Aku Masih Mau Hidup

Aku menatap keluar jendela melihat hujan deras, tenang rasanya.
"Ngapain liatin hujan, sendu banget", suara suamiku membuyarkan ketenanganku.
Aku berbalik mendekatinya, "Mulai deh..jail", seraya kucubit lengannya, sambil membetulkan selang oksigen di hidungnya.
Sudah duapuluh tiga hari suamiku dirawat di rumah sakit karena sesak nafas,batuk dan rasa mengganjal. Diagnosis awal adalah Pnemonia.
Sedih rasanya melihat perawakannya beberapa minggu lalu masih kekar,sehat saat ini kurus dan merasakan sakit ketika batuk disertai sesak.
"Dokter jam berapa visit,Yank? Lama buanget..mau tau hasil rontgen 3Dnya",gumam suamiku kesal.
"Biasanya jam 16.30 WITA dah muncul. Dah, ..istirahat aja dulu nanti juga ke sini", ujarku sambil mengusap rambutnya.
Betul juga sih, tumben hari ini Dokter belum visit pasien, tidak seperti biasanya. Ada apa ya?. Pikiranku melayang, apa ada sesuatu ya? Kutepis pikiran negatif yang menari-nari di kepalaku. Oh mungkin hari ini visit setelah berbuka puasa,
Kkkkkrrrr....Kkrrr, dengkuran suamiku terdengar tertidur pulas,sepertinya pengaruh obat. Kugunakan kesempatan ini untuk keluar membeli takjil, sebentar lagi waktu berbuka puasa.
"Mas,..aku keluar beli takjil sebentar ya",bisikku. Tidak ada respon,
Ketika aku berjalalan beberapa langkah keluar kamar, perawat memanggilku meminta untuk menemui Dokter . Ya sudah, aku tunda membeli takjil.
Masuklah aku ke ruang Dokter yang bercat putih bersih dan tercium aroma karbol khas rumah sakit.
"Silahkan duduk Bu. Maaf tadi saya sengaja tidak visit ke kamar pasien, karena ada hal penting yang harus dibicarakan dengan keluarga pasien dan saya meminimalisir shock dari pasien.", terang Dokter. Deeggh! Apa ini...berita burukkah? Telapak tanganku mulai berkeringat dan tidak kalah exist jantungku berdetak irama Stacato.
"Hasil Rontgen Bapak...mmm terlihat ada Massa berukuran 6.8cm x 10 cm, sebesar bungkus rokoklah. Letaknya diantara Paru dan menekan atau Mediastinum vena menuju jantung sepertinya sudah tumbuh sekitar lima tahunan", ujar Dokter dengan tatapan serius.
Astaga apa itu Massa? istilah kedokteran ini asing bagiku. Massa adalah suatu sel abnormal yg menempel dan tumbuh di organ tubuh,
Dalam kebingunganku, ". Dok pakai istilah umum aja deh, Massa itu Tumor alias daging jadi atau kanker?" Dengan cepat Dokter mengangguk," Kita ambil tindakan Bronchoscopy untuk menentukan apakah Tumor Ganas atau Tumor Jinak. Dua hari lagi kita lakukan, sabtu".
Jujur saat Dokter menerangkan hasil rontgen, badanku lemas lunglai, jantung serasa berpindah ke ujung kaki. Air mata langsung bercucuran, Dokter dengan sigap memberikan kata-kata yang menenangkan bahwa suamiku bisa sembuh. Dalam pikiranku berkecamuk, bagaimana cara menyampaikan kepada suamiku. Pasti suamiku akan bertambah drop bila mendengarnya, Apalagi kami tinggal di perantauan tidak ada sanak saudara untuk membantu menyampaikan hal tersebut.
Dengan. langkah gontai, serasa melayang aku berjalan menuju kamar suamiku diiringi cucuran air mata yang tidak dapat kubendung. Habiskan air mata dulu...kuat..kuat, sebelum masuk kamar. Tidak terpikirkan lagi untuk membeli takjil.
Ketika masuk kamar, suamiku sudah duduk bersila " Jadi umurku berapa lama lagi,Yank?! Aku tau umurku ga lama lagi koq. Tumor apa Kanker? jujur Yank!", terdengar suaranya bergetar.
Aku tidak berani menatapnya,aku tertunduk. Tapi aku berusaha menenangkannya bahwa suamiku harus semangat untuk berobat dan yakin sembuh.
Lanjut aku berbuka puasa dengan sebotol air mineral dan mengajaknya untuk sholat magrib. Ya, hanya doa mohon pertolongan dan mujizatNya sebagaimana seorang Hamba yang tidak punya kuasa apapun.
Saat makan malam pun tiba, suamiku menolak untuk disuapi. Terlihat dari setiap suapannya tercekat menahan tangis.
"Aku masih mau hidup buat kamu dan anak-anak. Maafin aku belum bisa membahagiakan Yank.Aku kangen anak-anak", isaknya memecah heningnya kamar.
Akhirnya pertahananku bobol juga.menangis dan berterus terang apa yang disampaikan Dokter. Aku mengerti betapa hancur hatinya, tapi,,,diluar dugaan suamiku ikhlas menerima keadaan sakitnya, ternyata yang membuat menangis adalah rindu anak-anak dan keinginan AKU MASIH MAU HIDUP, takut tidak dikabulkan olehNYa. Keinginan panjang umur, membesarkan anak-anak. Harapan kami semoga dikabulkanNya. Aamiin
"Selamat Pagi Pak,Bu. bagaimana sudah disampaikan tindakan yang akan dijalani Bapak?",dengan tenangnya Dokter bertanya. Aku dag dig dug...Dok.
Suamiku menyanggupi dan siap menjalani prosedur sebelum Bronchoscopy, selama dua hari. Obat-obatan pun ditambah dengan Morphine. Wah sesakit itukah nanti?
Bersyukur melihat suamiku semangat ceria dan agak sedikit genit. Seringkali terlihat sedang memandangiku dan berkata" Love you". Berbunga-bunga rasanya. Memintaku mengupload status WA foto pernikahan dengan caption "Aku mau hidup untuk cintaku".
Saat melepas rindu dengan anak-anak lewat video call pun, ada nasehat dan pesan yang menyiratkan suatu perpisahan. "Nuna dan adek harus akur ya, jagain mommy nanti kita ketemu lagi di rumah besar". Apa maksudnya??
"Mas..udah jam 22.00 WITA tidur, lagi nulis apa sih senyam senyum lagi?!",rasa penasaranku muncul.
"Bentar Yank..lagi tulis surat cinta...hahahha", gurauannya yang garing, Lanjut melipat mata, tidur.
Entah sampai jam berapa suamiku beraktifitas tadi malam. Sampai akhirnya aku tertidur pulas.
Pagi hari aku terbangun karena mendengar suara grok.,,grok, suamiku mengeluh dadanya sesak dan ada bunyi yang janggal dan meminta tekanan oksigen dibesarkan.
Tapi tidak sampai lima menit, suamiku kejang-kejang tak sadarkan diri. Aku berteriak memanggil perawat . Bergegaslah perawat dan Dokter, berlari menuju ruang suamiku dengan membawa peralatan dari ICU, semua terlihat sibuk meyadarkan suamiku. Gemetar seluruh badanku, hati menjerit..panik, hanya doa untuk suamiku yang menguatkanku
Setelah setengah jam berlalu akhirnya suamiku lolos dari masa kritis, terhalangnya oksigen oleh massa dan aliran darah dari ke jantung akibat tertutup massa yang membuatnya kejang, Lega rasanya puji syukur kepadaNya, suamiku masih diberi hidup.
"Aku dimana? Tadi aku bukan disini, dijalan lurus kiri kanan ada kabut, terus diujung ada pintu bersinar terang banget. Aku jalan ke sana, mau masuktiba-tiba gelap, koq ada disini",lirih suamiku. Aku hanya mengatakan kalau yang dialaminya hanya mimpi, tapi batinku berkata lain. Seperti itu jalan menuju alam lain, ah tidak,,!
Tangannya yang lemah memegang tanganku sambil meminta maaf, menitipkan salam untuk anak-anak dan kalimat "Aku masih mau hidup".Aku hanya menjawab lirih, "Sama-sama Mas".Tak henti-henti bibirnya mengucapkan Tahlil. untuk beberapa saat perasaanku tenang dan optimis baik-baik saja kedepannya.
Tiba-tiba,,tiiiiittttt.. Monitor ICU menjerit, garis kurva mulai mendatar, pulse nadi dan pulse jantung mulai rendah. Aku panik, kembali perawat dan dokter melakukan CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation) sebagai pertolongan gawat darurat ketika henti jantung dan berharap ada tanda kehidupan lagi.
Semua sia-sia.............
Semua angka d Monitor ICU terjun bebas, hanya menyisakan rasa dingin di seluruh tubuh suamiku. Tangisku pecah, teringat anak-anak bagaimana menyampaikan berita duka ini? Ditengah malam sendiri, aku memeluk ragamu yang dingin dan ragaku serasa melayang,tatapanku nanar,telingaku hanya mendengar kata-kata terakhirmu
Ya, suamiku masih hidup tapi di dimensi yang berbeda.
"Flight Attendant On Take Off position",terdengar announcemet dari Pilot di cabin.
Ya, hanya suara itulah yang terdengar saat mengantarmu pulang.Selebihnya aku tidak peduli dengan sekitarnya.Aku hanya menahan tangis didepan anak-anak dan hanya memeluk jacketmu,yang ternyata ada secarik kertas di saku jacket " Surat Cinta " yang kau buat
,"Maafin aku ya Yank, maafin papa ya Nuna & Adek.Papa belum bisa membahagiakan kalian, mengantarkan kalian menjadi orang sukses. Papa sadar sakit ini karena kesalahan papa waktu hidup, papa ikhlas. Insyaalah nanti kita ketemu lagi ya dirumah besar berwarna putih. Jagain mommy ya..Papa masih hidup di hati kalian "Love You All"
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.