Adik Fira yang Rumahnya Deket Tempat Pesta

"Ya di dekat tempat pesta situ," jawab anakku rada kesal seakan aku tidak ngerti maksudnya.

Adik Fira yang Rumahnya Deket Tempat Pesta

Anakku memanggilnya Adik Fira. Terus terang aku belum pernah bertemu dengannya. Aku hanya sebatas mendengar cerita tentangnya, dari anakku. Anakku selalu antusias ketika bercerita tentang Adik Fira.

"Adik Fira hebat, lho, Ma." Begitu lapor anakku. "Ayah ibunya pergi bekerja, jadi Adik Fira yang ngasuh adiknya."

"Wah, hebat sekali, ya?" kataku. "Sama siapa di rumah kalo ditinggal kerja bapak ibunya?"

"Berdua sajalah."

"Dia ga takut, ya, berdua saja di rumah?"

"Enggalah, Ma. Adik Fira kan hebat?" kata anakku meyakinkan.

 

Aku tersenyum mendengarnya. Aku lupa kapan tepatnya anakku mulai bercerita tentang Adik Fira. Kadang-kadang nyelip saja di percakapan antara aku dan anakku.

Waktu itu anakku umur ... berapa ya ... sekitar tiga tahun. Dia tidak kumasukkan di Play Group. Dia justru ikut aku wira-wiri. Usai berhenti kerja kantoran, aku sempat nganter alias delivery sayur organik. Itu pekerjaan yang sangat mudah buat anakku untuk menjelaskan ketika ditanya orang: Mama kerja apa? Jualan sayur!

Dia kutitipkan temanku yang berbaik hati menampung anakku di rumahnya saat aku keliling nganter sayur. Biasanya siang sih sudah kelar, ya. Tetapi aku tunggu anakku bangun tidur siang, baru kami pulang. Soalnya kalau anakku tidak tidur siang, di perjalanan pasti terkantuk-kantuk dan justru bahaya buat kami yang berdua saja naik motor. Perjalanan sekitar 45 menit pulang karena aku mengendarai motor dengan kecepatan siput.

Supaya nyaman, aku bahkan membeli tas berbahan kain tebal yang kuletakkan di boncengan motor. Isinya bukan sayur, tetapi tas berisi baju ganti, mainan dan camilan bekal anakku. Wkwkwk.

"Dagang napi nike?" Sering banget aku ditanya orang. Dalam bahasa Bali halus, artinya: Bawa dagangan apa? Mereka tampak kecewa ngeliat bawaanku bukan dagangan. Hahaha.

Mungkin karena sering ditinggal-tinggal, meskipun sebentar, hanya dua hari dalam seminggu, membuat anakku mengenal Adik Fira.

"Kemaren Adik Fira ditinggalnya agak lama, lho, Ma?!"

"O ya? Lalu bagaimana?"

"Ya, dia kerjakan semua sendirilah."

"Wuih, hebat!"

"Iya, Ma."

"Emang, Adik Fira rumahnya di mana, sih?" Aku mulai kepo dengan Adik Fira ini.

"Rumahnya di deket tempat pesta," begitu jawab anakku.

"Ha? Di mana itu?" Bingung aku denger penjelasannya.

"Ya di dekat tempat pesta situ," jawab anakku rada kesal seakan aku tidak ngerti maksudnya.

'Oh, baiklah,' pikirku dalam hati. 'Ntar saja kapan aku tanya lagi'.

Sementara anakku sudah beralih perhatiannya ke urusan lain. Dia suka menyanyi, suka naik sepeda keliling-keliling di dalam rumah. Suka juga ia nonton TV. Aku mengangkat diriku sebagai badan sensor di rumah. Tidak ada nonton sinetron. Hanya film dan tontonan anak-anak.

"Eh, kemaren Bude ketemu, lho, sama Adik Fira." Kudengar temanku ngajak ngobrol anakku. Aku sedang siap-siap beresin bawaan untuk pulang selesai delivery day.

Anakku agak bengong mendengarnya. Dia tak menyangka budenya ketemuan sama Adik Fira.

Dalam percakapan selanjutnya, mereka berdua saling konfirmasi tentang Adik Fira. Kebayang engga sih, percakapan antara temenku, perempuan hebat yang langganan masuk tim negosiator urusan lingkungan di perundingan internasional, dengan anakku usia 3 tahun yang lagi seneng-senengnya berimajinasi.

Aku lupa detail percakapan, tapi yang kuingat aku ngakak dalam hati ketika mendengar mereka berdua. Temenku ikutan berimajinasi ngebahas Adik Fira. Menambahkan ini itu. Anakku awalnya bengong, terus sempat ngeyel deh. Sepertinya dia sebal karena ada orang yang ngacak-acak imajinasinya.

Ya .... Aku pernah membaca bahwa normal buat anak-anak memiliki teman imajiner. Adik Fira adalah teman imajiner anakku, yang sering muncul dalam percakapan. Si Adik Fira ini super hebat. Dia berani ditinggal di rumah sendirian. Bahkan dia bisa mengasuh adiknya. Memasak. Termasuk kerja mencari uang. Hahaha. Hebat banget, kan?

Kehadiran Adik Fira tidak lama. Kalau ngga salah inget, sejak anakku masuk kelas TK A, Adik Fira pun menghilang. Namun demikian, anakku dan aku masih saja ketawa-ketawa jika mengenang si Adik Fira ini. (rase)

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.