SAMPAH! @#!x:&

SAMPAH! @#!x:&
Bersih-Bersih

SAMPAH! @#!x:&

 

“Duhh..kenapa ya ?!”

Pagi hari ini, ga tau kenapa kepala gw agak berat dan berasa kurang fresh, mana harus berangkat karena keperluan mendesak, yang jaraknya lumayan jauh sekitar 1 jam perjalanan, jadi ya gw paksain aja deh dari pada telat.

Dalam hati gw “yang penting berdoa dulu biar selamat sampai tujuan.”

“Tuhan mohon perlindungan-Mu..Amin”

Seperti biasa gw mulai penelusuran ke dalam diri gw, mencari apa penyebab dari beratnya kepala dan hati gw pagi ini.

Gw mulai mikir, “apa yang salah dalam diri gw ya?”

Selidik punya selidik, gw mulai menemukan bahwa kondisi ini disebabkan karena bacaan dari berita dan komen-komen netizen yang gw baca semalem.

Semalam sebelum tidur, gw ga sengaja liat tajuk berita di Twitter yang isinya mengenai stafsus kepresidenan yang dinilai ga becus kerja dan hanya menghambur-hamburkan kas negara.

Presiden juga dinilai pencitraaan dengan memasukan mereka ini sebagai etalase milenialnya.

Iseng-iseng gw juga liat komen para netizen di bawah, mereka beramai-ramai menghujat dengan kalimat-kalimat yang menurut gw ga pantas diucapkan, sangat-sangat negatif.

“Ohhh...pantesss!”

Ternyata emosi-emosi negatif ini merasuk ke bawah sadar gw, apalagi saat itu malam menjelang tidur, jadi pastinya critical area gw agak kendur, sehingga masuklah emosi-emosi negatif itu kedalam bawah sadar gw.

Kondisi diperparah lagi saat pagi ini gw buka berita via Twitter, munculah lagi tajuk berita yang sejenis yang judulnya meminta pembubaran Stafsus ini.

“Ya ampun.. kok muncul lagi sih berita kaya gini !”

Ga pake lama langsung gw close tanpa pikir panjang.

Tiba-tiba gw langsung inget sama buku yang saat ini lagi gw baca mengenai “Filosofi Teras”, karya bro Henry Manampiring yang isinya mengenai “Stoa” yaitu bagaimana kita menjalani hidup sebaik-baiknya sebagai manusia dengan menggunakan akal, norma dan rasio.

Di buku ini ada survey yang menarik mengenai musuh terbesar dari manusia, “Kekhawatiran”.

Ternyata sebagian besar manusia hidupnya diisi dengan kekhawatiran, tentang masa depan dan masa lalu, mengenai hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan.

Apalagi di masa pandemi COVID-19 ini, semakin liarlah rasa kekhawatiran yang muncul.

Ironisnya kekhawatiran yang ada di dalam diri kita isinya sebenernya ya itu-itu aja, kita sering kali berkutat dengan hal yang sama berulang-ulang sampai akhirnya kita pusing sendiri, atau biasa disebut juga dengan “Over Thinking”.

Kondisi mental seperti ini harus segera diobati sebelum semakin parah sampai mengganggu kesehatan kita (psikosomatis).

Di buku itu ditulis, caranya simple yaitu “CATAT”.

“Hahh..catat?! segampang itu?”

Iya, hanya segampang itu..yang perlu kita lakukan adalah mencatat semua yang jadi kekhawatiran kita, tuangkan semuanya dalam tulisan.

Kalau gw biasanya tulis di Notes Smartphone karena lebih gampang dibanding perlu ambil kertas dan pulpen..hehe.

Gw sengaja bikin folder khusus “My Thinking List” di situ gw tulis apapun yang sedang gw pikirin saat ini, tujuannya adalah supaya jika pikiran-pikiran itu muncul, gw tinggal baca ulang tulisan gw.

“Yang ini kan udah pernah kita pikirin ya..ngapain kita pikirin lagi, ga ada yang bisa kita lakukan juga”

“Yukk ahh.. move on, kita jalani hari-hari ini lebih sehat dan lebih bersemangat“

Di dalam buku itu juga ditulis bahwa, emosi-emosi negatif jaman sekarang sebagian besar datangnya dari Sosmed dan WA Group, yang tanpa kita sadari masuk ke dalam bawah sadar kita.

Secara sadar atau tidak, kita pasti pernah mengalami,

“Selesai dari baca tulisan di Sosmed /WAG kok berasa capek ya padahal kan gw cuma baca doang, ga ikutan komen ?”

Sama seperti kasus gw pagi ini, sehabis baca berita ditambah baca komen-komen netizen yang isinya hanya hal negatif, berasa ga enak bangettt..

Sebagai manusia yang punya akal, norma dan rasio, kita punya pilihan untuk memilih bacaan apa yang mau kita masukan ke dalam otak dan hati kita.

Dan sudah gw putuskan per hari ini gw hanya pilih bacaan yang bermuatan positif, segala “sampah” pikiran yang ada di Sosmed & WAG negatif langsung “flushed away” aja.

Seperti di salah satu bab buku “cici” gw Christabell Rusi, Puzzle of Mindfullness, yang isinya mengenai bagaimana kita melakukan perjalanan pribadi menuju kesadaran diri.

Dengan gamblangnya dia bilang, “Taik itu harus di-flush, masa mau nempel terus di toilet ?!”

Wwkwkwkwk... ini bab favorit gw, setiap gw baca pasti sampe ngakak-ngakak..hahaha!

Thank you Bro Henry & Ci Rusi, Gbu all J

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.