CINTA BERSEMI DI LRT

LRT melaju pelan, membelah keramaian kota. Seorang cowok duduk di pojok, matanya sibuk menatap layar HP sampai tidak menyadari di sebelahnya ada cewek sedang menatapnya diam-diam.
"Mas..." sapa Si Cewe sambil tersenyum manis.
“Eh, ada apa, ya?” tanya cowok tadi.
“Gerbong ini khusus perempuan?”
"Oups, sorry." Sang cowo tersadar dan langsung beranjak dari tempat duduknya, "Yuk, kita pindah."
Anehnya Si Cewe juga ikut bangkit dan mengikuti langkah Si Cowo. Padahal keduanya tidak saling mengenal.
"Loh? Mbak kok juga pindah? Emang Mbak cowo juga?"
"Hihihihihi...kan tadi Mas yang ngajak kita pindah."
"Oh ya? Waduh! Maaf ya. Otak saya udah linglung..."
Keduanya duduk berdampingan di gerbong berikutnya. Beberapa detik berlalu dalam keheningan. LRT tetap melaju, orang-orang di dalamnya tenggelam dalam dunia masing-masing. Tapi entah kenapa, di antara mereka berdua, ada sesuatu yang berbeda.
“Sering naik LRT?” tanya cowok itu, akhirnya mencoba membuka obrolan.
“Iya, tiap hari. Kamu?”
“Baru pertama.”
Cewek itu tertawa kecil. “Hihihi... pantes tadi salah naik, ya?”
Cowok itu nyengir. “Eh kamu ngeliat ya? Iya, hampir aja saya nyasar ke Jati Mulya bukan ke Dukuh Atas.”
"Hihihihihi....saya waktu pertama kali naik juga salah naik."
Mereka mengobrol. Awalnya ringan, lalu makin dalam. Tentang pekerjaan, tentang buku, tentang hal-hal aneh yang mereka pikirkan sebelum tidur. Percakapan itu mengalir begitu saja, tanpa dipaksa. Rasanya… nyaman. Bahkan saat berpisah, keduanya sempat bertukar nomor HP.
Si cowok heran sendiri dan bergumam dalam hati, 'Aneh, kok bisa langsung akrab. Kayak udah kenal lama rasanya.'
Pernahkah kalian mengalami hal seperti ini? Bertemu seseorang untuk pertama kali, tapi langsung merasa "klik"? Seolah-olah ada energi yang menghubungkan kalian berdua? Nikola Tesla, seorang jenius yang hidup lebih dari seabad lalu, mungkin punya jawabannya.
“Jika Anda ingin memahami alam semesta, pahami lewat energi, frekuensi, dan vibrasi.” Begitu katanya.
Kalimat ini terdengar seperti filsafat tingkat tinggi, tapi sebenarnya punya dasar ilmiah yang kuat. Setiap benda di alam semesta ini memancarkan energi dan memiliki frekuensinya masing-masing. Dalam fisika, frekuensi adalah jumlah getaran per detik yang diukur dalam Hertz (Hz). Misalnya:
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tertentu.
Suara juga punya frekuensi yang menentukan tinggi rendahnya nada.
Bahkan atom dan molekul dalam tubuh kita terus bergetar pada frekuensi tertentu.
Tesla memahami bahwa alam semesta ini adalah jaringan energi yang terus bergetar, dan jika seseorang bisa menyelaraskan frekuensinya dengan energi tertentu, ia bisa “terhubung” dengan sesuatu yang lebih besar.
Vibrasi atau getaran tidak hanya terjadi dalam dunia fisik, tetapi juga dalam interaksi manusia. Dalam psikologi dan spiritualitas, banyak yang percaya bahwa emosi dan pikiran juga memiliki frekuensi sendiri.
Contoh sederhana:
Saat berada di sekitar orang yang bahagia, kita sering ikut merasa bahagia.
Sebaliknya, ketika kita dikelilingi oleh orang yang penuh kemarahan atau stres, kita bisa ikut terpengaruh.
Fenomena ini sering disebut "law of attraction"—di mana seseorang menarik energi yang sefrekuensi dengannya.
Beberapa teori dalam fisika kuantum juga menyinggung soal dimensi paralel. Ada dugaan bahwa alam semesta ini bukan hanya satu, tetapi ada banyak versi realitas yang bergetar pada frekuensi berbeda. Jika teori ini benar, maka ada kemungkinan bahwa déjà vu, intuisi, atau perasaan “klik” dengan seseorang adalah momen ketika dua frekuensi berbeda bertabrakan.
Inilah mengapa Tesla begitu terobsesi dengan energi dan frekuensi—karena dia percaya bahwa jika kita bisa mengontrol frekuensi, kita bisa mengakses kekuatan yang lebih besar dari sekadar dunia fisik ini.
Pemikiran Tesla ini membuka banyak kemungkinan. Jika segala sesuatu adalah energi dan frekuensi, maka:
Kita bisa meningkatkan kualitas hidup dengan menjaga vibrasi kita sendiri. Misalnya, dengan berpikir positif, menjaga lingkungan yang sehat, dan menghindari energi negatif.
Hubungan antar manusia mungkin terjadi karena keselarasan frekuensi. Orang-orang yang merasa "nyambung" kemungkinan berada dalam vibrasi yang sama.
Mungkin ada realitas lain yang bisa kita akses jika kita memahami frekuensinya.
Tesla mungkin tidak sempat membuktikan semua teorinya, tapi pemikirannya terus menginspirasi banyak orang—mulai dari ilmuwan, spiritualis, hingga orang-orang yang mencari makna hidup.
Jadi, kalau suatu hari kalian bertemu seseorang yang langsung terasa "klik", mungkin itu bukan sekadar kebetulan. Bisa jadi, kalian berada di frekuensi yang sama.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.