Cappadocia

Cappadocia

Cappadocia. Tempat ini mendadak terkenal di Indonesia. Sejak kemunculan di series " Layangan Putus". 

" It's my dream mas, not her"

Dari sini paham ?

Pergi ke Cappadocia pun menjadi mimpiku. Kapan aku tiba disana ? Berada didalam balon udara tersebut. Berapa Duit yang harus disiapkan.

Sebenarnya ke sana itu bisa hanya angan belaka. Jadi sudah cukup hanya diingin saja, nanti jika semesta berkehendak juga, aku pasti sampai disana dengan caranya.

Namun jika diusahakan menjadi nyata, maka dari sekarang dikumpulkan uangnya. Dicari tau berapa biaya yang dihabiskan bila pergi kesana, Sebaiknya pergi sendiri atau lewat agen ? Lebih murah mana ? Berapa lama agar uang nya terkumpul ? Kapan perginya ? Dokument apa saja yang perlu disiapkan ? Semua diusahakan, direncanakan . Sekarang bila ada hambatan , bagaimana mengatasinya ?

Pilih mana ? Itu baru satu keinginan saja. Belum lagi muncul impian- impian yang lain. Apakah hidup hanya sebatas itu ? Coba perhatikan. Bagaimana kamu menjalani hidupmu ? Apakah tujuan akhirnya UANG ?

Contoh saja hidupku. Dengan masih melajang, aku tetap pergi bekerja 50 jam seminggu. Namun rasanya waktu ku habis hanya untuk pekerjaan ini. Dari baru membuka mata, yang kupikirkan adalah" Persiapan Bekerja". Makan apa ? Bawa bekal makan siang atau beli ? Berangkat lewat mana agar tidak terjebak macet. Apakah bensin motor  masih ada atau masih harus singgah ke POM untuk isi BBM ? 

Apalagi kalau mengerjakan banyak hal dengan alasan setiap orang mesti "Multitasking". Sekarang aku baru menyadari "multitasking" hanya akal- akalan perusahaan untuk berhemat. Kamu pasti akan kelabakan, sungguh. Sedikit omelan saja akan membuatmu reaktif. Jengkel berkepanjangan.  

Bekerja sebagai bawahan menyadarkan lagi satu hal, disana pendapatmu tidak penting. Semakin kamu berpendapat, semakin banyak tekanan yang akan dirasakan. Kamu hanya perlu menjawab "iya". Tak peduli bagaimana perasaanmu. 

Belum lagi sampai rumah kamu masih harus menjawab pertanyaan- pertanyaan di group whatsApp. Habis sudah semua waktu memikirkan pekerjaan ini. Itulah mengapa para karyawan sangat mendambakan libur.

Setelah gajian, uang itu menguap begitu saja. Coba kumpulkan semua struk belanja dan lihat, betapa banyaknya membeli barang yang tidak benar- benar diperlukan. Hanya gara- gara diskon, flash sale, review, iklan. Semua barang seolah- olah menjadi dibutuhkan padahal tidak. Berapa barang yang  benar-  benar menjadi terpakai bukan hanya menumpuk?

Lalu bila tidak bekerja, Apa ? Apa seperti hewat peliharaan maka, tidur, Bab , Bak ? Sepertinya kelahiran setiap manusia punya tujuan awal yang terlupakan oleh uang. Kenapa malah menjadi budak uang ? Menikah atau melajang. Punya anak atau tidak. Berpendidikan atau tidak . pada ujungnya semua lari mengejar Uang.

 

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.