Vento si Mewah eh Merah

Vento si Mewah eh Merah

Kenalkan, dia bernama Vento, sebuah Mazda Vantrend keluaran 1995 berwarna merah gelap, alhamdulillah lahir dengan empat roda dan dua spion, lengkap.

Vento ini dibeli sama suami saya sekitar tahun 2009, waktu dia mulai sadar kalau hidup itu mesti berada di jalan yang agak bener dikit; punya mobil, punya rumah, punya kerjaan tetap dengan gaji yang cukup buat ngajak pacarnya saat itu nikah.

Trayek Vento ini gak main-main. Dulu dia dipakai bolak-balik Jakarta-Cilegon, nganter tuannya kerja di sebuah yard di daerah Grenyang. Kalau weekend, dipakai ngapel pacar dari Rempoa ke Bintaro, kadang kalo lagi bosen lanjut ke Bandung. Di Kota Kembang itu lah Vento jadi satu-satunya saksi ketika tuannya berani-beraninya ngelamar si pacar.

Dan sejak itulah sebenarnya cerita kami dimulai.

Selain adegan ngelamar di pinggir tebing Dago Pakar suatu malam penuh bintang, Vento juga jadi saksi ribetnya nyiapin pernikahan ketika itu. Gak cuma nganterin kami keliling Jakarta buat nyiapin acara, tapi juga muterin pinggiran Ibukota hampir setiap weekend buat nyari tempat tinggal kami setelah menikah. Selain itu, di dalam kabin Vento lah terjadi segala macem perang dunia pasangan muda sebelum nikah. Biasalah, ya.

Momen terkeren Vento mungkin pas di foto ini; dia jadi mobil yang kami pajang di pintu masuk auditorium tempat kami nikahan. Sekitar seribuan tamu yang dateng gak mungkin gak liat dia mejeng cantik di pintu. Padahal waktu itu ada saudara yang nawarin Porsche Cayenne buat dipajang. Tentu aja kami nolak, kurang mahal lah kalo dibanding nilai Vento.

"Itu Porsche kan bukan hasil aku kerja ngumpulin duit," begitu kira-kira kata Pak Suami ketika itu.

Yang lebih seru lagi, setelah resepsi kami dapet jatah menginap di Hotel Kempinski. Jadilah dengan tampilan setengah lenong bekas pakai sunting, kami bawa Vento dari tempat resepsi di bilangan Kebayoran Baru ke Bundaran HI jam 12 malam, lalu dengan pedenya berhenti di lobby Kempinski dan turun, minta valet.

Saat itu rasanya cuek, karena masih gegap gempita habis resepsi nikahan plus ya udah sepi juga jam segitu. Nah pas checkout besok siangnya, di tengah keramaian orang di lobby, petugas valet hotel Kempinski datang mengantar Vento ke kami dengan muka rada kecut. Saya inget banget saat itu lagi mau ada acara pernikahan di ballroom hotel, dan di lobby lagi berjejer mobil-mobil mewah berwarna hitam membawa keluarga sang pengantin yang dandanannya nggak kalah sama pasangan artis yang baru-baru ini nikah live di TV itu. Tentu ekspresi mereka semua juga langsung beda ketika Vento mendekat dengan deru knalpotnya.  Waw, inikah ujian pertamaku sebagai istri dari seorang "man of integrity"?

Setelah nikah, babak baru bersama Vento dimulai. Kami harus pindah ke Balikpapan, dan Vento kami kirim pakai kapal. Kapan-kapan lanjut cerita kehidupan pengantin baru bersama Vento, ya. Di babak baru ini, tuannya udah gak kerja di lapangan lagi, tapi kok gantian si Vento yang dua minggu on, dua minggu off buat ke bengkel? 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.