KUCING

Dari jendela kamarnya nampak Ling yang akan berangkat sekolah, sedang menyantap sarapan pagi, hmm... manis juga anak itu, nampak rambutnya yang ikal kemerahan terikat oleh sehelai kain merah sebagai bondu, sementara mahluk berbulu itu –yang sebentar lagi akan bertampang menyebalkan-- sedang menggosok-gosokkan dirinya ke kaki Ling, kemudian sesekali Ling mencuil lauk dan dilemparkannya ke bawah, jarang ngasih makan tapi sering kasih Bonus, begitu nampaknya. Setelah acara pembagian jatah selesai, Ling pun pergi sekolah, suasana rumah berangsur-angsur sepi.

KUCING

Malam itu Al terbangun lagi, padahal baru saja ia tidur, sehabis menyelesaikan laporan praktikum, suara eongan atau tepatnya raungan kucing itu sangat mengganggu, seolah menggetarkan seluruh ruang --3x3-- kamar kostnya. Dasar kucing manja, malam-malam begini ngeong-ngeong ingin masuk, ingin merasakan hangatnya ketiak Ling kali tuch.., sialnya suara itu semakin keras seiring dengan tidak dibuka-bukanya pintu rumah itu, damn..!!

Keesokan harinya Al kuliah tanpa konsentrasi penuh, senantiasa ia menguap lebar, disusul dengan berairnya mata yang sudah sembab. Terbayang lamunannya ke tempat kost, induk semangnya memiliki anak gadis semata wayang, namanya Ling, ia sangat sayang sekali sama seekor kucing piaraannya, saking sayangnya, kucing itu selalu di kasih sayang, jarang di kasih makan, begitulah.

klik untuk melanjutkan

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.