KUASA GELAP

#Lombamenulis #HambaAllah #Thewriters

KUASA GELAP

Apakah benar ini Cahayaku?
Batin Bumi saat menatap wajah Gemintang.

Telah lama Bumi mencari pasangan pendamping hidupnya. Hubungannya dengan Denting, mantan kekasihnya, ditentang keluarga besar mantannya itu, karena persoalan materi. Pengalaman yang menghantuinya masih terus membekas.

"Mana mungkin seorang karyawan biasa nggak berpendidikan tinggi, mampu mencukupi kebutuhan keluargamu kelak, nak?" ungkap Ibu Denting, masih terngiang jelas ditelinga Bumi.

Saat itu Bumi bergetar hebat, sekujur tubuhnya melemas, ia menelan mentah-mentah cibiran orang tua Denting. Setelah peristiwa itu, Apapun yang Bumi lakukan hanya untuk membuktikan bahwa semuanya itu tidaklah benar. Di dalam dirinya mulai bersemayam amarah menyelubungi hari-harinya.

Waktunya dihabiskan untuk bekerja keras, pagi hingga dinihari, bertahun-tahun tidak pernah ia temukan kedamaian dari dalam hatinya, hanya ada satu tujuan di kala itu yang harus ia cari dan kumpulkan yaitu "UANG".

Ia merasakan kelelahan yang sangat mendalam. Ia pun menyerah saat mendengar kabar dari Denting bahwa dia memilih menikah dengan pria lain pilihan Ibunya. Bumi pun hancur seolah selama ini keberadaannya sia-sia belaka, apa yang dikejar, apa yang diperjuangkan tak berbuah manis.

Beberapa tahun dilaluinya hanya untuk menyesali kejadian dan pengalamannya itu. Pertanyaan-pertanyaan mulai muncul di dalam benaknya.

"apa yang sebenarnya aku cari?"
"apa selama ini hidupku hanya untuk membuktikan sesuatu pada orang yang telah menghakimi masa depanku?"
"Apakah aku punya tujuan melebihi itu?"
"Kenapa aku hanya fokus dengan ucapan yang menyakitkan itu?"
"Atas izin siapa ucapan itu bisa menghadirkan rasa sakit ini?"

Berkecamuk perasaan dan bermacam pertanyaan lainnya menyelimuti kesehariannya. Ia pun memilih untuk menepi, ia seperti kehabisan tenaga untuk mencari makna baru yang mungkin tidak pernah diketahui sebelumnya. Ia tak pernah menikmati suasana cerah pagi hari, kulitnya pun tak pernah merasakan sengatan panas siang hari. Seolah pagi, siang, sorenya pun hanya seperti malam, sunyi, sepi, gelap menghinggapi hidupnya selama ini.

Sampai di suatu waktu, Bumi pun terhenyak. Semua pertanyaannya pecah berkeping. Ia merasa terbangun dari tidur panjangnya, mengakui semua kesalahannya selama ini, menerima dendam yang selama ini ia bawa kemana-mana. Ia memutuskan melepas semua baju di masa lalunya untuk telanjang bulat dengan apa yang dijalaninya saat ini.

Pergolakan batin yang begitu mencekam sepanjang perjalanannya sirna begitu saja setelah ia dipertemukan sosok wanita bernama Gemintang yang ternyata adalah teman semasa sekolahnya. Lewat salah satu platform sosial media, mereka menjalin kedekatannya. Ruang dan waktu mempertemukan mereka kembali.

Bumi seperti menemukan cahaya dari wajah Gemintang. Ia melihat bagian dari dirinya yang lain, keseluruhannya, sekejap dia memandang ke belakang atas semua yang telah dilewatinya.

Bumi memahami apa yang sudah terjadi hanyalah kepingan-kepingan gambar yang perlu dipungut kembali untuk menjadikannya suatu gambar utuh terlihat keindahannya. Waktu menjadi tidak relevan baginya, ia merasa penuh sepenuhnya sekarang, tak ada lagi keraguan dalam dirinya karena semua terjawab dari mata penerimaan Gemintang. Mereka berdua akhirnya menikah. Bumi kini melihat harinya selalu pagi, cahaya yang ia pancarkan merupakan pantulan dari Gemintang.

Denting hadir menyatukan Bumi Gemintang

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.