak terlalu mendominasi dan tidak pula sangat pasif sampai tidak berani mengungkapkan pendapatnya.

Nah, sekarang bagaimana agar kita bisa mengungkapkan pikiran dan perasaan kita dengan cara komunikasi terbuka. Berikut beberapa tips yang bisa anda terapkan :

  1. Pahami bahwa konflik saat berkomunikasi sangat mungkin terjadi

Tentu tidak ada satupun orang yang menginginkan terjadinya konflik dengan seseorang, tapi memahami dari awal ada kemungkinan terjadinya konflik membuat kita bisa lebih berhati- hati saat berkomunikasi. Kita jadi mampu berkomunikasi secara sadar dan fokus penuh dengan lawan bicara kita. Ada kalanya pikiran dan perasaan kita tidak hadir saat sedang berbicara dengan orang lain, ini sangat berbahaya jika kita sedang membicarakan topik yang sensitif atau sangat penting untuk dibahas. Anda juga bisa buat kesepakatan di awal, bahwa anda dan lawan bicara akan menjalani komunikasi yang terbuka dalam hubungan sehari-hari. Di rumah, anda bisa buat kesepakatan dengan anggota keluarga lain untuk terbuka pada topik – topik atau hal yang berkaitan dengan kepentingan keluarga. Di lingkungan kantor, bisa membuat satu aturan bahwa ada kesepakatan  komunikasi berjalan dengan baik dan sehat antara atasan dan bawahan dan sesama rekan kerja, jadi ketika ada kesalahan yang terjadi akan lebih mudah mencari solusinya, tanpa ada pihak yang disalahkan.

  1. Ketika sudah terjadi konflik, pahami bahwa hal itu harus diselesaikan agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari

Pura- pura melupakan atau menganggap masalah tidak pernah ada, bukan solusi yang tepat dalam menghadapi konflik, bahkan untuk hal sehari – hari yang berkaitan dengan kepribadian seseorang. Bagi yang sudah berumah tangga, mungkin akan menemukan kebiasaan pasangan yang jauh berbeda dengan diri sendiri, yang tidak jarang menyebabkan masalah dalam rumah tangga, mendiamkan pasangan dan mengharapkan suatu saat pasangan akan bisa memahami kita bukan jalan terbaik menyelesaikan masalah yang ada.  Di lingkungan tempat bekerja juga sering terjadi konflik di dalam tim yang saling bekerja sama, membiarkan masalah tidak diselesaikan hanya akan membuat suasana bekerja menjadi tidak nyaman, yang akan berdampak pada produktifitas kerja tim.

  1. Mengungkapkan rasa tidak suka , tidak harus dengan emosi negatif

Banyak orang yang mengira ketika tidak suka dengan satu sikap atau perkataan seseorang, menyampaikan dengan nada yang tinggi akan membuat lawan bicara sadar akan kesalahannya. Termasuk saat ingin mengoreksi kesalahan pasangan atau saat di tempat kerja bawahan melakukan satu kesalahan, marah selalu diyakini cara yang efektif untuk mengingatkan kesalahan tersebut, padahal cara tersebut tidak selalu efektif, karena ketika marah biasanya emosi yang dikeluarkan negatif dan membuat kita tidak bisa berpikir dengan jernih dan logis. Kita akan kesulitan   untuk bersikap adil pada orang lain dan hal ini juga bisa menyebabkan masalah lain.

  1. Bangun suasana kondusif sebelum memulai komunikasi

Agar kita menahan emosi negatif saat terjadi konflik dengan seseorang, ciptakan suasana yang nyaman sebelum mengajak lawan bicara untuk bicara. Anda mungkin pernah melihat sebuah iklan teh di televisi, saat istri menyiapkan secangkir teh hangat untuk mulai berkomunikasi dengan suaminya, hal ini bisa anda contoh untuk menyelesaikan konflik rumah tangga yang terjadi. Bangun suasana yang menyenangkan agar lawan bicara tidak tegang dan tidak tersulut emosinya. Ketika di kantor, daripada mengoreksi kesalahan bawahan di ruang tertutup, anda bisa pilih taman atau restoran dekat kantor untuk mengajaknya berbicara. Hal ini juga menunjukkan niat baik anda untuk menyelesaikan masalah dengan cara baik.

  1. Gunakan media perantara seperti telfon, sms, atau perangkat media lain

Mungkin rasa kecewa akibat konflik yang terjadi membuat anda malas atau takut untuk bertatap muka dengan seseorang, tapi anda cukup paham bahwa masalah tersebut harus segera mendapatkan jalan keluar. Anda bisa menggunakan telfon, sms, atau media lain seperti whatsapp untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan anda, karena dengan menggunakan media perantara anda bisa mengontrol emosi tanpa diketahui langsung oleh lawan bicara anda. Ketika menggunakan media seperti sms, whatssapp bahkan email, anda bisa mengatur kalimat yang ingin anda sampaikan kepada lawan bicara, anda juga bisa memahami perasaan anda sendiri saat mencoba menuliskan isi pikiran atau perasaan yang anda harapkan bisa dipahami juga oleh orang lain.

Untuk melatih anda berani mengungkapkan isi pikiran dan perasaan anda, anda juga coba latih diri untuk sering berkomunikasi dengan diri sendiri. Latihan ini bisa membuat anda lebih paham perasaan yang anda rasakan dan belajar jujur dengan diri sendiri, anda pun akan terbiasa untuk berpikiran positif pada setiap kejadian yang anda alami. Hal ini sangat diperlukan untuk membiasakan anda berpikir positif  kepada orang lain saat terjadi konflik. Anda bisa melatih dengan pikiran bahwa orang lain tidak mempunyai niat buruk atau menyakiti anda, tetapi mereka juga sama- sama ingin memperbaiki komunikasi yang berujung pada konflik. Ketika dihadapkan pada konflik, beranilah untuk langsung menyelesaikan dengan orang yang bersangkutan, jangan pernah melibatkan orang lain atau pihak ketiga kecuali memang sangat anda butuhkan. Mengajak orang lain terlibat bisa membuat anda terlibat pada obrolan yang tidak bermanfaat seperti bergunjing atau membicarakan orang lain tanpa sepengetahuannya. Sikap ini sia- sia dan tidak jarang justru membuat masalah tidak terselesaikan dengan baik. Berani untuk menyelesaikan masalah tanpa melibatkan orang lain adalah bentuk keberanian anda menyelesaikan konflik dengan kemampuan terbaik anda. Selalu ingat bahwa berkomunikasi dengan cara yang baik adalah kemampuan yang Tuhan berikan pada setiap manusia, berdoálah agar dilapangan pikiran dan perasaan anda agar mampu mengkomunikasikannya dengan tutur kata terbaik kepada orang lain.  

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.