Kelas Nyupir

Nyoman belajar nyupir ketika SMA. Ia ingat betul, Mbok Tu yang ngajarin dia. Mbok Tu itu kakak Nyoman yang sulung: Putu. Karena dia kakak perempuan, Nyoman memanggilnya 'mbok' alias 'mbak' dalam bahasa Bali.
Hari Minggu, Putu mengajak Nyoman berkendara ke arah desa pinggiran. Ia mencari daerah dengan lalu lintas sepi. Putu nyupir, dan Nyoman duduk manis di sebelahnya. Sesampai di jalan yang sepi, mulailah pelajaran menyetir.
"Man, lihat persneling ini. Sudah ada tandanya. Gigi satu, dua, tiga, empat, lima, dan mundur," jelas Putu menunjukkan angka dan arah yang tertulis di kepala tongkat persneling.
Nyoman mengangguk tanda mengerti. Ia sering memperhatikan kakaknya menyetir. Gigi dipindahkan sesuai dengan kecepatan atau tujuan. Gigi satu untuk awal berangkat, atau ketika mobil lambat nyaris berhenti.
"Ini kopling, rem dan gas. Injak kopling, baru pindahkan gigi, sambil perlahan injak pedal gas dan lepaskan pedal kopling," tambah Putu sambil memberi contoh.
Putu dulu belajar nyetir sekitar awal kuliah. Ia belajar di tempat kursus nyetir. Setelah itu, dia sering sekali pakai mobil. Seringnya jalan-jalan dengan teman-temannya. Kini, ia merasa wajib ngajarin adiknya.
Beruntung adiknya termasuk fast learner. Dalam waktu sekitar satu jam, Nyoman lumayan lancar menyetir. Awalnya, Nyoman hanya berani memakai gigi satu dan dua. Ulahnya bikin mobil menggerung-gerung. Ia mengurangi kecepatan ketika kakaknya mobil sudah berteriak-teriak tak karuan. Jadilah Nyoman menyupir mobil dengan kecepatan siput.
Dua jam berlalu cepat. Dengan anggapan adiknya sudah bisa menyetir, Putu menyuruh Nyoman terus menyetir, pulang ke rumah. Diam-diam Nyoman grogi setengah mati dalam perjalanan itu. Panik melanda saat bertemu atau didahului kendaraan lain.
Ketika berpapasan dengan mobil lain, Nyoman cenderung nyupir ke kanan, alias ke tengah jalan. Sebaliknya, ketika ada mobil lain menyelip, apalagi mobil besar macam truk, Nyoman ketakutan dan semakin ke kiri dia, menuju ke bahu jalan.
Putu duduk di sebelah Nyoman sambil merapal doa dalam hati. Ia berharap jantungnya tak loncat keluar. Semoga aman. Semoga aman. Semoga aman. Aman. Aman. Aman.
Nyoman tersenyum lebar ketika akhirnya mereka tiba di rumah. Yeeyyy!! Pelajaran nyetir hari pertama lancar. Nyoman bangga akan dirinya. Ternyata nyetir itu mudah. A piece of cake!
"Murid hebat! Siapa dulu gurunya, ya?" Putu menepuk-nepuk bahu adiknya sambil tertawa.
"Terus terus terus .... " Putu beralih jadi tukang parkir, memberi aba-aba. Nyoman berniat memasukkan mobil di carport.
GUBRAKK!!!
Nyoman langsung pucat! Salah dia! Pedal gas yang ia injak, bukan rem. Mobil nubruk tembok rumah. Gemetaran ia keluar dari mobil. Bamper dan tembok sama-sama luka. Untung hanya memar. Fiuuh!!! (rase)
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.