DALAM BERKOMUNIKASI, JANGAN JADI ROMEO DAN JULIET!

Roman klasik ini ternyata ada hubungan dengan topik komunikasi yang akan kita bahas. Yuk, tancap gas!

DALAM BERKOMUNIKASI, JANGAN JADI ROMEO DAN JULIET!
Woman photo created by master1305 - www.freepik.com

Siapa yang tidak tahu Romeo dan Juliet? 

Semua pasangan kekasih di dunia tentu mengetahui tokoh fiksi gubahan William Shakespeare yang ditulis pada tahun 1597 ini. Roman klasik ini telah mengalami adaptasi dalam berbagai panggung—drama, film, musikal, dan opera. Sayangnya bukan hanya kisah percintaan mereka yang bikin menarik, namun juga tragedinya. Sebagai penonton, kita akhirnya terbelah menjadi dua barisan. Pertama, mereka yang memuja hubungan sejati yang diikat dengan suci atas nama maut, kedua, mereka yang menyumpahi dua pasangan ini atas dasar kurangnya komunikasi. Keteledoran ini membuat mereka mengakhiri hidup, yang jelas-jelas bukan menjadi keputusan yang tepat. 

Hayo, kamu di bagian mana? 

Ya. Istilah hidup, komunikasi seperti nyawa dalam setiap hubungan. Mustahil tercapai kebutuhan-kebutuhan dasar manusia bila tak ada komunikasi. Apa itu? Paling tidak memperoleh informasi yang sesuai dengan keinginan, mengetahui pendukung dan bukan, memahami fungsi dalam masyarakat, bahkan diakui eksistensinya. Wih. Ternyata komunikasi bisa benar-benar penting posisinya. Tanpa komunikasi, sulit melakukan kegiatan atau mencapai tujuan tertentu dalam garis pemahaman yang sama. Apalagi, komunikasi berbeda dengan sekedar berbicara. Kegiatan ini tidak hanya membutuhkan keterampilan yang baik. Komunikasi berjalan dalam paket yang kompleks, seperti bahwa ia tak hanya didukung oleh kekuatan verbal, atribut non-verbal, namun juga yang sering terlupa, alasan-alasan teknis pendukung lainnya.

Mari simak beberapa poin yang mungkin bisa membantumu—dan kekasih—terutama ketika kita berada dalam situasi pandemi seperti saat ini. 

1. Rajin-rajin mengenali bahasa non-verbal 
Istilah pada poin ini berkaitan dengan penggunaan selain kata-kata. Dalam komunikasi sehari-hari, komunikasi ini meliputi penggunaan bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan sebagainya. Kalau tak berada dekat dengan si lawan bicara, apakah mustahil membaca arah pembicaraan? Duh, masih bisa kok. Pelajari jeda bicara, intonasi suara si dia, bahkan bila memungkinkan menggunakan layanan panggilan video, perhatikan isyarat mata, serta bila perlu, puji ekspresi dan pakaian yang ia gunakan. Hal-hal ini turut mempengaruhi jalannya komunikasi. Perhatikan ketertarikan lawan bicara dalam sebuah topik dengan mengenali detil semacam ini. Dijamin ia akan merasa sangat dihargai.

2. Gunakan kata-kata yang positif
Di masa pandemi saat ini, dibutuhkan lebih dari sekedar berdiam diri di rumah dan menjaga jarak. Kamu bisa saling berkirim pesan dengan memberikan semangat kepadanya, keluarganya, atau temannya, seperti bertanya kabar dan mengingatkan agar mereka selalu menjaga kesehatan. Dukungan moral seperti ini pun tidak hanya bermanfaat untuk orang lain, tapi juga dirimu sendiri. Pikiran yang positif dapat membuatmu menguasai diri, menjadi semakin bersemangat dalam menjalankan hari.

3. Menguasai Bahan Pembicaraan
Pernah tidak, bicara di telepon dan itu terasa sangat membosankan sampai rasanya kamu ingin pindah ke negara lain? Ya. Itu salah satu akibat bila komunikasi tidak berjalan efektif. Agar kamu tidak memperoleh situasi yang sama—dimana kamu memahami bahwa akan sangat buruk bagi sebuah hubungan bila terjebak dalam kata membosankan—kamu bisa mengangkat topik yang betul-betul dikuasai. Misalnya, kamu bisa mengajaknya membicarakan minat yang sama, seperti membicarakan tema lingkungan, olahraga, atau anime. Atau kamu pun bisa menambahkan pengetahuan terbaru agar pembicaraan terasa segar dan menarik minat. Dengan demikian, kamu tidak hanya bisa menjadi perespon yang baik, menemukan respon yang tepat dalam pembicaraan, namun juga menemukan ruang-ruang baru untuk dijelajahi bersama.

4. Kenali hambatan penyampaian pesan
Ini yang paling berkaitan dengan ilustrasi Romeo dan Juliet tadi. Ketika kamu sudah siap untuk mengenali bahasa non-verbal, tak memiliki kendala bahasa verbal, siap menggunakan kata-kata positif, bahkan menguasai apa yang akan dibicarakan, ternyata masih ada hambatan yang dapat merusak kualitas komunikasimu. Hambatan teknis dapat mempengaruhi kualitas pesan yang diterima lawan bicaramu. Apa itu? Hambatan teknis meliputi kebisingan lalu lintas, sampai kualitas media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Kalau sudah seperti itu, solusi yang tepat adalah menemukan layanan paling bermutu untuk menunjang komunikasimu. Telkom Indonesia dapat menjadi jawaban atas masalah “susah sinyal”-mu. Ada beberapa layanan yang disediakan oleh mereka sesuai dengan kebutuhan dan budgetmu. Asyik banget, kan!

Sebagai penyuka roman klasik, di sisi manapun kita berada, kita belajar bahwa andai saja Romeo dan Juliet menyempatkan diri untuk bertemu dan berbicara dengan serius—terutama tentang rencana pura-pura meninggalnya Juliet, apalagi dengan tidak membiarkan si tukang penyampai pesan lalai, atau ayolah, paling tidak memastikan bahwa tukang surat yang ia sewa itu benar-benar orang yang handal—tentu mereka akan bisa menikmati kehidupan bersama, lebih lama. Ya. Komunikasi tak akan berjalan efektif tanpa melibatkan empati, kebutuhan untuk saling melengkapi demi informasi, saling mendukung satu dengan yang lainnya, dan tentu saja, disertai dukungan layanan memandai untuk memastikan penyampaian pesan jadi tanpa hambatan! Mari, tetap melakoni diri sebagai komunikator yang asyik dengan prinsip, apalagi karena komunikasi ternyata bisa menjadi solusi bagi setiap masalah.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.