ME + BROWNIES = BROWNIES MOMMA

ME + BROWNIES = BROWNIES MOMMA

Hari ini tetiba teringatku, akan kesukaanku pada brownies. Lalu pikiranku menerawang jauuuh mengingat perjalanan kami berdua.

Sejak duduk di bangku SMU aku sudah tertarik sekali dengan yang namanya brownies. Kue apa sih ini, bagaimana sih rasanya? 

Apalah daya, itu merupakan kue yang cukup mahal bagiku sehingga ku tak mampu membelinya. Sehingga aku hanya mampu membayangkan saja rasanya, dari foto brownies yang pernah kulihat.

Sampai suatu hari aku mencoba sebuah resep. Aku lupa itu benaran resep brownies atau resep cake coklat. Yang jelas karena ketidaktahuanku akan bahan, ditambah di kala itu belum semudah sekarang untuk googling, aku merasa browniesku tak seperti yang kuharapkan. Lalu setelah itu aku membuat fudgy cake yang kupikir bisa mengobati kerinduanku akan sepotong kue coklat yang rasanya pun belum pernah terbayangkan di lidahku.

Ternyata maniiis sekali ketika aku membuatnya, lagi-lagi karena ketidaktahuanku tentang bahan, membuat kue yang kubuat tersebut hanya menggunakan bahan-bahan yang ada di warung saja. Sehingga dari segi rasa, aku pun tak tahu ini termasuk rasa yang bagaimana hihihi...

Pengalaman pertamaku mencicip brownies, ketika suatu pagi aku berkesempatan membeli brownies di Dunkin Donut, hasil dari aku menabung uang jajanku. Walau sebelumnya aku juga bisa menabung, namun biasanya tabungan uang jajanku aku habiskan untuk mentraktir adik-adikku, pengasuh yang mengasuhku sedari bayi dan kedua orang tuaku. Hanya traktiran sederhana sih di akhir bulan, namun hal itu berkesan sekali. Ketika itu kalau tidak salah aku sudah duduk di semester dua. 

Kembali ke kedai donat tadi.

Alhamdulillah, akhirnya aku bisa membelinya... Aku berbisik penuh rasa syukur.

Pengalaman ini menjadi salah satu pengalaman terindah, mencicip brownies untuk pertama kalinya di pagi hari di tengah rintik kecil hujan yang seolah berlomba mengetuk kaca lebar sang kedai, ditemani segelas kopi pahit dingin, sambil ku menikmati pemandangan di jalan melalui kaca jendela yang mulai tertutupi bulir-bulir air. 

Ya, aku sangat suka kopi pahit dingin! Entah hari sedang panas atau hujan, aku lebih memilih kopi pahit yang dingin. Bagiku, it tastes awsome! Dan ternyata, memang pas sekali disandingkan dengan brownies dalam gigitan.

Mmmmm... 

Kupejamkan mata untuk menghayati rasa yang bertumpuk dalam lidahku. 

Dan kujatuh cinta pada gigitan pertama.

Pada sepotong brownies. 

Sepotong brownies yang kuidam sejak lama.

Ditemani rintik hujan nan syahdu yang memercik ke jendela kedai, dan segelas kopi dingin.

**********

Semenjak pengalaman pertama itu, lalu kumulai berkelana. Sebuah journey panjang.

Berkelana dari satu resep brownies ke resep brownies lainnya. Belum kutemukan yang pas di hati seperti gigitan brownies pertamaku. 

Mama selalu menjadi orang pertama yang memberi masukan, walau Mama pun bilang beliau sangat suka dengan kue apa pun yang kubuat, walau kueku sering gagal hehehe... Namanya juga modal nekat, peralatan seadanya. Brownies gosong, brownies over baked, brownies ga matang tengahnya, oven tangkring terjungkal dari kompor, tangan melepuh dicium oven panas, menemani hari-hariku bereksperimen di dapur mamaku. Hanya saja aku masih gemas sekali karena belum dapat rasa brownies yang kumau.

**********

Suatu hari Mama bilang kalau Mama suka brownies yang kubuat, saat itu Mama makan brownies american fudgy, hanya saja kata mama repot makannya kalau tidak beku karena dia jadi lembek.

Aha! Alhamdulillah jadi dapat insight nih, kira-kira brownies seperti apa yang disukai Mama. Pikirku biarlah kalau pun tak ada orang yang suka browniesku, yang penting Mama suka. Karena aku sayang Mama.

Makin semangat deh trial resep brownies. Ketemulah dengan resep brownies dari buku Primarasa jadoel. Setelah dicoba dan diutak-atik... Lalu aku cicipi dengan penuh debar di hati. Akankah aku bertemu pujaan hati?

Aaaaahhh... 

This is it! Inilah rasa yang selama ini aku cari! 

Sesak di dada, terharu dan bersyukur, karena alhamdulillah Allah mudahkan dalam menemukan resep yang pas ini.

Namun ini belum selesai. Aku masih berdebar menanti review dari Mama.

**********

Deg-degan saat menanti tangan Mama membawa sepotong brownies ke bibir beliau yang senantiasa melantunkan doa bagiku dan kedua adikku. Lalu beliau suapkan ke mulut. 

Dan...

"Mbak, ini Mama suka sekali. Enak banget! Terasa sekali coklatnya, lembut namun tidak lengket ketika mama pegang walau tidak masuk kulkas," kata Mama.

Alhamdulillah... Mama juga suka ternyata dengan brownies yang kubuat dengan resep ini! Maasyaa Allah, segala puji bagi Allah. 

Memang tekstur browniesnya chewy dan fudgy, dan ketika digigit ada sensasi nikmat yang sulit untuk dideskripsikan dengan pas. Mungkin rasanya seperti menggigit dodol namun lembut, dengan rasa nyoklat yang kuat. Dan yang jelas, kadang mengakibatkan gigi yang hitam-hitam kena brownies yang nyoklat hihihi... Sweet tooth banget kan!

Saat itu kupikir journey aku bersama brownies, telah usai.

**********

Tahun ini berarti aku sudah berkenalan dengan resep brownies yang pas itu selama kurang lebih 23 tahun. Hanya saja aku sempat vakum baking brownies selama beberapa tahun karena urusan pekerjaan. Baru di tahun 2015 aku mulai rutin kembali baking brownies.

Jadi, journeyku bersama brownies idaman hati kembali berlanjut. 

Kali ini aku tak hanya berdua dengan brownies, namun journey kali ini ditemani oleh satu orang lelaki dewasa dan tiga orang gadis mungil.
A journey to reach our dream to have our own pâttisier chocolatier in town, insyaa Allah.

Ya, alhamdulillah sudah tiga tahun ini aku bersama suamiku berusaha lebih serius dalam menjalankan usaha brownies kami. Begitu pun dengan ketiga anak gadis mungil kami. Mereka sudah mulai kami libatkan sedikit demi sedikit di dalam toko kue kami.

Saat ini kami memiliki toko online di instagram untuk memasarkan aneka varian brownies kami. Kami membahasakan diri kami di postingan kami, sebagai brownies momma dan brownies papa... Lucu aja jadinya pak su kadang suka dibilang papa brownies, atau aku dipanggil haiii brownies momma oleh teman-teman kami hehehe...

Nah sekarang teman-teman jadi tahu kan dari mana asal nama panggilan kerenku si brownies momma? Kalau bertemu aku di jalan, atau mau menyapaku via WA, tak usah ragu yesss untuk memanggilku 'Brownies Momma'.

Because 'Me + Brownies = Brownies Momma'.

❤❤❤

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.