TRANSESSION

TRANSESSION
Acara kemarin itu bisa dibilang bikin iri. Dua penulis pertama yang bedah buku adalah Chelsea (16) dan Fairuz (22).
Waktu saya SMA (bahkan Chelsea nulis bukunya waktu 3 SMP) boro-boro nulis untuk dikomersilkan (dijual), dia sudah melakukannya. Dan Fai (panggilan Fairuz), memiliki kebutuhan khusus. Untuk penyandang autis sudah menelurkan 5 buku itu luar biasa produktifnya.
Itulah yang bikin iri. Masih muda sudah produktif.
Chelsea merilis buku kumpulan puisi. Di dalamnya ada 50 judul dengan tema-tema seperti perundungan, orang tua, trauma, cinta, dan mental health. Waktu saya baca rasanya buku itu relate dengan kondisi remaja yang sedang mengalami roller coaster pengalaman hidup. Bagaimana mereka menangani masalahnya, bagaimana menghadapinya, dan bagaimana mereka menuangkannya dalam rangkaian kata. Apalagi membaca puisi-puisi tersebut ditemani petikan gitar dan lagu-lagu mellow, akan lebih terbawa perasaan.
Dan Fai, ternyata kemampuannya tidak hanya menulis, tapi juga menyanyi. Nadanya masuk, tidak fals, hanya mic-ing yang perlu diperbaiki. Jadi menurut Mas Anang sih yes.
Bu Lily melanjutkan bedah buku Rempah Kita Nusantara. Buku yang membuat audiens bertanya-tanya, kenapa bikin buku resep restorannya? Nanti nasib restonya gimana? Tapi jawaban bijaknya adalah, beda tangan beda hasil. Beda hasil, beda nasib. Beda nasib, beda rezeki. Jadi Bu Lily tidak takut dengan dibongkarnya resep Rempah Kita akan mengancam nasib restorannya di Senayan City lantai 5.
Buku saya pun (CBLK-2) dibedah, yang cover-nya dibilang "berani dan menarik" menurut Kang Maman Suherman. Karena judulnya pakai braille sehingga orang awam (yang bukan pembaca setia karya saya) gak bakalan tahu itu buku apa. Tapi itulah yang saya coba. Uniqueness, diferensiasi. Setiap buku harus ada keunikan dan perbedaannya. Minimal dari tampilan visual, karena soal rasa baru bisa ketahuan saat buku sudah dibaca.
Lalu buku Kang Asep tentang hypnotic copywriting menutup acara bedah buku di lobi TSM Cibubur kemarin malam. Membuat copywriting saja sudah sesuatu, ditambah added value hipnotis! Ibaratnya combo formula. Bagaimana copywriting yang menghipnotis. Nanti saya tulis terpisah setelah dibaca tuntas.
Acara yang digelar 22 Januari 2023 jam 4 sore sampai 9 malam itu juga dibumbui penampilan tiga penyanyi perempuan. Diva dengan petikan gitarnya, Fai dengan pilihan lagunya, dan Tya Subiakto dengan 2 single yang baru saja rilis di platform musik.
Memang terbilang sulit menggelar acara literasi di tengah mal, karena pengunjung datang bukan untuk melihat kita. Persis dengan standup comedian yang manggung di acara launching mobil. Audiens di round table sibuk dibombardir sales menawarkan mobilnya sedangkan mereka standup ngelawak untuk siapa.
Kalau dibandingkan dengan acara literasi di M-Bloc tentu sangat berbeda. Di sana acara memang digelar khusus literasi. Pengunjung duduk memang niatnya untuk melihat acara bedah buku. Sama seperti special shownya standup comedian.
Namun begitu, diharapkan kepada anggota The Writers lebih berpartisipasi aktif lagi terhadap acara-acara yang digelar komunitas menulis ini. Kalau tidak kita yang meramaikan, jangan harapkan pengunjung mal mau ikut duduk depan panggung menyimak acara. Justru kitanya dulu yang nimbrung di acara, meramaikan, membuat keseruan hingga akhirnya pengunjung mal pun akan tertarik pada "kerumunan" tersebut.
Sepertinya dari beberapa gelaran event The Writers, kita bisa memetik pelajaran. Bahwa literasi itu tema yang "kurang" menarik hari gini. Partisipasi dari anggota komunitas diharapkan mampu mendongkraknya sehingga jadi menarik.
Yang saya lihat, keterlibatan di event sepertinya dapat dikatakan orangnya "itu-itu lagi".
Mudah-mudahan di gelaran berikutnya, lebih banyak anggota The Writers lebih berpartisipasi. Baik sebagai pengisi acara, panitia, atau pun yang memenuhi kursi penonton.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.