Renunganku tentang Mama
Memperingati hari ibu, maka ingatan tentang ibu kita akan kembali. Ada kenangan manis, ada juga yang pahit. Puisi ini adalah kenangan saya tentang ibu dan saya.

Renunganku tentang mama
Tatkala ada yang mengucapkan kalimat indah mengenai ibu
Aku pun merenung mengenaimu
Kalimat indah apa yang bisa aku rangkai tentangmu?
Sedalam apa ingatan aku harus gali untuk mencari kenangan indah denganmu?
Karena yang tertanam adalah kalimat pedas yang sering kau lontarkan
Yang teringat betapa sering kau membiarkan aku berjuang sendiri mencari jati diri
Tak ada hari yang terlewat tanpa perang dengan mu
Tak ada baju yang tak basah karena urai air mata kekesalan
Tapi kata-katamu adalah perintah bak titah raja
Tak boleh ditentang, tak boleh dilanggar
Berulang kali aku ingin lari dari kekanganmu
Bahkan sekali dua aku menghunuskan pisau ke dada
Tapi sajadah tergerai mengingatkanku pada niatan Illahi
Niat pun urung dengan berbekal doa yang tak henti
Lalu kau perlahan beranjak tua, rapuh dan tak berdaya
Kekuatanmu sirna dan takluk pada hitungan ajal menjemput
Dengan enggan kau julurkan tangan meraih tanganku
Aku pun tak kuasa menampik pintamu
Murkamu berganti tangis kesakitan
Sindirmu berganti rintihan
Bahkan doamu meminta nyawa diputus
Namun katamu di ujung nafas,
Lihatlah kau sekarang bertabur bintang keemasan
Kerikil tajam dan duri kau lewati gagah berani
Kau kuat dan tegar bak prajurit Rasul
Tak sia-sia tangis kupendam agar kau berjalan di jalur yang benar
Sekarang bantulah aku untuk tidak jadi beban
Doakan agar malaikat cepat menjemput
Maka kalimat indah yang bisa kurangkai untukmu, mama
Adalah Al-fatihah di tiap akhir shalatku
Jakarta, 22 Desember 2020
(Mother’s Day)
Vee Cemal
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.