Ketika pandemi menjadi sepi
lalu perasaan itu datang,perasaan kehilangan, kehilangan sesuatu yang entah disebut apa, sesuatu yang dulu pernah ada meramaikan suasana,kini hilang menjadi sepi,entah pada kemana.

Melihat ke area sekitar bedeng, daun daun kering berserakan diantara travo las,tabung oksigen juga material yang tertata rapih tapi terlihat merana seolah berteriak woi....pada kemana kalian manusia kenapa aku ditinggalkan begitu saja.
lalu perasaan itu datang,perasaan kehilangan, kehilangan sesuatu yang entah disebut apa, sesuatu yang dulu pernah ada meramaikan suasana,kini hilang menjadi sepi,entah pada kemana.
Sungguh badai pandemi ini menyisakan banyak perubahan, tempat kerja yang biasanya lalu lalang ribuan orang, entah darimana saja, kini berkurang hanya tinggal beberapa gelintir orang dan itu juga kadang hanya sebentar sekedar datang lalu pulang lagi karena bingung mau ngapain nggak ada yang dikerjakan.
Kemudian seorang sahabat yang seperti saudara mengabarkan kematian salah satu kerabatnya, yang kebetulan juga aku pernah mengenalnya dimasa lalu.
Ah waktu seperti berputar ke masa lalu,kembali teringat saat masa kecil yang terasa begitu indah meski sangat sederhana.
Dimasa wabah ini kabar kematian begitu sering terdengar kemarin dulu dua ratus meninggal,hari ini tiga ratus meninggal entah besok berapa lagi yang meninggal.
Meski sejatinya manusia meninggal itu hal yang wajar di setiap peradaban dunia tapi tetap saja jika jumlahnya cukup banyak terasa begitu menyedihkan.
Kadang terfikir jika semua orang meninggal hanya menyisakan kau dan aku,apa yang harus kita lakukan
Misalkan kita lagi butuh beras kemudian kepasar mencoba untuk beli beras,ternyata yang jual nggak ada, kena efek pandemi, akhirnya terpaksa jebol kios buat ambil berasnya,atau malah harus nanam sendiri,dimulai dari membajak sawah,lalu tebar benih padi,lalu tandur,kemudian setelah padi setinggi dua setengah jengkal dari mata kaki rumput dan gulma mulai menemani dan sudah saatnya ngerambet menyiangi tanaman padi dari gulma dan rumput dan setelah tiga bulan padi mulai menguning saatnya panen,setelah itu padi yang sudah digebuk atau berbentuk bulir bulir gabah akan kita keringkan dibawah matahari sampai saatnya bisa kita proses menjadi beras,duh lama bener ya mau makan nasi.
Atau juga saat pingin beli sayuran ternyata nggak ada yang jualan karena nggak ada yang suply dari petani ke penjual apa mesti kita ambil dari kebun,entah kebun siapa, kita metik sendiri sayuran sayuran yang kita butuhin,dan saat sayuran habis kita juga harus nanam sendiri.
Begitupun mau beli ayam,ikan,daging sapi dan semuanya harus nangkap dan sembelihmenguliti serta memisahkan daging dengan tulangnya,duh ribet dan lamanya nggak kebayang.
Atau tetiba pingin beli tempe sama tahu,karena nggak ada yang jual terpaksa bikin sendiri, prosesnya terlalu panjang,belum nyuci kedelainya lalu nginjek nginjeknya,lalu meresnya duh kebayang ribetnya.
Apalagi kalau mau kecap duh tambah panjang prosesnya.
keburu busung lapar nih perut.
Tapi suka nggak ngerti juga sama mereka yang nggak percaya kalau wabah ini memang ada,mereka sudah nggak percaya,masih pula nyuruh orang lain biar nggak percaya,pake mau cium nafas segala orang udah kena covid duh ada ada aja.
Nah ada juga nih politisi perempuan dari partai onoh yang kerjaannya komplain melulu,sampe sampe juru bicara covid dr ahmad yurianto yang udah ditambah oleh dr Raisa juga masih dikomplain,dia kata kurang kompeten lah,kurang anu lah,pada itu dokter berdua emang beneran dokter,yang satu malah udah sangat senior di BNPT,eh masih aja dikomplain.
Dan yang bikin lucu tuh politisi yang komplain ternyata lulusan s3 pendidikan, yang tentu saja,mestinya tidak kompeten di dunia kesehatan,jadi seperti anak stm komplain ama anak akuntasi jadi nggak yambung gituh.
Diakhir tulisan ini saya mau mengajak teman teman semua untuk berdoa agar pandemi ini cepat berakhir agar perekonomian segera pulih tapi seandainya tuhan hanya menyisakan aku dan kamu setidaknya sisakanlah kami berpasangan agar kami bisa cepat bereproduksi kembali,untuk mengisi dunia yang sudah sepi.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.