The Angel in the House, Sang Pencabut Nyawa Tulisan

"Aku berbalik dan mencekam lehernya. Aku berusaha keras untuk membunuhnya. Jika aku tidak membunuhnya, dia akan membunuhku. Dia akan mencabut nyawa tulisanku....." Begitu cerita Virginia Woolf tentang sosok bidadari yang menghampirinya ketika ia sedang menulis di kediamannya. Menurut Woolf, bagian dari tugas seorang penulis perempuan adalah membunuh bidadari yang berada di rumahnya. Mengapa sosok bidadari yang suci malah digambarkan bagai tokoh antagonis yang harus dimatikan?

The Angel in the House, Sang Pencabut Nyawa Tulisan
Fallen Angel by SyettaJ

 

Sis, pernahkah merasakan keberadaan makhluk seperti bidadari ketika sedang menulis di rumah? Bidadari ini meski menawan, tetapi ia bagai malaikat pencabut nyawa. Nyawa yang ia cabut adalah nyawa tulisan kita. Pernahkah? Mengapa hanya para sisters yang ditanyakan? Begini ceritanya…

Menurut tokoh sastra, Virginia Woolf, bagian dari tugas seorang penulis perempuan adalah untuk membunuh sang “bidadari” yang berada di rumahnya.

“[D]ia itu suci,” tutur Woolf,

…. Kesuciannya adalah kecantikan utamanya — wajahnya memerah, keanggunannya luar biasa. … Pada masa itu … setiap rumah memiliki bidadarinya. Dan ketika aku mulai menulis, aku bertemu dengannya saat menorehkan kata-kata pertama. Kepakan sayapnya berbayang pada lembar halamanku...

 

Woolf mengaku bahwa ketika ia menulis, bidadari tersebut mengintai di belakangnya dan memperingatinya untuk membatasi diri.

Akhirnya, sebuah pertarungan pun terjadi.

 

... Aku berbalik dan mencekam lehernya. Aku berusaha keras untuk membunuhnya. Alasanku, seandainya aku harus dibawa ke pengadilan, aku melakukannya sebagai tindakan bela diri. Jika aku tidak membunuhnya, dia akan membunuhku. Dia akan mencabut nyawa tulisanku....

 

Woolf mengungkap pengalamannya ini dalam pidatonya yang terkenal pada 1931, dengan judul Professions for Women. Ungkapan "Bidadari di Rumah" (the Angel in the House) ia pinjam dari sebuah puisi terkenal yang ditulis oleh Coventry Patmore pada 1854 dengan judul yang sama. Puisi ini menggambarkan sifat kesucian perempuan sebagai citra ideal seorang istri pada zaman Victorian (1837-1901).

 

Ada yang belum kenal Virginia Woolf?

Virginia Woolf (25 Januari 1882–28 Maret 1941) merupakan tokoh sastra modernis abad 20 asal Inggris. Novel-novelnya, antara lain, To the Lighthouse (1927) dan Mrs Dalloway (1925) merupakan karya sastra modern tersohor. Ia pun dikenal luas karena esainya, A Room of One’s Own (1929) yang menggambarkan kendala-kendala sosial-ekonomi yang dihadapi penulis perempuan. Pada masanya, penulis perempuan belum terlalu banyak dan Woolf menjadi pionir bagi penulis-penulis perempuan abad 20.

 

Virginia Woolf

 

Woolf hidup pada era ketika perempuan Inggris sudah mulai mendapatkan beberapa hak di bidang hukum dan politik, tetapi nilai-nilai zaman Victorian–nilai-nilai yang banyak membatasi ruang gerak perempuan–masih dominan dalam kehidupan masyarakat Eropa saat itu. Oleh karena itu juga penulis perempuan Eropa pada zaman Woolf tidak dapat menulis secara bebas tentang seks, hasrat, politik, atau isu-isu lain yang dipandang masyarakat akan memengaruhi kesucian mereka. Bahkan pada masa tersebut, masih ada pandangan bahwa perempuan lebih baik tidak menulis karena menulis memerlukan pikiran dan akal sehat, kemampuan yang tidak diberikan alam kepada perempuan. Semua ini Woolf analogikan dengan wujud makhluk bidadari– simbol kesucian zaman Victorian–yang menghampirinya setiap kali ia mulai menulis.

 

Bahasa sebagai alat

Bahasa adalah faktor penting dalam keberlangsungan hidup umat manusia. Bahasa memungkinkan manusia untuk mentransfer pengetahuan dan kemudian mencapai kemajuan budaya. Bahasa memberikan manusia kemampuan menulis serta melahirkan sastra dan seni. Namun, bahasa sebagai alat untuk berekspresi kemudian menjadi alat represi.

Sepanjang sejarah manusia, sastra, seni, dan kebebasan berekspresi cenderung menjadi hak istimewa segelintir orang dan mengeksklusikan mereka yang marginal secara sosial-ekonomi ataupun politik. Tak dapat disangkal bahwa penulis yang memiliki pandangan anti-mainstream–mereka yang berasal dari ideologi politik yang dilarang oleh pihak penguasa atau mereka yang idenya menentang dan menantang norma-norma yang hidup di tengah-tengah masyarakat–mengalami pembatasan, bahkan pembungkaman.

 

 

Ada pembatasan-pembatasan yang subtil–pembatasan yang tak tampak jelas, misalnya tidak sejelas pembatasan terhadap seseorang yang menyuarakan pandangan politik yang bertentangan dengan pihak penguasa. Meski subtil, tetapi sangat efektif membatasi ruang ekspresi si penulis maupun ruang berpikir pembaca. Pembatasan subtil biasanya dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma masyarakat. Hal inilah yang dialami Woolf ketika ia mulai menulis. Pengalaman ini ia gambarkan dengan sosok bidadari suci yang bisikannya memengaruhi seorang penulis perempuan. Sepertinya Woolf berpandangan bahwa pengalaman serupa juga dirasakan oleh penulis-penulis perempuan pada masa itu di berbagai penjuru dunia.

 

Killing the Angel in the House

Apakah kita sekarang sudah sampai pada era the death of the angel? Apakah penulis perempuan masa kini, seperti yang disarankan oleh Woolf, sudah berhasill membunuh bidadari yang bersarang di rumahnya… di pikirannya? Seberapa jauh masalah ini masih relevan untuk masa sekarang? Saya kira jawabannya akan berbeda-beda tergantung pengalaman pribadi dan di masyarakat seperti apa serta di bagian dunia mana seorang perempuan hidup. Saya pribadi, sejujurnya, tidak bisa membunuh sang bidadari yang meski bagai iblis bisa saja menguasai saya. Alih-alih membunuhnya, saya telah mentransformasi “keimanannya” melalui ritual-ritual membaca buku di malam hari. Kini sang bidadari menjadi teman “seiman” saya.

Suaranya menghampiri saya saat saya menulis, bukan untuk mengendalikan kata-kata saya ataupun pikiran saya. Dia membisikkan kepada saya cerita-cerita masa lalu. Saya percaya, pengetahuan ini akan menjadikan kita lebih kuat. Sang bidadari kini menjadi kawan seperjuangan, my partner in crime, dalam sebuah perjalanan pembangkangan menuju peradaban baru. Try this at home smiley

 

Kutipan diterjemahkan bebas oleh penulis dari Excerpt from Virginia Woolf’s Professions for Women (1942) https://faculty.mercer.edu/glance_jc/English_264_Online/resources/eng264_files/Woolf_Professions.pdf [Diakses 30 Desember 2019]

Sumber lain

Dintino, Theresa C. (2019) ‘Virginia Woolf’s “Angel in the House” and what it takes to be a #NastyWoman.’ Nasty Women Writers. https://www.nastywomenwriters.com/virginia-woolfs-angel-in-the-house-and-what-it-takes-to-be-a-nastywoman/ [Diakses 30 Desember 2019]

Wikipedia (2019) https://en.wikipedia.org/wiki/The_Angel_in_the_House [Diakses 30 Desember 2019]

Sumber Gambar

Gambar utama: syettaj.deviantart.com
Gambar 1 dan 2: Pinterest

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.