Ngebolang part 2

Setelah membeli tiket bus, saya pun menaiki bus untuk menuju pemalang, suasana malam kota jakarta sangat indah waktu itu, banyak lampu lampu kota menyala pada malam hari, karena perjalanan nya larut malam saya pun tertidur didalam bus, sampai akhirnya saya terbangun ketika sampai di stasiun bus pemalang.
Ketika sampai stasiun bus pemlang waktu sudah subuh dengan udara yang cukup dingin menusuk nusuk kulit bagian dalam, saya dan danil pun menaiki becak untuk pergi kerumah nya danil yang ada di pemalang, dan yang bikin saya kesel, danil bilang "man tar bayar becaknya sendiri sendiri yah", padahal posisi kami lagi menaiki becak bersama, belum saja sampai tujuan saya sudah mendapatkan kalimat seperti itu.
Kondisi subuh yang membuat saya mengantuk, saya jadi tidak bisa banyak berfikir, dan sekitar 15 menit menaiki becak, kami pun sampai dirumah danil yang ada dipemalang. Dan kondisi rumahnya diluar dugaan saya, tidak sama dengan apa yang dia ceritakan.
Dimana kondisi rumahnya biasa saja seperti rumah rumah kampung pada umumnya, dengan lantai pluran, cat tembok berwarna putih, dan suasana rumah seperti rumah hantu yang sudah lama tidak dihuni. Di depan rumahnya ada halaman yang dibuat sebagai lapangan bulu tangkis, yang berlantai kan tanah merah, dan ada beberapa pohon mangga disekitarnya.
Ketika saya menengok halaman belakang rumahnya, yaitu area kamar mandi, Masih menggunakan sumur timba, lumayan menyeramkan juga area halaman belakang rumah danil. Karena perut lapar saya bilang ke danil, "nil gw laper mau makan", danil pun nyaut ,"beli lah man", karena sisa duit yang menipis saya tahan tahan untuk tidak beli makan dulu, saya pun ingat orang tua danil membawakan mi instan dari jakarta satu dus. Tanpa pikir panjang saya pun bilang ke danil, "nil gw masak mi lo ajalah", akhirnya saya pun masak mie tersebut, karena lumayan snagat lapar.
Walaupun perih tetep saya makan mie instan tersebut, padahal saya belum makan nasi dari semalam, hingga matahari pun terbit, danil mengajak saya mengelilingi kampungnya menggunakan motor supra x (ini motor paling mewah disana waktu itu), tidak lupa danil dengan sombongnya bilang, "man gw mau ngurusin tanah gw yg mau dijual nih, sekitar 2 ha lebih", dalam hati saya ,"nil nil lo mau boongin gw lagi".
akhirnya kami pun berhenti dirumah nenek nya danil, sekedar untuk bencengkrama, nenek nya danil pun membeli kan nasi uduk kepada kami, ini rezeki bagi saya ditengah perut yang masih perih karena makan mie instan diwaktu subuh, saya pun makan nasi uduk, uli, dan beberapa gorengan yg renyah, sambil menikmati pesawahaan di kampung tersebut.
Suasana kampungnya damai dan asri, tapi karena danil yang membohongi saya terus terusan feel saya pun hilang, jadi berasa tidak nyaman berada dikota tersebut. pada siang harinya danil pun mengajak saya mengelilingi kota tersebut. Suasana jalan raya nya lengang, tidak ada polisi lalu lintas yang berjaga, jadi aman saja kami naik motor tanpa helm.
Danil pun mengajak saya ke pantai yang ada dikota pemalang, pantainya masih sepi tidak terlalu banyak orang, terlihat pasangan muda mudi lagi bermadu kasih, disetiap sudut pantai. Dan terlihat coretan pilok diaspal, pertanda bekas trek balapan motor.
Setelah dari pantai, danil mengajak saya ke mall yang ada dikota tersebut, mall nya seperti hypemart tidak terlalu luas, dan ini sepertinya mall satu satunya dikota pemalang waktu itu. Hingga malam kami masih menikmati kota pemalang, suasana kota pada malam hari lumayan aga ramai banyak pemuda yang nongkrong di alun alun dan trotoar jalan.
Akhirnya karena sudah larut malam kami pun memutuskan untuk pulang, dengan suasana hati yang was was,letih, dan tidak terlalu happy. saya pun beristirahat memenjamkan mata, sambil memikirkan sisa uang sekitar 65 ribu lagi, karena sudah dipakai naik becak dan jajan tadi siang, saya mikirin gimana ongkos pulanngnya.
Hingga akhirnya pun saya tertidur pulas dengan hati gundah gulana.
To be continued...
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.