LANTAI 3

LANTAI 3

George merapikan tumpukan berkas di atas mejanya. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.05, masih ada dua tiga berkas kandidat lagi yang harus dia baca detil agar besok dapat dijadwalkan untuk wawancara.

Dia melongok keluar ruang kerjanya. Tinggal Deta dan Neta yang masih berkutat di depan komputer. Sepertinya yang lain sudah pulang ke rumah.

“Deta, Neta, kalian belum pulang?”

“Belum mas, tanggung, ada beberapa data karyawan yang perlu diinput ke sistem. Biar beres dan gak numpuk besok. Kalau Deta sih, kayaknya nonton drakor, ha,ha,ha.”

“Enak aja, aku lagi nyiapin surat kontrak buat karyawan baru!” Sengit Deta.

“Ha,ha,ha, nonton drakor juga gak apa-apa Det, kan udah di luar jam kantor. Tapi pake paket data sendiri yak!” Seru George ke Deta.

“Aku gak nonton drakor Mas, aku gak suka drakor, Neta nih fitnah keji!” Gerutu Deta.

“Yo wes, kalau masih pada kerja, segera selesaiin, jangan pulang terlalu larut. Nanti dipungut Jin, ha,ha,ha.” Canda George sambil kembali meneruskan membaca berkas-berkas yang menumpuk di mejanya.

George sayup mendengar suara di televisi yang melaporkan pemerintah secara resmi menyatakan temuan kasus positif virus Corona yang beberapa bulan terakhir melanda sejumlah negara. George sempat mendengar nama sebuah club malam yang cukup sering dia datangi turut disebutkan.

Seminggu berlalu. Wabah Covid 19 akibat virus Corona semakin serius. Jumlah korban positif dan meninggal setiap hari terus bertambah.

===

Hari itu, George merasa badannya kurang fit. Gula darahnya naik, dia memang mengidap diabetes. Namun dia tetap memaksakan diri ke kantor karena masih banyak pekerjaan menumpuk.

George masuk ke dalam lift, bersama beberapa orang yang naik ke lantai 3. Lantai 3 adalah tempat divisinya berkantor.

Saat masuk ke ruangan, dia agak kaget karena ruangannya kosong. Tapi dia melihat di ruangan Pak Ricky, atasannya, banyak yang berkumpul. George pun bergegas menghampiri.

“Teman-teman, ini sungguh mengagetkan, tidak disangka dan tidak diharapkan.” Suara Pak Ricky terdengar perlahan dan sedikit bergetar.

George menghentikan langkahnya sebelum menyentuh pintu ruangan Pak Ricky. Dia memutuskan untuk mendengarkan dari luar.

“Saya tidak mengira jika hal ini menimpa rekan kita. Saya sudah berdiskusi dengan BOD, kita semua dirumahkan selama 14 hari dari sekarang. Dan saya sudah atur, skedul untuk pemeriksaan kesehatan kita semua. Menyusul akan saya info nanti via WA.” Jelas Pak Ricky kepada timnya.

“Kalian silahkan bubar, dan bersiap-siap untuk segera kembali ke rumah. Handphone harus standby selama 24 jam!”

Seisi ruangan itu pun keluar dengan wajah tertunduk dan beberapa terlihat menangis.

“Hai, guys, ada apakah, sepertinya saya ketinggalan gossip nih.” George menyapa riang teman-temannya. Tetapi semua diam, acuh.

"Ehmm, ada apa dengan kalian, kok pada gak nyahutin aku.” George dengan penasaran terus mengoceh ke teman-temannya.

“Deta, tolong segera minta Vanda Florist untuk mengirim karangan bunganya ya.” Neta setengah terisak berkata ke Deta.

“Net, seperti ini tulisan di papan karangan bunganya?” Deta bertanya ke Neta, sambil memutar layar laptopnya menghadap ke arah Neta.

George bisa melihat dengan jelas tulisan di layar laptop tersebut.

Selamat Jalan, sahabat kami George Lucas Prasetyo. Tenanglah di pangkuanNya, rindu kami untukmu selamanya.

“Whaaat…. This is not funny guys, ini sudah keterlaluan!” George berteriak-teriak. Tapi semua bisu, tidak mengacuhkannya.

George sayup mendengar suara pembaca berita di televisi…

“Pria yang yang ditemukan meninggal di dalam mobil di area parkir gedung perkantoran BlueSky, pada Jumat lalu, positif terinfeksi Corona.”

George melirik ke layar televisi, dan dia merasa sangat familiar dengan area parkir tersebut. Dan dia sangat kaget ketika melihat mobil yang disorot kamera mirip dengan mobilnya.

Dan George mendadak pusing ketika melihat wajah-wajah orang yang sangat dia kenal tersorot oleh kamera berkumpul di dekat area parkir tersebut.

“Itu kan area parkir kantor… jadi saya….saya…saya sudah …”

Seketika ruangan itu berputar dan George merasa seolah tertarik ke langit-langit, semua benderang, penuh cahaya.

Perasaan damai dan tenang pun melingkupinya.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.