Indahnya Maiyah & Doa Nabi Yunus di dalam Ikan Paus.

Catatan dari Maiyah terakhir tahun 2019

Indahnya Maiyah & Doa Nabi Yunus di dalam Ikan Paus.

Friday the 13th. Di Barat sana, setidaknya saat saya kecil, Jumat tanggal tiga belas itu sesuatu. Sesuatu yang terkait dengan hal-hal seram dan horor. Friday The 13th di Desember 2019 juga sesuatu buat saya. 

Tadinya saya mengira setelah mendapatkan mutasi kerjaan yang membuat saya lelah raga, saya bakalan terlalu lelah untuk datang ke Maiyah. Ternyata terbukti kemarin tidak. 3 - 4 jam perjalanan pulang kantor, tidak menyurutkan saya datang ke Taman Ismail Marzuki untuk sebuah kenduri istimewa yang rutin bulanan. Bahkan mata, hati, sukma, jiwa, atma, raga saya terjaga saat mendengar suara Mbah Nun seperti abis mencecap kopi Arabika Gayo yang ditemani sebongkah gula aren di tepian danau Lut Tawar Takengon Aceh! Segar bugar terang benderang. 

Sebungkus kacang rebus seharga Rp 10.000,- yang sengaja saya beli dari tukang kacang tanah berlogat Jawa Ngapak tepat di belokan sebelum pintu masuk TIM tidak sempat saya gubris. Sedianya memang saya nobatkan menjadi obat penawar kantuk manakala sedang dalam proses sinau bareng di Kenduri Cinta ini. 

Ada diskusi dari 3 kelompok tentang arti demokrasi dan Pancasila dipaparkan di panggung. Seru. Semua orang dengan merdeka mengutarakan pendapatnya. Setelah itu Mbah Nun mengulas dan memberikan reminder-reminder dan pancingan-pancingannya. Kritis. Nyleneh. Out of the box. 

Selingannya kali ini adalah Krist Sagara dengan lagu-lagunya yang berbahasa Jawa. Ada dua lagu yang saya simak dari pemilik suara bagus yang tampil dengan memetik gitar akustik. Lagu berjudul Sworo Adzan dengan berani mencantumkan kata-kata "aku iki pancen ora mbejaji". Mengingatkan saya tentang penggalan kata ini: "inni kuntum minal adzaalimin". Tepatnya:

 Laa ilaaha illa anta. Subhaanaka, innii kuntu minaz zhaalimiin

  “Tiada Tuhan melainkan Engkau (ya Allah)! Maha Suci Engkau (daripada melakukan aniaya, tolongkanlah daku)! Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang menganiaya diri sendiri”.(QS Al-Anbiya’ : 87).

Doa Nabi Yunus di dalam ikan Paus.

Satunya lagi adalah lagu penggugah semangat untuk para "sobat ambyar". Judulnya "Balungan Kere". Saya baru sekali dengar lagu itu, tapi sangat terhibur dengan suasana yang terbangun sangat interaktif. Saling sahut menyahut di penggal-penggal lagu. 

Kendurian yang penuh Kerinduan!
Di mana lagi kalau bukan di Taman Ismail Marzuki.
Di mana lagi kalau bukan di Kenduri Cinta.

Sampai jumpa lagi di Kenduri Cinta 2020.

----
Satu hal yang memancing saya untuk mengambil gambar adalah pohon besar di kiri jalan setelah pintu gerbang. Bisa jadi Angsana. Bisa jadi bukan. Saya tidak tahu persis. Yang jelas, bulan begitu indah berada dalam satu komposisi bersama batang kayu, dahan, ranting, dan dedaunan. 

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.