DINI HARI YANG ANEH

“Sluurrpp..”, suara seruputan kopi menemani kerjaku di dini hari Ini.
jam di mejaku menunjukan pukul 01. 45 WIB. Jam segini memang waktu yang ideal bagiku untuk “mengeksploitasi” imajinasi. Biasanya dengan menulis di jam ini, ide yang tertuang mengalir sangat deras, namun tidak hari ini. entah kenapa sejak mulai tadi, aku belum merasakan “energi liar” merasuk menggerakan jemari.
kurebahkan tubuh di ranjang kecil yang terletak tepat di samping meja kerjaku untuk mengistirahatkan badan sejenak, siapa tau dapat inspirasi. Kuambil handpone yang masih tercolok earphone. Kupasangkan kepala earphone di kedua telingaku dan mulai membuka youtube untuk mendengarkan lagu berjudul perahu kertas milik Tulus, solois pria yang namanya sedang naik daun beberapa tahun terakhir ini.
Namun belum sempat kuketik lagunya di kolom pencarian, perhatianku malah teralihkan ke video lain yang ada di beranda youtube. Video tentang berita kemunculan sosok yang diduga alien, di sebuah hutan kota pada malam hari. Ya, beberapa hari terakhir ini, isu tersebut memang sedang viral di media sosial. Mulai dari akun berita sampai akun content creator terkenal maupun ecek-ecek, semua berlomba-lomba membahasnya setiap hari.
“ada-ada saja”, gumamku.
Aku memang tak mempercayai hal semacam itu. Sebab sejatinya tidak ada yang tau pasti bentuk alien itu seperti apa. karena yang terproyeksi di benak kebanyakan orang selama ini tentang sosok alien adalah buah karya studio film hollywood atau pun film animasi yang sudah terjejali sejak kita kecil. Belum ada bukti kongkrit yang membuktikan sosoknya seperti apa.
Setelah menonton video satu menitan itu, Kembali kuketikan lagu yang ingin kudengar tadi. Belum sempat lagunya terputar karena buffering, tiba-tiba terdengar suara Langkah kaki yang cepat di luar rumah. Jantungku berdegup cepat, namun rasa penasaran ini pada akhirnya menggerakan Langkahku menuju jendela, untuk melihat apa yang terjadi di luar. Kusingkap gorden secara perlahan dan hanya menyisakan celah kecil untukku mengintip ke luar. Mataku mulai meraba celah gorden dan menyapu pandangan ke sekitar halaman yang remang tersorot lampu jalan. tak ada apapun, hanya keheningan dini hari sebagaimana biasanya.
“Deg!” tiba-tiba jantungku dikagetkan dengan sesosok kepala yang tiba-tiba muncul mengintip di posisi celah yang sama. tidak jelas wajahnya seperti apa, akibat efek backlight karena ia berdiri membelakangi Cahaya lampu jalan. Yang sedikit terlihat hanya mata hitam yang cukup besar dengan kepala pelontos. Sontak saja aku menjauh karena kaget dan tanpa sengaja kakiku menabrak rak buku yang berada dekat jendela tersebut. kuku kelingking kakikupun mengeluarkan darah yang cukup banyak, perih sekali. Segera ku ambil tisu di meja kerja untuk menghentikan pendarahan.
Perasaanku campur aduk, antara sedikit takut namun penasaran akan sosok barusan. Apakah itu maling? Tapi tak mungkin wajahnya seaneh itu. Atau tuyul? Tapi sosoknya cukup tinggi, karena bisa menjangkau jendela yang tingginya sedada orang dewasa. Karena yang ada dibenakku tuyul itu seperti anak kecil. Apa mungkin jangan-jangan… alien! Tak terasa bulu kudukku merinding hebat. Namun rasa penasaran dan jiwa lelakiku menolak takut, kuputuskan untuk keluar rumah dengan membawa golok yang kuambil di dapur yang bersebelahan dengan kamarku.
Dengan pelan-pelan aku buka pintu dapur yang langsung terhubung menuju ke halaman tempat dimana sosok tadi berada. Dengan Langkah yang waspada dan golok yang sudah siap di tangan, aku siap menghadapi sosok misterius itu. untung saja aku punya bekal ilmu silat Betawi yang kupelajari semasa sekolah menengah pertama sampai menengah atas. jadi aku cukup percaya diri dalam kondisi seperti ini. mataku masih menyapu sekitar halaman secara perlahan. Hingga akhirnya terlihat sosok itu dekat kebun kosong milik tetangga yang berada pesis di samping rumahku. Samar terlihat kepalanya botak, mata besar dan kaki telanjang. Badannya kurus dan berwarna hijau tua. Persis seperti gambaran alien di film-film. Tubuhku hanya kaku dan masih tak percaya dengan apa yang kulihat saat ini. dengan Langkah setengah berlari ia mulai mendekat. Jantungku semakin berdegup kencang tapi aku tak bisa bergerak. Ia semakin dekat seperti ingin menerkamku. mulutnya mulai terbuka sambil mengeluarkan suara aneh yang mirip suara gajah.
“Bibip bibip bibip bibip”, Tiba-tiba suara alarm handphone menyadarkanku dari khayalan.
Jam menunjukan pukul 04.00 WIB. tak terasa dua jam aku tenggelam dalam khayalan sambil rebahan di ranjang. Niat hati mendengarkan lagu, malah dapat ide cerita dari video yang kutemukan secara tak sengaja. Akupun begegas ke meja kerja untuk menuliskan hayalanku soal alien tadi menjadi sebuah cerita pendek. Jemariku mulai bergerak cepat mentranfer isi kepala yang sudah penuh dengan ide tadi. di tengah keasyikanku menulis, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang cepat di luar kamar. Aku hanya menoleh dengan cepat ke arah jendala yang tertutup, sambil memicingkan mata.
“ah sudahlah! Apapun itu, biar saja”, ucapku dalam hati, sambil kembali melanjutkan tulisan.
Saat ide lagi deras-derasnya memang paling tidak enak kalau harus terjeda. baru saja melanjutkan menulis, sekonyong-konyong di luar malah terdengar seperti suara gajah. Sontak saja aku kaget. Bagaimana bisa? Aku pun beranjak bangun menuju jendela dengan perasaan yang mulai aneh. Dengan perlahan aku melangkah, jari kelingking kakiku terasa perih. Betapa terkejutnya aku Ketika melihat jari kelingkingku sudah penuh darah. Padahal sejak bangun dari rebahan tadi tidak terkena apa-apa.
“benar-benar dini hari yang aneh”, batinku.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.