SIAPA YANG LEBIH TUA???

Suatu hari, guru saya tanya, ''Kamu lahir tanggal berapa? Saya harus tulis di rapormu, iki!''
Saya bingung. Wong ndeso zaman dulu, tahu tanggal lahir dari mana? Tapi, guru saya marah. Buru-buru saya lari pulang, bertanya sama bapak saya.
''Kamu lahir itu... waktu Gunung Lawu meletus, Le,'' jawab bapak saya.
Besoknya, saya kasih tahu jawaban bapak saya itu ke guru saya. Eh, saya dimarahi lagi. Pulang sekolah, saya tanya lagi ke bapak saya.
''Tenanan, Le, lahirmu itu waktu Gunung Lawu meletus. Buktinya, Bapak ingat, waktu itu banyak abu!'' kata bapak saya meyakinkan.
Besok paginya, saya katakan lagi hal itu ke guru saya. Guru saya makin marah.
''Ya, sudah, saya kasih saja tanggal lahir buat kamu!'' kata guru saya saking kesalnya.
Maka, ditulislah tanggal lahir saya di rapor: 18 September 1962. Tanggal itu akhirnya terus saya pakai di ijazah-ijazah, di paspor, KTP, dan semua dokumen resmi saya, sampai sekarang.
Padahaaal, guru yang sama sebelumnya pernah tanya juga ke kakak saya, berapa tanggal lahirnya. Sama seperti saya, kelahiran kakak saya juga yang diingat bapak saya bukan tanggalnya, tapi peristiwanya!
''Kamu lahir itu waktu hujan badai. Waktu itu, pohon pepaya di depan rumah tumbang!'' jawab bapak saya tentang tanggal lahir kakak saya.
Sama dengan nasib saya, guru saya waktu itu juga ngasih tanggal lahir buat kakak saya, tapi sepertinya dia lupa. Tahu tanggal berapa yang beliau kasih buat kakak saya? 7 Mei 1963!
Lha, jadi yang kakak yang mana??? Wkwkwk....
Sentul, 21 Maret 2015
*****
#tulisan lama
#didasari pengalaman Romo Yohanes Driyanto yang diceritakannya dalam suatu acara rekoleksi :)
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.