Pagar Tembok Rumah Pak RT

Kala kucing garong jatuh cinta…

Pagar Tembok Rumah Pak RT
Sumber foto: https://pixabay.com/illustrations/museum-gallery-the-exhibition-2871221/
"Itu siapa?" tanya Gogor, kucing garong berbulu jahe, pada temannya sesama kucing garong yang berbulu loreng abu-abu. Si Reno namanya.
 
"Siapa yang mana?" Reno balik tanya sambil tetap menutup matanya.
 
Dengan gemas Gogor menabok kepala Reno.
 
"Auh!!! Apaan sih!!!" geram Reno kaget.
 
"Buka donk matanya!!! Bagaimana bisa liat kalo lu nggak buka mata lu!!!" Gogor balas menggeram.
 
"Ya maaaaaap. Mentari-nya lagi enak buat ngantuk-ngantukan sih," jawab Reno sambil mengusap-usap bekas tabokan Gogor tadi.
 
Gogor menggerutu.
 
"Yang mana sih?" tanya Reno, matanya nanar mencari. "Oh, itu! Yang di pagar tembok rumah Pak RT ya?"
 
"Iya!" jawab Gogor acuh tak acuh tapi malu-malu.
 
Reno menyembunyikan senyumnya, daripada nanti ditabok Gogor lagi. Belum pernah dia lihat Gogor seperti itu. Hmmm, pasti jatuh cinta berat tuh, bisiknya dalam hati.
 
"Belum tau juga. Kenapa nggak tanyakan langsung?" Reno bertanya.
 
"Malu ah, kan nggak kenal," Gogor menjawab tersipu.
 
Reno tersenyum, "Ya kenalan lah!" Ia lalu beranjak pergi.
 
"Eeeeh, mau ke mana!!!" tanya Gogor.
 
Reno tak menjawab.
 
Tak lama, Reno sudah berada di pagar tembok rumah Pak RT. Di mana si cantik berbulu putih tengah duduk berjemur. Duduk anggun seperti patung sphinx dari Mesir.
 
Dengan horor Gogor memandang temannya yang semakin mendekati si putih itu. Beku badan Gogor melihatnya. Cemas. Perlahan Gogor membalikkan badannya, lalu berbaring pura-pura tidur. Entah apa yang dibicarakan Reno di sana, tak bisa didengarnya.
 
"Halo, nona manis, nama kamu siapa?" Reno ngegombal to-the-point.
 
Gadis putih itu melirik sedikit, lalu membuang muka.
 
"Nggak kenal, jangan tanya-tanya!" sahutnya judes.
 
"Lho, makanya mau kenalan nih...," gombal Reno berlanjut.
 
Bukan Reno namanya kalau tak dapat meluluhkan hati si putih. Tak lama, dia sudah kembali ke tempat Gogor berbaring.
 
"Namanya Puput," Gogor mendengar Reno berkata.
 
Gogor masih tetap berbaring membelakangi Reno. Tetap pura-pura tidur tapi kupingnya bergerak menandakan bahwa ia waspada.
 
"Kukatakan padanya bahwa kau mau kenalan. Dia mau, tapi kau yang harus mendatangi dia. Bukan dia yang ke sini. Tuh, dia menunggumu".
 
Gogor tersentak berdiri, wajahnya bersemu merah.
 
"Apaaaaa!!! teriak Gogor sambil menampol Reno sampai-sampai si belang abu-abu itu terpelanting.
 
Kisah tak sedih di hari Minggu itu sudah cukup lama berlalu. Meninggalkan sedikit bekas luka codet di pipi Reno. Reno tak mendendam pada Gogor sahabatnya yang emosian itu. Karena, dia paham isi hati Gogor. Dia juga tahu bahwa kadang Gogor bisa berwajah-Rambo-hati-Rinto.
 
Apalagi, codetnya itu malah menambah kegantengan dan kegagahan dirinya. Pamornya malah naik di seantero kucing garong di gang mereka.
 
Seperti biasa, pagi tadi Reno dan Gogor memulai hari dengan bersantai di spot langganan mereka. Seperti biasa juga, siangan dikit Gogor beranjak meninggalkan Reno. Menuju ke pagar tembok rumah Pak RT. Di mana, juga seperti biasa, Puput akan muncul untuk bertemu Gogor. Buat bersama menghabiskan waktu, sampai lapar memaksa mereka berpisah pulang ke rumah masing-masing.
 
"Bewh, mereka yang mesraan, koq gue yang malu sih," gerutu Reno.
 
Dengan malas Reno memutar badannya. Supaya sepasang matanya tak harus melihat sepasang kucing yang tengah berlaku bak sepasang merpati.   =^.^=

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.