Kencanku dengan Dua Peri

Kencanku dengan Dua Peri
Delapan dari Sepuluh Kardushians

Malam itu aku kencan dengan peri. Tak cukup satu peri, melainkan dua! 

Ketika aku datang di tempat kencan, dua peri itu belum ada. Aku justru melihat ada lima orang lain menunggu di sana. Dari pembicaraan mereka, ternyata mereka pasangan kencan dua peri itu!!!  Bahkan - belakangan aku tahu - kedua peri itu menjanjikan pertemuan dengan delapan orang, tetapi dua orang tidak hadir.

Apakah aku marah?

Herannya, aku tidak marah. Mungkin karena aku sempat tertidur menunggu waktu kencan. Hari itu bermacam tugas kulakukan. Satu jam sebelum waktu kencan, mataku beraaaat, dan kantuk menyerang. Sempat beberapa saat tertidur, sebelum akhirnya terbangun kaget dan segera berlari menuju tempat kencan.

Ketika kulihat ada lima orang lain di tempat itu, tergesa aku sembunyi. Aku tidak memencet tombol-tombol rahasia di tempat itu, sehingga wajahku tak terlihat dan suaraku bahkan tak terdengar. Aman!

Beberapa saat setelah nguping obrolan kelima orang itu, aku memutuskan nongol saja. Kupencet dua tombol dengan ikon berbeda, dan muncullah aku di hadapan mereka. Mereka ternyata menyambutku dengan senang hati. Aku akhirnya ikut ngobrol sambil menunggu kedua peri itu.

"Namaku Peri Syantik Ulala Beibeh," begitu tiba-tiba terdengar suara imut mengenalkan diri.

Sesosok peri mungil muncul. Kami berenam terbelalak!  Peri yang datang itu memakai tiara gemerlap menyilaukan di kepala. Wajahnya cantik dan imut, seimut suaranya. Pipi dan bibirnya berwarna merah, yang sayangnya ga nyambung sama mahkota gemerlapnya.

Si peri imut itu menjelaskan kalo peri satunya sebenarnya adalah peri jahat. 

Waduh!!! Gimana, nih? Kami berenam saling melempar pandang, seakan sepakat untuk tetap di tempat itu. Menunggu si peri satunya. Peri jahat.

Lamaaaaaaaa ... kami menunggu ... 

Sambil menunggu, kami mendengarkan dengan takzim penjelasan-penjelasan dari si peri imut.

WAAAAAAA!!!!!!!!!

Aku lupa siapa yang berteriak duluan. Ternyata si peri jahat itu tiba-tiba muncul tanpa kami sadari. Melihat peri jahat ini, memang kami bingung, sih, antara mo takut ato ketawa. Rupanya ketakutan kami sirna, dan kami tertawa bersama. HAHAHAHAHAAAA ....

Devil Cemarania Taki Taki Rumpa. Begitu nama yang ia ucapkan. Wajahnya dibingkai daun-daun cemara hijau, dengan hiasan gemerlap di balik daun-daun itu. Wajahnya kehitaman ... agak abu-abu tepatnya. Bibir dan pipinya merah mirip peri satunya. Mungkinkah ini dandanan khas para peri?

Ketika mendengar si peri jahat ini berbicara, hilanglah ketakutan kami. Kami hanya tertawa terbahak-bahak dan terpingkal-pingkal bergantian. Wajahnya saja yang syerem, tetapi tak ada alasan yang membuat kami takut.

Kencanku dengan dua peri itu ternyata luar biasa! Kami berdelapan sangat menikmati kencan ini. Tak hanya guyonan dan humor yang mewarnai pertemuan kami, tetapi juga pengucapan mantra dan doa. Kami merefleksikan dan bersyukur untuk tahun 2021, dan mengucapkan harapan serta doa untuk tahun 2022.

Yaaa ... Ini adalah kencanku dengan The Kardushians via zoom. Bersepuluh, kami adalah perempuan-perempuan yang bertemu di dunia maya karena sama-sama telah ikut pelatihan The Writers. Kami telah menulis sebuah antologi berjudul Pindahan Sepuluh Perempuan, dan kami ingin menulis buku bersama lagi. Wish us luck! (rase)


Selamat Hari Perempuan Indonesia 22 Desember 2021.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.