Kelalaian Dengan Musibah beda tipis
Kelalaian dalam menjalankan tugas menjadi hal yang menghambat
![Kelalaian Dengan Musibah beda tipis](https://thewriters.id/uploads/images/image_750x_653f5f38ed40e.jpg)
"Ketika kamu mencintai apa yang kamu kerjakan maka itulah yang akan menjadi sumber kehidupanmu kelak",kutipan masih terpatri sejak lama ketika mendengar nasihat dari seorang pengurus masjid bernama pak Amin.Beliau sering membagikan hal - hal menarik kepada kami pemuda pengurus masjid.Pendidikan beliau cukup tinggi dengan profesi beliau mengajar di salah satu sekolah tinggi di kota Bandung,tidak membuat pak Amin menjadi besar kepala.Setiap malam minggu kami selalu berkumpul, pemuda pemudi RT 01 RW 04 Dago bukan sebatas ngaji iqro saja tetapi kami dilatih leadership oleh beliau.
Oh yaa namanku Tomi saat ini usiaku menginjak dua puluh satu tahun,sejak kecil aku dibesarkan dengan pendidikan agama yang cukup ketat dari kedua orang tuaku,salah satunya adalah nenekku sangat taat beribadah.Nenekku termasuk tokoh di kampung,salah satu keikhlasan nenekku dalam beribadah adalah beliau sampai mewakafkan sebagian kebun singkong miliknya untuk dijadikan masjid.
Pernah aku ngobrol dengan nenekku salah satu Cita cita beliau sangat simpel yaitu beliau ingin dekat dengan masjid di akhir hidup nya dan ingin anak anak di kampungku mendapat pendidikan agama yang cukup.
Kembali ke pengalamanku, sekarang aku bekerja di perusahaan fashion retail.Salah satu perusahaan yang menurutku cukup besar dan sangat religi di dalam nya.
Awal nya aku mendengar nama perusahaanya dari seorang kakak kelas sekaligus teman nongkrong di masjid,sebut saja namanya Nando.Kami biasanya menyebut dengan Bang Nando,orang nya baik dan selalu mendorong kamu anak anak masjid buat kerja di perusahaan yang ada relasi dengannya.Salah satunya perusaan tempat bekerjaku sekarang.
Kebetulan pada waktu itu aku baru kabur dari kampus,hehehe.Kabur? ya betul aku kabur alias mengundur kan diri tanpa pamit,hehehe.Alasanku kabur karena aku pikir aku lebih baik bekerja membantu ibu dan bapak.Fikirku dahulu di usia yang masih sangat muda yang ingin banyak pembuktian kepada keluarga dan teman.Keluargaku termausk keluarga yang sederhana.Ada kebiasaan di kampungku,jika ingin di pandang oleh orang orang sekitar,kita harus punya posisi bagus dalam hal pendidikan dan harta tentu nya.
Pada tahun 2005 belum banyak akses sosial media dan internet yang massive seperti sekarang.sehingga pergaulanku cukup di area masjid saja dan tidak banyak wawasan luar yang aku ketahui.
Pagi hari ketika duduk di teras mesjid,Bang Nando datang menghampiriku."Tom,mau kerja Enggak?ujar Bang Nando Sabil menepuk pundakku ketika aku duduk di pelataran masjid.
Sambil tersenyum kaget aku coba menyapa balik."Eh bang Nando,kaget aku bang maaf,ngomong- ngomong bang Nando mau nawarin kerja di mana?"sahutku dengan senyum malu."kerja di bagian gudang,perusahaan retail fashion,kalau Abang liat kamu fisik masih muda lalu kamu rajin dan tentunya kamu ganteng,cocok tuh kerja di sana,"balas Nando.Sambil penasaran aku tanya detail perusahaannya,"maaf bang kalau boleh tahu daerah mana ya? Sama gaji nya bang,hehehhe",balasku sambil mengambil alat pel dan ember berisi air untuk mengepel teras masjid.
Dia tersenyum dan sambil membawa sapu juga karena ingin membantuku bersama sama membersihkan teras masjid."Tom berarti kamu minat ya?"kalau minat siapkan persyaratan seperti fotocopy ijazah,surat SKCK, fotocopy KTP dan surat lamaran,pokok nya siapkan saja nanti bang Nando yang antar langsung ke HRD nya,untuk masalah gaji nanti saja kamu tanya langsung ke bagian HRD nya,Abang enggak enak nyebutinya,"ujar Nando.Sambil penasaran lagi aku balas bang Nando,"Oke bang saya siapkan semua persyaratannya,makasih banyak ya bang sudah dibantu,"balasku."Oke gak apa - apa yang penting kamu kerja yang serius supaya dapat pengalaman dahulu dan bisa bantu -bantu keluarga kamu untuk meringankan beban keluarga,"balas Nando.Sambil menyapu dan mengepel teras masjid kami berdua ngobrol ke sana kemari.Teras yang kotor karena baru turun hujan,maklum masjid kami tidak semua bagian teras tertutupi atap sehingga jika hujan turun maka hampir semua bagian teras basah.Hal ini pernah kejadian kepada salah satu jemaah masjid sekitar 4 bulan lalu.
Tepat nya bulan Februari 2005,pada saat itu hampir setiap hari turun hujan.azan salat asar berkumandang dibarengi dengan hujan yang sangat deras turun pada saat itu.Di sekitar dekat masjid saluran air tergenang setinggi lutut orang dewasa.permukiman padat penduduk di RT 01 RW 04 daerah Dago,membuat saluran air tidak sebesar standar,ditambah kesadaran membuang sampah pada tempat nya masih belum semua sadar.Setelah selesai azan asar,aku segera untuk mengambil alat pel di dekat tempat wudu.Hati ku gelisah karena hujannya yang lebat hawatir akan membuat licin lantai teras masjid.Mulai dari bagian teras depan sampai belakang aku bersihkan dan aku keringkan dengan lap supaya jemaah masjid yang mau salat asar tetap nyaman dan aman.Singkat cerita ketika aku mau masuk ke masjid dan salat asar berjamaah,terlihat dan terdengar umpatan seorang jemaah mengenai cuaca dan macet nya jalanan."aduhhhhh,basah semua nih baju dan celana,"terdengar keras umpatannya.dia datang dengan baju kemeja putih dan celana hitam terlihat membawa tas ransel kecil dengan jaket kulit warna hitam lusuh.Tepat pukul 15.10 WIB saya iqomah dan menjadi imam untuk salat asar pada kesempatan itu.Biasanya ada bapak Amin sesepuh kampung yang menjadi imam,karena beliau sedang berhalangan hadir mengingat ada keperluan ke kota yang harus di urus maka mau tidak mau saya yang menjadi pengganti nya.
Pada saat itu hanya ada aku dan 2 orang anak kecil sekitar usia 9-10 tahun yang menjadi makmum."Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,ucapan salam sebagai tanda mengakhiri salat.Ketika selesai zikir dan berdoa,terlihat seorang pria setengah baya yang mengumpat tadi belum ikut salat berjamaah.Dia duduk di teras dekat kotak amal masjid yang warna cokelat.muka kusut dan kurang bersahabat terlihat jelas.Aku berdiri dan menghampiri pria tersebut sambil membawa alat pel untuk membersihkan kembali teras yang masih terlihat basah karena percikan air hujan yang menghujani bagian masjid."ehemmm Assalamualaikum kang,maaf lantai nya mau saya bersihkan dahulu,boleh di dalam saja kang duduk nya sambil nunggu hujan,"ujarku kepada pria dengan rambut yang masih basah."Waalaikumsalam kang,ya maaf yaa saya tidak berani ke dalam masjid ikut salat berjamaah tadi karena masih basah seluruh pakaian saya."balas pria tersebut.sambil tersenyum dan ramah aku tawarkan kepada pria tersebut sarung dan baju Koko untuk salat."Kang maaf jika tidak keberatan saya mau meminjamkan sarung dengan baju Koko,"balasku.Pria tersebut mulai tersenyum dan berdiri sambil berkata,"Oh ya kang makasih banyak,jika ada boleh kang supaya saya bisa ikut salat di sini."balasnya."Alhamdulillah,oke kang tunggu di sini saya ambil dahulu sarung dengan baju Koko nya."balasku."Oke kang silakan",balasnya sambil tersenyum juga kepadaku.Dengan sigap aku segera mengambil sarung dan baju Koko ke kamar ku yang berada di samping masjid.Semenjak kelas empat sekolah dasar,aku mulai mengabdikan diri menjadi marbot masjid.Aku menjadi marbot masjid karena dorongan dari mamahku sendiri.Masih ingat dan tertanam sampai sekarang ucapan mamah yang menyuruh ku menjadi marbot masjid."Tom rumah kita dekat dengan masjid terus di sana jarang ada yang mau mengurusnya,mumpung masih muda ayoo rajin memakmurkan masjid supaya hidup kamu berkah",kata mamahku menasehati ku ketika ngobrol keluarga.Itulah yang memotivasi aku untuk menjadi seorang marbot masjid,simpel seperti kata mamahku hidupku ingin berkah.Kembali ke sarung dan baju Koko yang rencana aku pinjamkan kepada pria paruh baya yang kehujanan.Sarung motif kotak kotak cokelat dan baju koko polos panjang warna putih aku bawa dan aku akan serahkan kepada pria tersebut.Tetapi slang beberapa waktu aku tidak melihat pria tadi ada di masjid lagi.Aku cari kesemua bagian masjid untuk memastikan pria tersebut masih ada di sekitar lingkungan masjid.Akhir nya hal yang membuatku emosi keluar juga.Aku lihat kotak amal berwarna cokelat di luar dan kotak amal di dalam masjid juga gembok nya sudah rusak dan terbuka.Bergegas aku cek kedua kotak amal tersebut,dan ternyata benar semua kotak amal masjid tersebut isinya berhasil diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab.Perasaanku kesal emosi siapa yang tega sekali mengambil uang umat ini.padahal isinya tidak lah banyak.Kondisi seperti ini aku tidak mau gegabah dengan menuduh pria paruh baya tersebut pelaku nya.Aku hanya berbaik sangka mungkin pria tersebut melanjutkan perjalanan dengan kondisi kepalang basah.Kesel dan menyesal mengapa tadi terburu cepat meninggalkan ruangan masjid tanpa membawa kotak amal nya?kataku dalam hati ingin menangis.Kejadian ini berarti sudah ke tiga kali nya,dan pasti nya pak amin akan marah kepadaku Krena aku gagal menjaga amah nya.Tepat pukul 19.30 setelah selesai salat isya,aku beranikan diri menghadap ke rumah pak amin.
Sekitar sepuluh menit setelah salat isya,akhir nya aku bergegas menuju rumah nya pak Amin,rumah beliau kurang lebih berjarak lima menit dari masjid ini.Rumah tingkat dua berwarna putih dengan pagar hitam dan banyak tanaman herbal ditanam di sana.
'Tok...tok....Assallamualikum...,"suaraku di depan pintu rumah pak Amin.
"yaa bentar,"sahut orang di dalam rumah terdengar seperti pak Amin.
"Waalaikumsalam,ehh kamu Tom ayoo masuk silakan duduk Tom,"balas pak Amin.
"mau minum apa Tom?kopi atau teh ?"balas pak amin dengan sambil membetulkan peci nya.
"aduh jangan repot repot pak Amin,cukup teh hangat saja pak terima kasih," balasku sambil aku duduk di sofa warna merah marun.
walau ada rasa takut dan sungkan,kami memulai pembicaraan seputar perkembangan masjid.
diawali dengan basa basi kepada pak amin."Oh ya pak tadi pas hujan ada rembes bocor sekitar daerah imam,air masuk dari sela talang air pembuangan talang,"ujarku dengan nada sok akbrab nya.
"Oh yaa itukan udah di perbaiki sebelum nya Tom sama bapak minggu lalu,sekarang masih bocor juga yaa?"balas pak Amin.
saya langsung membalas perkataan pak amin."betul pak walau gak terllau gede sih bocor nya pa alias bocor alus ehhe,"balasku.
slang beberapa waktu ketika kami sedang mengobrol dengan pak amin,terlihat seorang gadis yang usia nya enam tahun jauh dibawahku,Lilis nama anak pa amin,seorang yang santun dan berpendidikan ciri khas lesung pipi nya yang selalu manis ketika tersenyum.
"Pak ini air nya,"ujar Lilis sambil menyimpan dua gelas air teh manis hangat tepat di hadapanku.
Pandanganku tidak pernah bosan memperhatikan Lilis,gadis sederhana dan sopan hal ini membuat Lilis menjadi gadis idola dikampungku.
"Ehhmmmm,,ayo Tom diminum teh hangat nya,"ujar pak Amin sambil mengambil gelas cangkir warna krem dan mempersilahkan tangannya untuk aku minum juga.
'Oh yaa baik pak,izin saya minum teh hangat nya pak,Ujarku sambil mengambil gelas cangkir berisi teh tersebut.
dua tegukan teh hangat mengawali pembicaran ku dengan pak Amin.
"Pak izin saya mau menyampaikan kabar yang kurang enak,tetapi maaf sangat bapak jangan marah kepada saya,"ujarku sambil gugup
pak amin lantas menyahut pernyataanku tadi dengan menatap tersenyum sambil mengerutkan kening.
'Memang ada hal apa Tom sampai gugup begitu ?"balas pak Amin
sambil tertunduk dan menghela napas panjang aku mulai menjelaskan perihal kejadian tadi sore selepas salat asar.
"Euu...eu...jadi...jadi..begini pak tadi sore selepas huja besar,ada kejadian yang tidak di inginkan pak,Kotak amal kita isinya di congkel pak,Ujarku sambil tertunduk lagi dengan memegang kedua tanganku yang mulai takut beliau marah besar.
pak amin mulai mengubah posisi duduk nya,menggeser tempat duduk nya mendekati ku,sambil memegang pundakku beliau berkata : "Tom ini namanya musibah,bapak paham kamu lalai tetapi bukan sepenuh nya salah kamu,dan kamu tetap harus bertanggung jawab karena ini uang milik umat bukan punya saya,balas pak amin sambil menepuk nepuk bahu ku berulang kali.
saya mencoba untuk menatap matanya pak amin walau beart pastinya dan membalas apa yang pa Amin sampaikan.
"maaf pak saya lalai dalam hal ini dan mengaku salah pak,saya siap mengganti,"balasku.
'Tom saya hargai niat kamu mau mengganti uang tersebut,saya akan tetap mengumpulkan pengurus masjid lainnya supaya tidak ada prasangka lain lain,dan akan saya umumkan juga perihal niat kamu untuk mengganti uang kencleng yang hilang tersebut,saya akan mencari solusi supaya tidak terulang lagi kejadiannya,"ujar pak amin dengan bijaksana mencoba menenangkan ku.
dengan perasaan lega aku mulai berani menghembuskan napas dan mulai berani tersenyum depan pak Amin.
tanpa basa basi lagi aku izin pamit ke pak Amin karena aku pikir urusan ku sudha ada solusi dan beliau mengetahui masalah nya.
"baik pak saya berterima kasih bapak mau memahami masalah nya dan membantu untuk mencarikan solusi nya buat saya,"ujarku
"Tom saya hanya menenangkan kamu dan saya mencoba untuk mencari solusi bukan mencari siapa yang salah,sekali lagi ini namanya musibah,semoga tidak terulang lagi karena akhir akhir ini banyak orang yang kehilangan akal sampai harus mencuri sesuatu yang bukan hak nya,"balas pak Amin.
"baik pa sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan saya mohon izin pamit pak,balasku.
Sambil berdiri dan mencium tangan pak Amin aku pamit.
pak Amin mengusap pundak dan kepalaku seperti bapak kepada anak nya yang merestui apa yang di putuskan oleh anak nya.
"Baik Tom makasih banyak atas kejujuran dan informasi yang kamu sampaikan tadi,oh ya jangan lupa ingatkan saya untuk bocor alus di daerah dekat imam ya,"balas pak Amin.
Dengan persaan lega akhir nya aku bisa meninggalkan rumah pak amin.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.