Peranan Komunikasi dalam Kehidupan
Manusia dalam menyelesaian masalah, tidak bisa lepas dari proses berkomunikasi. Komunikasi berperan untuk menyelesaikan setiap masalah.

Berawal dari kebutuhan hidup manusia yang diperkenalkan oleh Maslow yang terdiri dari 5 kebutuhan, pertama kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, dan seksual. Kedua kebutuhan akan rasa aman. Ketiga kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang. Keempat kebutuhan akan penghargaan dan yang terakhir kebutuhan akan aktualisasi diri. Setiap manusia berusaha untuk mencapai kebutuhan tersebut. Secara fitrah manusia ingin hidup bahagia, berdasarkan teori kebutuhan tersebut manusia akan bahagia ketika semua kebutuhannya bisa terpenuhi. Dan sebaliknya, ketika tidak akan menimbulkan permasalahan. Saat perut kita keroncongan, tenggorokan kering belum makan dan minum, itu masalah! Manusia membutuhkan komunikasi untuk mencapai kebutuhan hidupnya. Mencari makanan dengan ngobrol sendiri mencari solusi, atau meminta bantuan orang lain. Komunikasilah yang menghubungkan antar manusia. Tak mungkin manusia bisa hidup sebagai manusia tanpa komunikasi. Dengan komunikasi, semua jenis permasalahan dari pribadi hingga sosial bisa diselesaikan. Manusia membutuhkan interaksi dengan diri sendiri maupun orang lain, maka terjadilah komunikasi interpersonal dan intrapersonal. Manusia perlu menyesuaikan dengan lingkungan terjadilah komunikasi dengan kelompok kecil atau kelompok besar. Ketika manusia yang berasal dari budaya yang berbeda, saat interaksi mengalami permasalahan, muncullah komunikasi antarbudaya (intercultural communication) sebagai solusi. Untuk mengatur manusia, ada komunikasi politik. Agar membangun citra perusahaan demi kepentingan ekonomi, dengan komunikasi hubungan masyarakat (public relations).
Peranan komunikasi untuk menyelesaikan masalah manusia, sebenarnya sudah dimulai sejak manusia lahir. Sejak bayi, manusia menggunakan komunikasi nonverbal berupa tangisan, gerakan, dan mimik muka untuk menyampaikan informasi kepada orang lain akan keadaannya, lapar, haus, kedinginan, kepanasan, mengeluarkan kotoran, senang, dan sakit. Kemudian, lambat laun sudah mulai mengenal bahasa verbal, ketika beranjak dewasa sudah bisa menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal dengan sempurna. Saat dewasa permasalahan manusia berubah dari sederhana menjadi kompleks. Ada masalah yang berasal dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Ketika kita mendapatkan sebuah permasalahan, baik personal maupun umum, baik yang disadari maupun tidak disadari, sederhana maupun kompleks teori yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tidak bisa lepas dengan proses berkomunikasi, baik intrapersonal maupun interpersonal.
Penyelesaikan setiap masalah manusia, pertama kali diperkenalkan oleh Barnsford dan Stain pada tahun 1993. Dikenal dengan singkatan IDEAL dimana keunggulan dalam model ini, mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah. Konsepnya yang terdiri dari enam tahap yaitu I-Identify problem, D-Define goal, E-Explore possible strategies, A-Anticipate outcomes and act, L-Look back and learn. Berikut ini penjelasannya.
1. Mengidentifikasi masalah dan menentukan tujuan
Pada tahap pertama, identify problem. Pada tahap ini kita berusaha untuk menemukan masalah dan melihatnya sebagai kesempatan untuk berubah. Jika identifikasi masalah salah, maka akan salah pula solusi yang digunakan. Kemudian define goal. Ketika permasalah sudah ditemukan sudah dijawab apa masalahnya? Maka kita perlu untuk membuat tujuan dalam menyelesaikan masalah. Dengan adanya tujuan tersebut akan membuat kita fokus pada permasalahan yang ada, sehingga sumber daya dikerahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Cara terbaik untuk menemukan tujuan adalah, dengan kita bertanya terus. “Mengapa masalah ini terjadi?” Hingga kita mengetahui bahwa itulah sebabnya, dan kita fokus untuk mengatasinya. Dalam proses penyelesaian masalah ini, kita dituntut untuk berkomunikasi dengan diri sendiri (Intrapersonal communication) dengan menfokuskan pikiran untuk menemukan solusi, mencoba untuk mengetahui apa yang diharapkan dalam hidup dan memungkinkan kita untuk mencapai tujuan dan sasaran, sambil berusaha untuk terus memotivasi diri sendiri.
2. Mengeksplorasi berbagai solusi
Ketiga, tahap explore possible strategies. Pada tahap ini kita memastikan kepada diri sendiri, bahwa sudah cukup banyak kita mengeksploitasi dari solusi-solusi yang memungkinkan untuk digunakan, sehingga dapat menemukan solusi yang terbaik untuk memecahkan masalah. Untuk menguraikan pemecahan, dapat dibantu dengan wawasan yang luas, banyaknya pengalaman, berkomunikasi (Interpersonal communication) dengan ahli yang paham dengan masalah yang kita hadapai, dan mencari teori yang sudah ada.
3. Menerapkan solusi, memperkirakan resiko, dan evaluasi
Selanjutnya ke tahap anticipate outcomes and act. Saat memilih solusi, kita perlu memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi saat menerapkannya. Sehingga kita perlu mengantisipasinya, meminimalisir risiko dan dampak negatif. Langkah terakhir ialah look back and learn. Saat solusi sudah diimplementasikan kita perlu untuk melihat efektivitas dari solusi. Apakah sudah menyelesaikan masalah yang ada. Saat solusi kita keliru atau depannya menimbulkan efek yang tak terduga, maka kita perlu untuk merevisinya. Hingga masalah dapat terselesaikan.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.