Bahasa dalam komunikasi: Menumbuhkan kata menyatukan jiwa
semua masalah dapat diselesaikan dengan komunikasi

Komunikasi adalah landasan utama yang mencakup mengenai bahasa,pemahaman dan perkembangan dari umat manusia dalam bersosialisasi. Manusia lahir karena adanya pemikiran yang melandaskan manusia untuk selalu bergerak dan berkembang. Hal inipula yang melahirkan bahasa dan komunikasi sebagai landasan yang mencakup perkembangan umat manusia itu sendiri. Dalam sebuah ucapan,setiap manusia akan terlibat interaksi,interaksi menghasilkan komunikasi untuk kehidupan penutur dalam setiap kalimat yang diucapkan. Seringkali kita menyimpulkan beberapa hal dari hal yang kita pandang. Membuka prespektif dalam pemikiran kita menumbuhkan sebuah pemahaman dan sudut pandang yang dapat kita rekam dan evaluasi kembali menjadi pembelajaran yang memberikan penafsiran lebih dalam akan memandang sesuatu hal.
Intrepretasi atau penafsiran kata ini yang membangun makna dan arti dalam setiap ucapan . definisi hati sering terlontar dalam kata-kata ,di sisi lain kekuatan kata dalam bahasa memberikan kita sebuah landasan untuk memperbaiki dan mengembangkan diri dalam berbagai,memberikan penafsiran dari hal yang kita simak dalam sebuah percakapan yang terlampirkan dalam kata yang terkandung akan makna dan pembelajaran.
Semua cakupan makna yang mengandung pembelajaran tadi tidak lepas dari teknik berbahasa yang dianut dalam komunikasi atau mahirnya seseorang dalam berbahasa dan berkomunikasi ,seseorang yang mahir dalam berbahasa yang baik harus bisa memberikan kekuatan dari ucapan nya,harus memiliki makna dan pertanggung jawaban dari pembicaraan-nya dengan kata yang diucapkan-nya memberikan gambaran kepada orang lain atau bahkan diri kita untuk mengintrospeksi dirinya kepada hal yang benar tanpa dibuat-buat agar menjadi lebih baik dalam berucap dan beragumen sesuai kaidah yang penutur bagikan.
Sadar tidak sadar bahasa dalam komunikasi Mengubah sudut pandang, ini memberikan kita pandangan yang harus ditelusuri,memberikan pandangan kita akan dunia dan mengetahui kepekaan akan situasi saat melakukan komunikasi dan percakapan. Memberikan pandangan yang artinya melahirkan prespektif yang memberikan kita penilaian dengan apa yang kita ucapkan. Pemikiran prespektif pada sudut pandang pula melahirkan kedalaman kita akan melihat dunia yang akan menjadi kedalaman dalam kebiasaan berbahasa kita. Dengan itu kita dapat terhindar dari miscommunication dikarenakan kurangnya kepekaan kita dalam memahami sudut lawan bicara.
Bahasa dalam komunikasi menimbulkan keindahaan dan kreativitas. Kreativitas dalam berkomunikasi diperlukan agar dapat dengan mudah menyampaikan kata-kata dengan maksud dan tujuan ketulusan dan keselarasan dalam ucapan. Kreativitas memberikan kita gambaran akan isi dalam ucapan yang seharusnya baru agar berkembang dan mudah dipahami. Ini juga menumbuhkan kesetaraan dan memahami pembawaan serta mengurangi rasa canggung dalam hubungan. Karena kita telah memahami karakter dan pembawaan dari improvisasi kata saat melakukan komunikasi dan kemudian menafsirkan kata dengan mudah sesuai waktu dan usia pembicara. Ini akan memberi sedikit gambaran mengenai hal itu.
Kreativitas juga membentuk gaya bicara yang menunjukkan adanya kedekatan dan memberitahu situasi apa yang dihadapi. Menghadapi bagaimana cara meluapkan emosi dan mengenal batasan satu sama lain dalam berkomunikasi. Gaya bicara kita pula melahirkan tanggapan dan memberikan strategi pemahaman satu saat lain . ini dibutuhkan untuk menghindari konflik berlebih karena kurangnya pemahaman satu sama lain dalam menghadapi komunikasi.
Aturan bahasa yang terakhir yang harus kita pahami adalah kita harus mempertimbangkan apa yang kita ucapkan. Ini memberikan kita pemikiran dalam-dalam sebelum menyampaikan kata dan memberikan landasan akan ucapan yang kita sampaikan kepada kenyataan nya tanpa menimbulkan rasa tersinggung dan, ucapan kita pula harus dipertanggungjawabkan. karena ucapan kita harus diikuti praktik atau pelaksanaan. Itu akan memberikan orang lain rasa kepercayaan pada kita dan menumbuhkan kiat persaudaraan. Kebebasan dalam berbahasa memiliki arti bagaimana bahasa apapun yang kita gunakan dalam menyampaikan kata dalam berkomunikasi itu memberikan kebenaran dan juga pengontrolan diri. Ini sangat diperlukan agar dapat meluapkan setiap kata dengan tulus tanpa menghardik dan merendahkan/mencela satu sama lain. Di hadapan lawan bicara pun,kita harus berbicara sesuai fakta dan tentu saja ini akan memberikan kejujuran dalam mengutarakan perasaan yang akan melahirkan kedekatan satu sama lain.
Jika dilihat secara garis besar ,’pengembangan diri’, ‘sudut pandang’,’kecerdasan’ ini adalah tahapan persiapan dan pematangan dalam teknik berbahasa. Kemudian teknik mendengarkan akan dibahas dalam ‘menyimak’ dan teknik mengembangkan percakapan dalam ‘pertanyaan’. Dalam gaya bicara kita juga melahirkan metode atau cara-cara berbicara lebih terperinci dan ‘kebebasan’ dalam berbahasa melahirkan sebuah penerapan dalam berbahasa dan belajar bagaimana mengembangkan kata tersebut untuk mencapai komunikasi yang lebih baik.
Dengan berbahasa kita dapat memahami orang lain, mendorong orang lain,memotivasi orang lain,memberikan sedikit gambaran akan permasalahan dan bagaimana pemecahaan dari permasalahan yang ada dan memberikan ruang solusi. Dari penerapan berbahasa melahirkan sebuah komunikasi dan image mengenai ruang kehidupan manusia,inilah cikal bakal rasa sosial yang menimbulkan sikap antarmanusia yang timbal-balik yang dibutuhkan untuk memperbaiki tantanan kehidupan dan memperbarui peradaban kehidupan yang sudah ada.
Untuk itu ,Komunikasi bukan sekedar berinteraksi. Tapi lebih dari itu,didalam komunikasi kita memberi informasi . Aturan informasi yang pertama adalah “pertanggung jawaban” diri sendiri,kita harus berani bertanggung jawab dari apa yang kita ucapkan dan yang harus kita pahami adalah kita harus mempertimbangkan apa yang kita ucapkan. Ini yang memberikan kita stimulan dalam-dalam sebelum menyampaikan kata dan memberikan landasan akan ucapan yang kita sampaikan pada hal kenyataan nya/fakta tanpa menimbulkan rasa tersinggung dan kebohongan. ucapan kita juga merupakan gambaran diri,untuk itu setiap kali kita berkata sesuatu mengenai kebenaran,itu harus diikuti oleh diri sendiri dengan praktik atau pelaksanaan nya. Komunikasi juga bukan untuk menutupi,tetapi memberikan pembukaan. Dengan ini ada istilah dengan berkomunikasi kita membuka wawasan. Jadi perlu diinget dalam memulai komunikasi,kita butuh kontrol diri, ini yang akan menjadi sedikit landasan pada kepekaan kita menghadapi situasi saat berbicara dan bisa sedikit membedakan hal yang benar dan hal yang harus dihindari. Berbahasa bukan semata-mata hanya memberikan informasi,tetapi berbahasa memberikan pemahaman tulus,menghubungkan antarmanusia dan merubah pandangan dari prespektif dari sarana yang selalu ditonjolkan. Sebenernya dalam komunkasi kita kadang terlalu fokus ke siapa yang salah padahal, yang seharusnya kita fokus ke “apa yang salah” bukan “siapa yang salah” agar dapat mudah diperbaiki. Jika kita menggunakan ucapan kita semata-mata untuk menonjolkan diri kita sendiri, sebaliknya, dengan berkomunikasi dalam bahasa kita dapat menata kembali hati kita dan memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi dalam hubungan antarmanusia,mempererat persaudaraan dan mulai belajar mengenal sesama. Dan yang terpenting, dengan peka memanusiakan manusia yang sering jauh dari sikap manusia sekarang.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.