Happy Mother's Day

Happy Mother's Day
mother's day card from my daughter

(Tulisan ini ditulis sebagai Kiriman PR pertama dari Cyndhanita, Balikpapan
14 May 2019, saat mengikuti kelas penulisan the Writers Batch 1)


HAPPY MOTHER'S DAY

Hari masih pagi di Balikpapan ketika saya menyelesaikan scrolling pesan-pesan WA di beberapa grup yang terlewat semalam. 
Alhamdulillah pesan-pesannya berita baik semua, dan sebagian teman saling mengucapkan "Happy Mother's Day". Sehingga saya bisa memulai hari ini dengan senyuman. 

Setelah berhasil memberangkatkan ketiga buah hati naik ke bus sekolah dengan aman dan sentosa, saya pun duduk santai sejenak di depan tivi sambil memikirkan tema apa yang akan saya tulis buat PR Cerpenting the WRITERS.. hmm belum ada ide tapi Oom Bud bilang jangan dipikirin, jadi.. santai dulu lah sejenak. Saya pun mengambil remote tivi dan menyalakannya. 
Di layar tivi muncul pilihan playback di Disney Channel. Rupanya Bumi, anak bungsuku , yang terakhir nonton tivi  sambil sarapan sebelum ke sekolah . Sayapun langsung memencet tombol Play. 
Dan terputarlah  sebuah film kartun berjudul "Bao".
Tadinya saya pikir film kartun biasa tentang superhero atau robot luar angkasa, namun ternyata bukan, 
tanpa disangka-sangka film tanpa dialog ini mengaduk-aduk perasaan hingga saya menitikkan air mata. Luar biasa! Dengan durasi  hanya sekitar 4 menit  film ini merangkum begitu banyak perasaan seorang ibu pada anaknya. Rasa bahagia dan rasa khawatirnya, rasa bangga dan rasa cemburu atas pertumbuhan dan pergaulannya, rasa gembira saat bersama dan rasa sedih  dan marah saat ditinggalkan. 
ceritanya begitu jujur apa adanya, namun begitu sukses menyentuh hati  ibu-ibu baperan semacam saya.
Gak heran film pendek ini berhasil meraih Academy Award for Best Short Film (animated). 
Menurut mbah Google, Domee Shi sang penulis sekaligus sutradara, adalah seorang Chinese Canadian yang dibesarkan sebagai anak tunggal di keluarga imigran di Canada. Sang Ayah adalah seorang seniman ilustrator, sementara sang ibu adalah seorang ibu yang menurutnya tidak terlalu ekspresif tetapi sesungguhnya cukup over protektif. Sang ibu sering membuatkan Bapau kesukaannya persis seperti  si ibu dalam film "Bao".
Pantesan aja  film ini begitu menyentuh, karena kehidupan sehari-hari sang penulis menginspirasi jalan ceritanya. Sang penulis dengan jujur mengakui dan menceritakan kembali tentang perasaan sang ibu kepadanya.  
Hal ini  membuktikan bahwa dalam berkarya Kejujuran bisa menjadi suatu power yang kuat. Bener kata oom Bud, gak usah dipikirin. Biarkan mengalir apa adanya, tuliskan setiap perubahan emosi yang kita rasakan , nanti tinggal dirapiin.

Cerita tentang hubungan ibu dan anak, memang selalu berhasil membuat hati saya trenyuh. 
Saya jadi teringat , beberapa tahun yang lalu saat sedang naik angkot di kota Bandung. 
Angkot yang saya naiki berhenti di depan sebuah Sekolah Dasar Negeri Favorit, ternyata seorang ibu dan seorang anak yang memberhentikannya untuk pulang ke rumahnya. 

Karena pada saat itu angkotnya kosong, isinya hanya kita bertiga, tanpa sadar sayapun menyimak obrolan mereka. 
Sang ibu sepertinya seorang ibu pekerja yang sederhana berlogat Jawa, penampilannya  rapi dan sederhana. Sang anak laki-laki  berusia sekitar 11 tahun, berpakaian sangat rapi dan bersih, meskipun baju seragamnya tidak terlihat baru, namun terlihat betul bahwa dirawat dan dirapikan dengan baik. 
Dari sorot mata sang ibu, saya bisa melihat suatu kebanggaan yang besar pada anaknya. Lengannya mendekap kuat Rapor sang anak sambil tersenyum. Rupanya hari itu adalah hari pembagian Rapor. Dari obrolannya  saya menangkap  bahwa  nilai Rapor sang anak membuatnya begitu bahagia, dan optimis bahwa suatu hari nanti sang anak harus lebih sukses dari dirinya. Sayapun jadi ikut bahagia dalam hati. 
Angkot pun berjalan melewati sebuah Mall terkenal di kota Bandung. Tepat di depan pintu lobby Mall supir Angkot berhenti sejenak untuk menawarkan jasanya pada sekelompok anak gadis berseragam SMP. Namun ternyata mereka menunggu angkot 
jurusan lain, lalu Angkot kamipun kembali berjalan. 

Setelah beberapa menit terdiam, tiba2 sang anak bicara pada ibunya.. 
"Bu Temen-temenku udah pada punya facebook semua lho.."

"Eh..eh..eh.. kamu gak usah ikut-ikutan , mereka itu kan anak orang kaya" sahut ibunya sambil ekspresi wajahnya mulai berubah dan suaranya mulai meninggi. 

"Aah ibu payah, nanti aku dibilang gak gaul dong bu" jawab sang anak lagi sambil cemberut dan lalu membuang muka, memandang ke luar angkot. 

Si ibu pun terdiam dan membuang pandangan ke arah yang berlawanan. 

Saya jadi salah tingkah, ingin rasanya memarahi si anak karena menghapus kebanggaan dari wajah ibunya dalam hitungan detik saja. Dalam hati saya menggerutu "Pasti gara-gara lihat segerombolan kakak kelas cantik di Mall tadi ". ????

Hampir saja saya ikut nyampurin urusan mereka, sampai tiba-tiba sang ibu dengan penuh kasih sayang mengeluarkan kata-kata yang paling bikin saya trenyuh. 

Sambil mengelus lembut rambut sang anak.. ibu itu berkata " Ya sudah sayang, maafkan ibu ya... 
Kamu kan baru naik kelas 6 SD. Nanti kalau kamu mainan facebook terus belajarmu jadi berantakan, nilaimu  nanti menurun."  

Si anak pun mulai memandang kembali wajah ibunya, meskipun belum dengan tersenyum. 

Kemudian ibunya melanjutkan kembali kalimatnya: "Ibu janji deh, nanti kalau kamu belajarnya rajin, nilai-nilaimu bagus, kamu lulus dengan nilai yang tinggi terus dapat SMP negeri Favorit, ibu akan kerja lebih giat lagi.. supaya bisa beliin kamu Facebook!"

Hah? Beliin Facebook ? Hahahahah... 
Perasaan trenyuh saya berubah jadi geli bercampur entah apalah namanya. Mau ketawa pun saya gak mungkin, takut mereka tersinggung . Tapi yaa ampun.. kalau saja semua yang saya dengar dan saksikan tadi ada di sosmed pasti sudah saya kasih emoticon atau GIF ketawa guling-guling. 

Imajinasi sayapun mulai ngarang bahwa si anak akan membalas kalimat ibunya dengan senyuman manis sambil bilang " Bener ya bu? Janji ya? "
Terus sambil memegang kedua tangan ibunya dia bilang " Aku juga janji bu, akan belajar sungguh-sungguh, supaya aku bisa dapat pekerjaan yang baik nanti, Kalau aku sudah bekerja, gaji pertamaku akan aku belikan Twitter buat ibu !" ????????

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.