HULK, I'M SORRY
![HULK, I'M SORRY](https://thewriters.id/uploads/images/image_750x_5e6b2784a5c8c.jpg)
HULK, I'M SORRY
Malam tadi, Gue menuju Jogja via kereta TAKSAKA, start dari stasiun Gambir.
Dapat tempat duduk di gerbong ke lima, kursi ke dua dekat jendela. Lima belas menit sebelum jam 20.45, gue sudah berdiri di peron empat dengan sikap sempurna. Gue disiplin soal waktu jika berhubungan dengan keberangkatan kereta api. Bukan apa, waktu itu pernah ketinggalan. Kapok.
Kereta datang langsung naik. Kadang ngarep juga, yang duduk di kursi sebelah adalah seorang gadis, cantik, ramah, enak diajak ngobrol. Udah gitu, tuh cewe kuliah di fakultas hukum, kan jadi nyambung obrolan.
Pikiran ini Persis seperti pikiran jaman waktu kuliah dulu. Siapa tau bisa jadi gebetan. Lupa, kalo sekarang sudah tuwek.
Lima menit sebelum kereta berangkat, kursi sebelah masih kosong. Apa ga ada penduduknya, ya? Apes.
*
Seorang pria usia tiga puluhan masuk. Ransel besar di punggung, satu tas di tangan kiri, tangan kanan pegang tiket. Matanya tajam jelalatan memeriksa nomor-nomor kursi di bawah bagasi gantung.
Badan tegap, tangan berotot. Berotot karena latihan di gym, bukan karena kerja. Pakai kaus oblong ketat, celana pendek warna gelap. Lengan kiri-kanan penuh tato bahkan sampai betis-pun bertato.
Raut wajah dingin cenderung kejam, mungkin lebih tepatnya licik. Auranya sombong, tanda orang jarang silahturahim. Buktinya, dia duduk sebelah gue ga pakai basa-basi, senyumpun tidak.
Sial. Ngimpi sebelahan dengan gadis fakultas hukum malah yang datang kok, Hulk.
Gue pasang muka kejam juga-lah. Amit-amit basa-basi sama orang model beginian. Kayak-nya, di ajak ngobrol juga, ga minat gue.
Beberapa saat sebelum kereta berangka, si Hulk dengan wajah masih dingin nengok kearah gue. Tangan kanan membuka head phone yang terus nempel di kuping sejak tadi. Tangan kiri pegang dua buah smartphone. Kemudian mulutnya dengan susah payah terbuka.
"Hinni,etha,tatakan,an,yak?" kata Hulk
"Apaan?" kata gue ketus dan pasang muka asem.
"Hini,tataka?"
"Lo mau bilang, Taksaka?" jelas gue
"Hiiya,"
"Iye, ini kereta Taksaka, gerbong lima, Lo mau naik kereta apaan?" tanya gue.
Hulk narik nafas panjang sebelum menjawab. Sulit sekali bicaranya. Suaranya parau, kecil seperti suara anak anak, terputus putus.
"Mau,aik,tataka,acih,aa,"
Hulk tersenyum.
Gue tercekat.
Merasa salah, sudah berprasangka tak baik.
Sorry ya, Hulk.
#thewritersbacth7
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.