TALI MERDEKA

Bermainlah dengan bebas dan riang gembira nak, kita sudah merdeka,

TALI  MERDEKA

TALI  MERDEKA

 

 

 

Indonesia adalah negara yang kaya dan unik, memiliki banyak suku, ras, bahasa dan adat budaya yang berbeda. Keragaman ini membuat penduduknya memiliki talenta yang beragam sehingga hasilnya ekslusif dan bernilai seni tinggi, seperti menciptakan karya seni seperti lukisan, tarian,  pahatan maupun lagu dan bahasa daerah. Ternyata bila kita telusuri, tidak hanya hal yang berkaitan dengan seni, tiap daerah mempunyai keunikan dalam hal permainan anak.  Keragaman dalam permainan anak-anak di daerah-daerah Indonesia, ada sepintas mirip namun ada juga yang berbeda, bisa dari segi nama ataupun tata cara permainan. 

 

Permainan anak, adalah hal yang menandai hubungan sosial dan keaktifan yang baik dikalangan anak-anak. Permainan anak melibatkan hubungan emosi, komunikasi bahkan juga melibatkan ketangkasan, kecepatan, kerja sama dan tentu saja kecerdasan seperti main tebak- tebakkan. 

 

Di daerah Bajawa, tempat saya menikmati masa kecil yang seru, ada berbagai permainan menarik yang bisa dimainkan secara perorangan ataupun berkelompok. Hampir semua permainan melibatkan banyak anak dan penonton yang istilah kerennya cheerleaders karena teriakan, tepuk tangan dan bahkan ejekan-ejekan itu yang meramaikan permainan. Resiko bermain di tempat umum adalah jadi tontonan dan hiburan juga ajang untuk ejek-ejekan tanpa keributan, karena tidak ada hadiah yang diperebutkan berbeda dengan permainan keneker/ kelereng(gundu) yang berhadiah keneker, katapel berhadiah barang yang disasar atau pertandingan bola yang biasanya berhadiah bola atau lainnya yang diperjanjikan sebelum permainan dimulai.

 

Tinggal di daerah yang agak jauh dari kota besar tidak membuat antusiasme akan permainan yang menggunakan alat pelengkap berkurang, hal ini malah mendorong kreatifitas untuk memanfaatkan peralatan seadanya tanpa mengurangi keceriaan dan keseruan permainan. Permainan kasti misalnya, sepintas permainan ini mirip baseball, namun karena keterbatasan sarana seperti pelatih dan lapangan juga alat kami tidak menggunakan bat dan bola baseball tapi menggunakan bola tennis dan stik kayu. Istilah tak ada rotan, akarpun jadi benar- benar dipraktekkan disini, bila tidak ada bola tennis kami membuat bola sendiri dari gumpalan kertas yang dipadatkan dengan bentuk dan ukuran bola tennis- terkadang dalamnya sengaja diisi batu, agar bola lebih berat dan mantap saat dilempar untuk menggebuk lawan.

 

Saat kecil, saya suka dengan berbagai permainan yang melibatkan ketangkasan dan kerjasama, selain kasti, main hadang, main sembunyi(petak umpet) uji

lari(sprint), main bola, saya juga suka main lompat tali. Ada beberapa jenis permainan lompat tali, diantaranya tali putar, tali dua dan tali merdeka. Tali merdeka adalah permainan lompat tali, yang menggunakan karet gelang yang diikat bersambung membentuk tali panjang, kira- kira 3-5meter. Permainan tali merdeka tidak selalu disebut tali merdeka, ada yang menyebutnya lompat tali, lompat karet dan maen karet. 

 

Tali merdeka dan lompat tali, adalah dua permainan yang berbeda, untuk permainan lompat tali biasanya disebut tali putar, sepintas mirip permainan skipping, bedanya adalah skipping dimainkan satu orang dengan memegang, memutar dan melompati talinya sendiri, sedangkan tali putar minimal 3 orang, 2 orang pemain memegang dan memutar tali, yang satunya melompat melewati tali berulang-ulang dengan dua kaki dalam putaran hingga gagal dan berganti pemain, keseruan permainan ini terletak pada kecepatan karena semakin lama melompat, talinya diputar semakin cepat. 

 

Bagaimana dengan tali merdeka? Nama permainannya cukup unik dan membangkitkan semangat, yaitu tali merdeka. Kira-kira apa maknanya? apakah ada hubungannya dengan kemerdekaan, kata kemerdekaan berasal dari kata dasar merdeka, yang di lengkapi dengan awalan ke- dan akhiran -an. Ada yang bisa menebak?

 

Saya pernah menanyakan itu tapi tidak ada seorangpun yang memberi jawaban memuaskan, malah bikin tambah bingung. Teman saya malah dengan santainya bilang, “ Ya, namanya memang begitu, tanya saja sama penemunya, kalau mau main ya main saja, jangan tanya”.  Akhirnya kami hanya bermain tanpa mempertanyakan maknanya, ya sudahlah. pertanyaan itu muncul lagi, saat Ombud menawarkan untuk menulis tentang permainan anak.

 

Setelah tamat SMA saya melanjutkan kuliah di Bali, ternyata permainan sejenis tali merdeka juga ada, tapi dengan nama berbeda, yaitu lompat tali, kira-kira sama atau tidak ya dengan di Bajawa. Hal ini menimbulkan rasa penasaran, apakah permainan sejenis ada di daerah lain di Indonesia? Menurut teman-teman gimana?

 

 

Saya bertanya kepada beberapa orang teman ternyata permainan sejenis ini ada, hanya agak bebeda dalam aturan dan penyebutan nama permainan ini. Permainan tali merdeka di Medan dinamakan ampera, kalau di Jember namanya pencolotan, yeye untuk daerah Bangka dan Pangkal Pinang. Daerah Jawa Barat menyebutnya Sapintrong. Surabaya dan Blitar menyebutnya loncatan, lucunya di Jakarta dan Riau ternyata sama dengan di Bajawa namanya tali merdeka. Nah ini, menimbulkan pertanyaan, siapa yang meniru siapa?

 

Permainan tali merdeka ini adalah permainan anak-anak, yang bisa dimainkan di lingkungan sekolah, rumah ataupun lapangan. Permainan ini bisa dimainkan kapan saja, seperti di pagi hari, siang atau sore hari, tetapi tidak dimainkan di malam hari karena kondisi penerangan yang kurang memadai dan suhu udara yang sangat dingin, di daerah kami. Jangankan anak-anak bermain di luar rumah saat malam hari, orangdewasa saja memilih diam di dalam rumah dan berkumpul dengan keluarga. Biasanya kumpul dan ngobrol di ruang keluarga atau lebih seru lagi di dapur, berdiang di depan tungku api sambil ngemil dan ngobrol. Anak-anak biasanya berkumpul sendiri dan mencari kesibukan yang bisa dilakukan di dalam rumah seperti bermain kartu, catur, dam, monopoly, ular tangga atau congklak dan tebak- tebakan atau permainan sejenis yang bisa dimainkan minimal 2 orang.

 

Bermain tali merdeka di pagi hari, berarti hari libur sekolah, biasanya dimainkan di lapangan berumput atau tanah, namun jarang dilakukan di jalan raya, bukan karena takut kendaraan lewat karena disana termasuk sepi dan kendaraan yang lewat bisa dihitung jari, tetapi saking kerasnya aspal kami takut kalau jatuh pasti akan sakit sekali dan bisa lecet-lecet atau minimal lebam. Bermain di sekolah  biasanya saat istirahat atau pulang sekolah, jadi bisa bermain di halaman sekolah yang luas. Pada sore hari biasanya dilakukan di lingkungan sekitar rumah atau tanah lapang, saat senggang setelah jam sekolah dan sebelum mandi sore. Setelah mandi sore, permainan yang dilakukan biasanya lebih aman, seperti main sembunyi atau permainan sejenis kartu dan tebak-tebakan jadi tidak akan kotor dan harus mandi lagi, membayangkan air yang dinginnya aduhai itu jadi malas mandi hehehe.

 

Tidak ada yang mengetahui secara pasti, sejak kapan permainan ini dikenal dan mulai dimainkan di daerah saya. Karet gelang sendiri  tidak di produksi di daerah saya, jangankan pabrik, pohon karet saja tidak ada. Sampai sekarang saya belum pernah melihat pohon karet secara langsung. Hal yang menyebabkan permainan ini cepat meluas, adalah karena bahan pokok alat permainan ini, mudah ditemukan di rumah sebagai alat pengikat pada bungkusan nasi, sebelum fungsinya digantikan staples, pada plastik bungkus gula atau kopi, dan yang paling menyenangkan adalah pada es lilin dan tentu saja murah meriah, dengan modal 25 rupiah saja sudah dapat satu ikat besar(kurang lebih isinya 50). Menemukan karet utuh pada es lilin seperti mendapatkan keuntungan berlipat ganda,  es lilin nya dimakan, plastiknya dibuang dan karetnya dipakai di tangan, sebagai modal untuk main bersama teman-teman.

 

Karet gelang adalah pengikat berbentuk satuan yang melingkar tak terputus, umumnya berwarna kekuningan, hijau dan merah ada juga yang berwarna putih butek, namun kualitasnya tidak sebagus yang berwarna, karena gampang putus kalau ditarik.

 

Mengapa dinamakan karet gelang? kemungkinan besar karena bentuknya melingkar tak terputus dan biasanya dipakai di tangan, seperti gelang, terutama oleh anak-anak perempuan, karena warnanya yang bergam dan kalau dipakai agak banyak kelihatan seperti gelang India, biasanya dipakai sampai setengah lengan, untuk menunjukkan kalau karetnya banyak, sekalian pamer setelah menang permainan lempar karet, main tembak ataupun main banting.

 

Kegunaan karet gelang sangat beragam, sifatnya yang elastis  sangat disukai anak- anak, selain sebagai pengganti ascesories yaitu gelang dan pengikat rambut-terutama yang berambut panjang, untuk yang berambut cepak seperti saya cukup puas memakainya di tangan saja, karet bisa digunakan sebagai penguat benda  seperti pengikat bola kertas mainan, bahkan pelontar pada katapel. bisa difungsikan sebagai pengikat darurat pada rok atau celana yang lepas kancingnya bahkan bisa bikin kantong doraemon, misalnya punya duit tapi baju nya tidak mempunyai kantong, uangnya dibungkus baju kemudian diikat pake karet, uang aman dan bermain tidak terhalang rasa takut kehilangan uang tersebut. Multi fungsi.

 

Entah siapa yang menemukan ide dan menggunakannya sebagai penghapus darurat. Karet sebagai penghapus difungsikan dengan cara mengikat karet gelang pada ujung atas pensil dan digunakan untuk menghapus tulisan pensil yang salah, saya pun pernah melakukan hal itu, terasa keren dijaman itu walaupun hasilnya tidak sebersih penghapus dan kadang bisa menyebabkan kertasnya sobek karena terburu-buru atau terlalu keras menggosok tulisan.

 

 

Sejarah masuknya tanaman karet di Indonesia diketahui pada masa penjajahan Belanda, sekitar tahun 1864, tanaman asli Brazil yang dikenal dengan nama Hevea Brasiliensis ini ditanam sebagai tanaman hias di Kebun Raya Bogor, kemudian uji coba pengembangannya di lakukan di area Indonesia bagian barat, yakni sebagian  Pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatera, yang memiliki iklim tropis dan basah dengan curah hujan yang merata. Tanaman karet dilirik karena mempunyai ekonomis yang dapat mengatasi ketidakstabilan harga pada hasil bumi lain seperti kopi, kopra dan lain-lain.

 

 

Pohon karet menghasilkan getah, yang dapat mulai dipanen, dengan cara melukai kulit pohon dan menampung getahnya yang berwarna putih susu-pada saat pohon berumur 5 tahun. Pohon karet dapat berproduksi dengan baik hingga mencapai usia maksimal 20 tahun. Hasil olahan getah karet disebut lateks, yang dikumpulkan kemudian diproses menjadi bahan mentah yang berbentuk padat, yang selanjutnya diolah lagi dan dipergunakan di berbagai industri seperti pembuatan ban, konstruksi, produk rumah tangga, bahan kemasan, peralatan kesehatan bahkan mainan

 

Pada industri pembuatan ban/roda kendaraan inilah sejarah karet gelang bermula. penemuan karet gelang adalah sesuatu yang tidak disengaja, oleh William Spencer di Ohio, Amerika Serikat pada tahun 1923, yang memanfaatkan sisa potongan roda/ ban dengan memotongnya menjadi tali melingkar untuk merapikan tumpukan kertas/dokumen, sifat karet gelang yang elastis ini sangat disukai karena sangat membantu dan mudah digunakan. Lama-kelamaan penggunaan karet gelang meluas, oleh karena banyaknya permintaan, akhirnya diproduksi secara terpisah dan bukan dari sisa potongan roda/ban, agar lebih menarik dibuat berwarna-warni.

 

 

Permainan tali merdeka adalah jenis permainan yang bisa dimainkan di perkotaan maupun pedesaan, secara perorangan atau berkelompok, di kalangan anak-anak laki- laki maupun perempuan, walaupun cenderung lebih banyak anak perempuan yang memainkannya. Usia pemain atau anggota kelompok biasanya berumur rata-rata 6-12 tahun,

 

Permainan ini merupakan pilihan menarik, dengan minimal 3 pemain, untuk perorangan atau minimal 4 orang untuk permainan berkelompok. Pasti ada yang bertanya-tanya, mengapa begitu? mengapa bukan 3 orang dan kelipatannya? Yang seangkatan pasti tahu nih jawabannnya.

 

Benar banget, perorangan minimal 3 orang, karena dalam permainan ini, diperlukan 2 pemain orang untuk memegang kedua ujung karetnya dan memberi aba- aba pada seorang pemain lainnya yang mendapat giliran menunjukkan kebolehannya, sedangkan untuk berkelompok minimal 4 orang yang akan dibagi menjadi 2 kelompok, masing- masing 2 orang, yang peting adalah jumlahnya genap. Bukan berarti tidak bisa dimainkan jika hanya ada 2 orang, solusinya adalah salah satu ujung karet diikatkan di tiang atau pohon dan disesuaikan tingginya. Bagaimana kalau hanya ada 1 orang? tetap bisa bermain dengan diikatkan di 2 tiang/ pohon, tapi tidak seru dan namanya latihan bukan permainan hehehe.

 

Bagaimana jika jumlah pemain ganjil dan diatas 3 orang? solusinya ada 2, yang pertama, pemain yang tidak dipilih menunggu giliran ganti atau ada pemain lain yang bergabung. Pilihan lainnya adalah pemain yang berusia terkecil bisa menjadi anak bawang. Anak bawang sangat istimewa dan netral, boleh ikut bermain di mana saja, tidak akan menyebabkan kekalahan tapi bisa membawa kemenangan.

 

 

Permainan ini sangat praktis dan alat yang dibutuhkan sederhana serta mudah ditemukan, yaitu karet gelang secukupnya, dengan perkiraan 1 karet gelang sepanjang 4-5 cm, berarti dibutuhkan minimal sekitar 60-100 buah karet gelang untuk dirangkai menjadi seutas tali yang akan menjadi palang batas lompatan 

 

Persiapan permulaan bermainnya hampir sama seperti permainan lainnya, yaitu menentukan permainannya perseorangan ataupun kelompok, setelah itu menentukan pemain atau anggota kelompok, terakhir adalah memilih pemain mana yang mendapat giliran pertama. Untuk pemain pertama, maka akan dilakukan suit atau taruhan antar pemain atau kelompok.  Cara menentukannya mudah, wakil pemain/ kelompok suit jari biasa, hompimpa ataupun melempar koin/ wayang, yang menang yang memulai permainan

 

Aturan main yang dipakai biasanya umum, pemain yang memulai duluan bisa memulai dan melanjutkan sampai menang atau bila gagal bergantian dengan pemain/ kelompok lain sampai selesai, hingga bisa diketahui pemenangnya, yang pasti tidak boleh curang. Curang pada pemain seperti memegang tali saat melompat atau saat gagal tidak mengakui dan minta diulang. Curang pada pemegang tali seperti menggoyangkan tali, mengangkat tali ke tempat lebih tinggi dari yang seharusnya atau  jinjit saat memegang tali. Bila ketahuan curang biasanya diperingati dan diulang atau yang paling berat tidak diajak bermain lagi.

 

Cara memainkan tali merdeka tali merdeka sangat mudah dan menyenangkan. Caranya adalah, tali yang sudah diikat, akan dipegang dengan satu tangan di sisi tubuh yang sama oleh dua orang pemain, biasanya untuk pemegang dipilih yang paling tinggi dalam kelompok untuk menyulitkan pemain lawan menang. Kedua pemain yang memegang tali, berdiri berhadapan dan mulai memindahkan tali sesuai urutan dari yang paling rendah ke yang paling tinggi dan pemain yang mendapat giliran harus melompatinya, jika berhasil lolos maka dilanjutkan ke urutan tinggi selanjutnya.

 

Cara melompat juga sangat mudah, pemain berdiri menghadap tali sekitar 1 meter dari tali yang direntangkan, mengambil ancang- ancang memutar tubuhnya dan melompat dengan satu kaki diikuti kaki satunya, kemudian mendarat sesuai urutan kaki yang melompat dan menghadap tali. Pada umumnya  pemain melompat dengan kaki kanan duluan, terkecuali pemain kidal mereka melompat dengan kaki kiri terlebih dahulu, ayo apakah ada yang tahu apa artinya kidal? yup betul, kiri dari lahir, kalau yang kanan  berarti kadal ya, hehehe.

 

Urutan lompatan adalah dari paling bawah, rata dengan tanah, kemudian pindah ke pergelangan kaki, selanjutnya naik ke lutut, untuk 3 tingkatan paling bawah ini, pemain harus melompat tanpa menyentuh atau menggoyangkan tali, jika tidak dihitung gagal dan berganti pemain untuk perorangan dan ganti pemain berikutnya untuk permainan kelompok, jika masih gagal maka harus berganti pemain/ kelompok. Permainan yang terhenti di tengah, akan dilanjutkan di tempat terakhir gagal, jadi tidak perlu mengulang dari awal.

 

Setelah itu di pinggang, permainan mulai terasa sulit karena lompatan harus lebih tinggi dan tentu saja ancang-ancang harus diambil lebih jauh, namun peraturan lebih mudah, boleh menyentuh tali dan kedua kaki bisa melewati tali. Biasanya semakin seru permainan karena pemain mulai kelihatan payah karena tingginya tali apalagi mulai naik sedikit di tengah dada, pindah ke pundak, setelah pundak lanjut  ke dagu. Tanda ganti pemain biasanya terlihat kalau ancang-ancang yang jauh itu terlihat ragu sesaat sebelum melompat, biasanya gagal loncat karena gak mencapai kuping atau kakinya ketinggalan dan menyangkut di tali. Hal seperti inilah yang disukai pihak pemain lawan dan penontor merangkap cheerleaders, membuat permainan semakin seru karena cheerleaders dadakan ramai dan mulai mengejek.

 

 

Biasanya pemain yang berpengalaman hanya nyengir dan ikut berteriak, tapi pemain yang baru dan tidak sabaran biasanya mulai panas alias emosi, apalagi keinginan untuk memenangkan permainan sudah mendesak, lompatan  di kepala, tinggal melanjutkan ke jengkal. Jengkal dihitung dengan cara membuka jari selebar-lebarnya dan menaruh ibu jari di puncak kepala dan melilitkan tali di kelingking. Ada dua tingkat jengkal. yaitu satu jengkal diatas kepala, kemudian dua jengkal diatas kepala yang dilakukan dengan cara menaruh jengkal yang ada talinya diatas jengkal pertama yang ditaruh diatas puncak kepala.

 

Untuk di Bali, permainan lompat tali hampir sama aturan dan cara bermain, namun cara mengikat talinya berbeda, caranya dirangkai seperti rantai. permainan  lebih singkat karena melewati tahap yang lebih pendek, yaitu mata kaki, lutut, perut, dada, telinga, kepala dan tangan lurus atau merdeka.

 

Pamungkasnya tentu saja yang paling seru dan yang paling tinggi adalah merdeka, caranya dengan  mengikat tali pada ujung jari telunjuk dan mengacungkannya setinggi mungkin tanpa menjinjitkan kakinya, biasanya ada saja yang curang dan menjinjitkan kakinya atau bahkan agak melompat saat pemain mulai melompat.

Kemenangan pemain dalam permainan ini ditandai keberhasilan lompatan  tertinggi dan pekikan merdeka, merdeka, merdekaaa dari pemain dan cheerleaders.

 

Ada keistimewaan dalam permainan ini, pemain boleh show off dengan memamerkan kelebihannya, lompatan bisa diganti dengan baling-baling/cartwheels. pemain akan melewati tali dengan cara melakukan gerakan menyamping, tangan dibuka lebar dan bertumpu di tanah, kakinya dibuka lebar dan kemudian berdiri di sisi sebelah tali. Hal inilah yang paling ditunggu, karena tidak semua pemain bisa, mereka akan berteriak menyemangati dan bahkan bertepuk tangan sambil melompat-lompat bila berhasil.

 

Entah dari mana asal permainan tali merdeka yang menyenangkan ini, tapi diduga berasal dari  Tiongkok, pada tahun 1600an, permainan ini biasanya dimainkan pada saat Festival Tahun Baru Imlek, permainan ini menyebar hingga ke Nusantara karena pengaruh Belanda(Eropa) pada saat penjajahan, pada mulanya permainan ini merupakan sejenis jumping rope skipping, namun berkembang menjadi permainan lompat tali yang beragam, salah satunya adalah tali merdeka.

 

Penyebutan nama tali merdeka, bila dihubungkan secara filosofis dengan kemerdekaan Indonesia, adalah menggambarkan betapa sabar, gigih dan kompaknya bangsa Indonesia, berjuang dari bawah tanah secara bergerilya, melewati berbagai tahap dengan penuh kesabaran, menyusun strategi dan mengerahkan segala kemampuan terbaiknya untuk  mencapai kemerdekaan. Posisi tangan teracung lurus keatas dipercaya menggambarkan posisi tangan para pejuang saat meneriakkan yel-yel dengan penuh semangat,  menang melawah penjajah, bebas dan merdeka.

 

Saya berusaha untuk selalu mengenalkan dan mengajarkan permainan masa kecil saya pada anak-anak sambil menceritakan keseruannya saat kami mempraktekkan permainan itu, dengan harapan akan berguna bagi kehidupan sosial mereka, dapat bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik, melatih ketangkasan, kecepatan, ketepatan dan belajar strategi serta menyehatkan badan karena secara tidak langsung mereka melakukan olah gerak seperti berjalan, melompat,  berlari,  semoga bisa menambah kepercayaan diri akan kemampuan mereka dan bisa belajar menerima kekalahan dan tetap rendah hari saat menang, bisa menyemangati teman dan tentu saja mereka akan lebih riang gembira dan bahagia. Merdekaaa!

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.