Maaf

"Mbak, aku mau menyampaikan permohonan maaf dari Lik Gito untuk dirimu dan Mas Danang."
Tuning menatap Nanik heran, "Maksudnya?"
"Lik menyesal, Mbak, selama ini percaya saja dengan cerita-cerita tentang Sampeyan dan Mas Danang. Bahkan sampai seperti mengintimidasi kalian."
Tuning tersenyum, "Namanya juga terhasut, ndak pakai pikir panjang."
"Kemarin, aku semprot Dia. Mau saja termakan omongan orang! Belum tahu kebenarannya, eh ... malah ikut-ikutan," Nanik tambah berapi-api.
"Lik Gito juga cuma korban, Nik. Korban kebohongan orang yang tidak ingin terlihat salah," Tuning berusaha menenangkan Nanik yang kelihatan emosi sekali.
Selintas terbayang sosok Lik Gito yang mulai beranjak tua. Hidup sendiri dan lontang-lantung tanpa pekerjaan yang jelas. Sudah lama ditinggal istri dan anak-anaknya yang tidak tahan dengan sikap yang kasar dan semaunya.
Tergambar kembali saat Lik Gito bicara berapi-api, sambil menuding-nudingkan jari kepada dirinya dan Mas Danang. Maju paling depan dengan suara penuh amarah dan nafas memburu. Saat itu, Mas Danang hanya tersenyum sambil menggeleng-geleng heran melihat sikap Lik Gito. Tuning sempat emosi, tapi Mas Danang dan Mbak Mien, istri Mas Danang, menenangkan dirinya. Sementara si sumber masalah beserta orang yang kemudian menyebarkan cerita berbeda dari kenyataan, justru bersikap seolah mereka korbannya.
Pada saat itu, Tuning justru kasihan kepada Lik Gito yang tidak sadar diperalat untuk menjadi pembela pihak yang berseberangan dengan dirinya.
"Maafkan kami ya Mbak, selama ini termakan propaganda orang-orang yang nggak bener!" Nanik merapatkan mulutnya dengan geram.
"Padahal kami sebenarnya tahu ya, karakter orang-orang itu seperti apa. Oalaah ... kenapa kami percaya saja apa yang mereka sampaikan?" perempuan muda itu memegang dadanya sambil mengucap istighfar.
"Yo wis ndak apa-apa, kami sudah memaafkan semua sejak kejadian itu," ucap Tuning sambil tersenyum. "Aku malah salut sama Lik Gito, mengingat karakternya yang selama ini kita kenal, ternyata malah Beliau sampai mau minta maaf. Padahal orang yang melakukan kesalahan sampai hari ini, tetap merasa benar."
"Iyo Mbak, hampir saja kami menzolimi orang-orang yang tidak bersalah, nauzubillah ...," Nanik masih seperti orang yang tidak percaya dengan kenyataan bahwa dia yang selama ini dekat dengan Tuning, sempat terbawa hasutan orang yang tak bertanggung jawab.
Tuning menarik napas panjang. Dia sudah memaafkan semua yang memperlakukan dirinya dan Mas Danang dengan buruk. Mereka juga tak pernah dendam dan ingin membalasnya. Waktu yang akhirnya menjelaskan. Kebenaran bagaimana pun wujudnya akan terlihat, meskipun diingkari oleh seisi dunia.
Satu demi satu orang datang meminta maaf. Kalau tak sanggup bertemu langsung, mereka menitipkan maaf melalui orang lain. Tuning dan Danang sudah menyerahkan semua kepada Gusti Allah. Maaf sudah diberikan, tapi kerusakan akibat kabar bohong itu, akan membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk memulihkannya.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.