Cerita mbak indung, mbak endang dan nyunnyun

My doughter's Lovely dolls

Cerita mbak indung, mbak endang dan nyunnyun
Hanya dia yang tahu bahasa mereka

Setiap hari sebelum istri berangkat kerja, anak perempuanku selalu merengek ke bundanya untuk ikut naik motor maticnya.
Kebiasaan dia setelah mulai bisa jalan..

Seperti biasa, pagi itu si kecil merengek minta naik motor matic keliling komplek perumahan kami.
Sepenggal kalimat saketi yang selalu terucap dari bibir mungilnya,

"bunda, sak putengan". Katanya. Meskipun itu bisa 2 sampai 3 kali putar kompleks.

Kalimat sakti itulah yang tak akan pernah bisa kita tolak, jika ga mau jerit tangisnya terdengar seantero perumahan.

"Ah, biarlah. Biarkan dia ikut bunda," ujarku. Toh ga sampe 5 menit saja putar putarnya.

Uniknya lagi, dia selalu mengajak 2 sahabatnya untuk turut serta safari keliling komplek perumahan yaitu mbak indun & mbak endang.

Mbak indun, begitu dia namakan boneka butut milik bundanya waktu masih kecil dulu dengan model berlengan & kaki kecil tinggi sekira 40 cm kesayangannya yang berkulit pink itu.
Sekitar 1 tahun yang lalu, saat pulang dari cuti dari pekerjaanku di belantara Kalimantan, di ulang tahunnya yang kedua saya belikan boneka baru berwarna biru dengan model rambut "kriwil" mirip dengan rambut anak gadisku itu.

Maksudku sebenarnya ingin menggantikan posisi mbak indun....... tapi gagal.
Tetap saja dia cari boneka bututnya itu.

"Pak, mbak indun dimana?" Tanyanya waktu itu.

"Mbak indun siapa?", ujarku.

"Mbak indun", rengeknya.

Gak ngerti maksudnya, aku tanya sama bundanya.

"Mbak indun itu siapa bunda?" Tanyaku. Merinding juga saya waktu itu karena memang dirumahku ada sesuatu 'yang lain'. Hahahah.

"Ga ngerti, siapa itu", balasnya.

Lama baru 'ngeh' kalau yang dimaksud adalah boneka bututnya, setelah dia tunjuk boneka biru berambut ikal kritingnya.
Serempak kami berdua tertawa.
Ternyata, yang dicari adalah boneka bututnya. Dan langsung diambilkan dari lemari tempat boneka itu disimpan.

Setelah itu, iseng q bertanya sama anak gadisku.

Kalau boneka bututnya dikasih nama mbak indun, "trus 1 nya lagi siapa namanya nduk?" Tanyaku

"Mbak endang," tegasnya. Sontak kami bertiga tertawa lagi.
Ya, bertiga. Dengan anak lelaki pertamaku.
Ada ada saja imajinasi anak gadisku itu. Hahahah

Kembali ke "sak putengan" tadi. Meski sudah diajak keliling komplek oleh bundanya, jika bapaknya keluar rumah tetap saja dia minta "sak putengan" lagi. Tentu saja mengajak kedua sahabatnya itu. Mbak indun & mbak endang.

Hari ini, aku lihat ada teman barunya. Sebuah boneka kelinci mungil yang dia namakan "nyun nyun" yang juga punya bundanya saat masih kecil dulu. Yang pastinya akan sulit bagi bapak sama bundanya jika dia diajak "sak putengan" sekalian.

Gimana bawanya coba? Hahahah

Kediri, 9 Juni 2020
02.41 am

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.