Kontemplasi Buku #BERHENTIDIKAMU

Sebuah Tulisan di Tahun 2024

Kontemplasi Buku #BERHENTIDIKAMU

 

Dalam bukunya, alasan dr. Gia memutuskan untuk umrah salah satunya adalah agar diberikan petunjuk dari Allah dan meminta diberikan jodoh yang tepat untuk diri beliau. Karena masalah jodoh ini cukup menyita pikirannya. Padahal gelar dokter sudah didapatkan hampir 2 tahun, sudah bekerja pula. 

Saat berdoa " ya Allah semoga Engkau setuju bahwa saya sudah cukup usia untuk mengemban tanggung jawab lebih. Bukan hanya bertanggung jawab kepada diri saya tapi juga kepada seseorang yang Engkau percayai kepada saya hatinya, entah siapa dia. Berikan petunjuk kepada siapa hati ini harus menjaga, saya siap menjaganya ya Allah dia yang entah ada di mana saat ini yang akan kau titipkan untuk menjadi istri saya" - hal 26

Shalat tahajud dilakukan tiap malam dengan doa yang sama dan pasti "memohon diberikan jodoh" tasbih bergulir di setiap desahan napas, terlantun doa untuk seseorang yang belum beliau tahu siapa namanya yang akan dikirimkan Allah untuk dijadikan teman dikala sepinya malam. Seseorang yang belum beliau lihat paras dan wujudnya, belum beliau kenal kepribadiannya tapi akan setia mendampingi beliau dalam suka dan duka, selalu bersama dalam keluh kesah dan bahagia. - hal 31

Doa tersebut selalu beliau ulang dengan bahasa yang indah dan merayu, agar Allah berkenan mengabulkannya. 

Dan yaa saat di perjalanan menuju ke tanah suci, beliau bertemu dengan sosok yang langsung memikat hatinya saat pertama kali jumpa, dan sosok itu tampak lagi saat beliau selesai berdoa di Hijr Ismail. Selama umrah beliau dibuat gagal fokus. Beliau mengalami pergolakan batin karena bertemu seseorang yang memikat hatinya, tapi kalau didekati tak elok pula sebab sedang beribadah, harusnya fokus ibadah bukannya teralihkan. Namun ada bisikan seperti "siapa tahu dia jodohmu Gi, kamu umrah untuk meminta petunjuk soal jodoh, kan? Sekarang perempuan itu ada di depan matamu"

Akhirnya di satu moment dr. Gia berhasil bertukar kontak dengan wanita tersebut, dan sampainya di Indonesia selang beberapa saat mereka sudah saling bertukar pesan dan bertemu! Ternyata wanita tersebut baru aja putus dari pacarnya, namun ia sekarang single. Waktu demi waktu dijalani hingga akhirnya mereka resmi berpacaran 1 tahun lamanya, tentu dr. Gia memikirkan pernikahan sebab umrah kemarin diniatkan untuk mencari istri. Namun sebenernya sahabat dr. Gia pernah mengatakan bahwa dr. Gia dan kekasihnya tidak cocok, mereka dua kepribadian yang berbeda walau punya banyak kesamaan yang sama dan dr. Gia hanya lust bukan love ke kekasihnya. Sahabatnya menilai bahwa dr. Gia banyak melakukan perubahan agar terlihat setara dengan kekasihnya, hal ini bisa dinilai oleh sahabat beliau karena mereka sering couple date. 

Namun dr. Gia sudah kepalang cinta dan tidak mendengar nasehat temannya. Untuk merayakan ulang tahunnya + melamar kekasihnya dr. Gia merencakan liburan keluarga spesial ke Eropa. Rencananya di sana beliau akan melamar di tempat yaang romantis. Namun apalah daya, selama perjalanan kekasihnya hanya diam mematung cuek tidak peduli dengan seluruh itenerary, sejarah dan informasi yang sudah dr. Gia siapkan untuk membuatnya terksesan selama di perjalanan. Malah kesannya dr. Gia menjadi tour guide untuk keluarganya dan keluarga kekasihnya. Namun beliau berusaha menjaga merugulasi diri dan menahan tidak marah tidak ngambek dan stay calm agar semuanya baik-baik saja.

Sampai di gunung Titlis saat beliau ingin melamar, kekasihnya malah berucap "kayaknya kita temenan aja" DUARRR!! hancur, tapi harus diterima hingga beliau berkata "Astaghfirullah, sakit banget ya Allah. Maafkan hamba bila pernah menyakiti hambaMu yang lain, mungkin aku memang pantas menerima ini, aku ikhlas"

Namun perjalanan tetap diteruskan, sampai di Jerman ayah beliau bertanya
"Aya naon A?"
"diputusin, pa"
"bagusss papa juga kurang sreg"

Gianne adik dr. Gia juga bertanya ada apa lalu beliau berkata "de, kenapa ya jadi begini? Aa udah lakukan semaksimal yang Aa bisa. Sampai rasanya udah enggak punya dignity, tapi tetap diputusin" saat mengeluh begitu Anne menatap mata beliau tajam dan berkata "A.. Aa jangan berubah yaa. Aa tetap harus maksimal baiknya ke pasangan. Ini cuma masalahnya pasangannya beum tepat aja A" 

Gianne tidak menghakimi kekasihnya, dia tak menilai kekasih Aanya tak cukup layak untuk Aanya atau mengatakan dr. Gia terlalu baik untuk kekasihnya. Dia hanya mengatakan perempuan itu  belum tepat untuk dr. Gia.

Di Indonesia papa dr. Gia memberikan kontak seorang wanita kepada beliau, kontak ini ternyata adalah ponakan seorang bapak yang pernah dr. Gia tolong selama liburan di luar negeri. Kata papa, dr. Gia harus segera move on dan ciri seseorang itu jodoh kita adalah "you just know". 

Kembali dr. Gia berkontemplasi, dialog batin pun terjadi rasanya inilah pencarian terbesar dan terumit dalam hidup beliau, yakni pencarian jodoh, pencarian cinta sejati. Jodoh, belahan jiwa yang terus beliau cari dengan harta, waktu, gelar, dan status sosial hanya menghasilkan ruang hampa. Bahwa If you want to be a soulmate, you must be a soul. Beliau lupa bahwa bila kita ingin mencari belahan jiwa, kita harus terlebih dahulu menjadi jiwa, jujur terhadap diri sendiri, kejernihan tujuan, dan berserah kepada sang Pemilik. Maka jodoh akan hadir bukan hanya sesuai keinginan kita melainkan akan datang sesuai kebutuhan dan tidak akan pergi karena kekurangan kita"

Ada yang berubah pada diri saya, terutama setelah patah hati yang begitu parah. Saya menjadi diri yang baru. Saya jadi lebih kalem, tenang, lebih bisa melihat sesuatu dengan lingkup yang lebih besar. -hal 229

Akhirnya dr. Gia menghubungi wanita tsb dan beberapa saat kemudian datang ke Surabaya untuk berkunjung selama 2 hari, dr. Gia sudah siap dengan banyak sekali pertanyaan yang akan beliau ajukan selama 2 hari tersebut tentu bukan dalam format interogasi ala polisi lebih ke pdkt tingkat tinggi. 

Semua berjalan lancar, berjalan bersama wanita baru yang bernama Fira membuat dr. Gia nyaman dan aman! Berbicara tentang pernikahan apa yang diimpikan, rumah tangga seperti apa yang dibayangkan, suami seperti apa yang diharapkan dan lainnya. Pembicaraan mengalir tanpa ada beban tanpa perasaa takut menjadi diri sendiri, tanpa ada kekhawatiran akan ditolak karena diri mungkin tak sesuai dengan ekspektasi lawan bicara juga tanpa ada harapan menggebu-gebu kalau ini harus berakhir di pelaminan. Tak pura-pura atau mengenakan topeng agar disukai. 

Akhirnya dr. Gia meraskan inilah cinta yang sebenarnya, merasa nyaman dan aman! Walau persamaan mereka tidak banyak, bahkan seperti langit dan bumi, dr. Gia suka baca buku, Fira tidak, dr. Gia suka bola Fira tidak, dr. Gia suka jalan-jalan, Fira anak rumahan. Ternyata jodoh itu tidak harus saling sama, tapi bisa juga saling melengkapi.

Akhirnya dr. Gia sudah mantap hati dan segera melamar Fira. Fira pun menerimanya! Ternyata Fira juga pernah merasakan apa yang dirasakan oleh dr. Gia dan sebenarnya dia juga tengah meminta petunjuk dari Allah mengenai jodohnya. Dia mendekatkan diri kepada Allah salah satunya melakukan shalat duha 12 rakaat. Wow! 12 rakaat, gimana caranya? Padahal beliau bekerja sebagai seorang bankir! Gimana manajemen waktunya?

Malam menjelang pernikahan papa dr. Gia memanggil dan memberi nasehat "A papa restui pernikahan kamu besok bersama seluruh doa papa untuk kebaikan rumah tangga kalian. Papa pesan untuk kamu definisi laki-laki itu tanggung jawab. Kalau tidak bisa bertanggung jawab tidak usah jadi laki-laki. Terserah kamu mau jadi apa, yang pasti bukan laki-laki. Pernikahan itu penuh dengan tanggung jawab A, kamu siap jadi laki-laki yang sesungguhnya?" 

Ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mencintai hari ini telah kutetapkan pilihanku sesuai petunjukMu. Teguhkanlah hatiku, setiakan jiwaku, matikanlah ketertarikanku pada wanita lain, dan izinkan aku membahagiakannya sepanjang hidupku - hal 269

Seandainya Allah melancarkan jalan saya bertemu Fira dengan mudahnya, bahkan tanpa bertemu Elsa terlebih dulu, sehingga enggak perlu ada patah hati, apakah saya bisa menghargai apa yang saya punya? Ketika saya dan Fira didera konflik, misalnya,saya akan lebih menghargai pernikahan yang sudah kami bangun ini daripada konflik tersebut.- hal 272

Jodoh itu bukanlah yang datang dengan segala kelebihannya, tapi yang tidak pergi dengan segala kekurangan kita. Suami adalah pakaian istri, dan istri adalah pakaian suami, keduanya ada untuk saling melindungi martabat pasangannya, keduanya ada untuk saling memperindah kehidupannya - hal 273

Dicintai sepenuh hati oleh seseorang memberikan kita kekuatan, dan mencintai seseorang sepenuh hati memberikan kita keberanian. Keduanya diperlukan agar kita menjadi orang yang lebih baik dari segi fisik, mental, skill, ataupun finansial - hal 273

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.