Kenalkan, namaku Pisang

Kenalkan, namaku Pisang
(gambar dari pixabay.com)

Minggu siang itu saya ada acara reuni bersama teman-teman sealumni SMA. Tampaknya acara reuni sekarang menjadi tren kumpul-kumpul dan merupakan kegiatan rekreasi bagi kaum kategori setengah-tua seperti saya smiley.

Karena lokasi acaranya cukup jauh dari rumah, seorang teman sealumni yang tinggal dekat dengan saya mengajak berangkat bareng. Undangannya jam sebelas siang, tetapi biasanya baru dimulai jam dua belas dan dibuka dengan makan siang bersama, baru kemudian acara seru-seruannya. Saya menyanggupi menjemput teman saya jam 10 pagi karena waktu tempuh ke lokasi sekitar satu jam. Karena biasa tepat waktu, maka jam 10 saya sudah berada di depan rumah teman saya dan membunyikan klakson mobil tanda saya sudah tiba. Untunglah teman saya pun sudah siap dan terlihat bergegas keluar dari rumahnya. Ia segera masuk ke mobil dengan membawa sebuah tas plastik berwarna merah.

“Bawa apa itu?” tanya saya. “Makanan?”

“Bukan. Ini baju kebayaku. Maaf, boleh ‘nggak kita mampir sebentar ke tempat laundry? Aku cuma mau ngedrop aja. Soalnya aku perlu kebaya ini untuk acara hari Rabu besok. Ini ‘kan masih cukup pagi. Keburulah…”

“Siaaappp…! Di mana tempat laundry-nya?”

“Di kompleks pertokoan sesudah lampu lalu-lintas kedua. Sebelah kiri jalan. Aku juga belum pernah ke sana, sih. Tapi karena tempatnya on the way dan parkirnya gampang, kita ke sana aja,” sahut teman saya.

Tak lama sampailah kami di tempatnya. Kami pun turun. Saya sengaja ikut turun. Saya pikir, kalau-kalau saya butuh jasa laundry, saya sudah tahu seperti apa pelayanannya. Nama tempatnya ‘Friendly Laundry’, mudah-mudahan pelayanannya akan friendly juga.

“Selamat pagi, Mbak. Bisa saya bantu?” sambut pegawai laundry dengan senyum yang ramah. Rupanya memang benar-benar memberikan nuansa friendly. Sementara teman saya menyerahkan baju kebayanya, saya melihat sekeliling. Ruangannya bersih dan wangi. Mungkin karena masih pagi. Pegawainya berseragam dan tampak rapih.

“Maaf, namanya siapa, Mbak?” tanya si pegawai sambil menyiapkan bon pemesanan jasa laundry untuk teman saya.

“Pina,” jawab teman saya. Si pegawai dengan sigap menulis di kertas bonnya “F… i… n… a…”.

“Pina, Mas,” teman saya segera mengoreksi.

“Oh, maaf ya, Mbak,” jawab si pegawai tersipu. Ia lalu memperbaiki tulisannya dan menulis “V.. i… n… a…”.

“Pina, Mas! Pi… bukan Vi…! Pi… Pisang,” kata teman saya menjelaskan.

“Oooh… dari tadi dong bilang. Biar jelas, Mbak,” sahut si pegawai lagi sambil mencoret tulisannya dan menulis “P… i… s… a… n… g…” !!!

            “Oh My God!” jerit teman saya. Ia hampir saja mau protes lagi, tetapi saya segera mengucapkan terima kasih dan mengambil bonnya. Saya berikan bon tersebut pada teman saya, lalu mengajaknya segera meninggalkan tempat itu. “Ayo, Pisang! Nanti kita terlambat!” indecision

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.