Sore ini udara cerah sekali. Mendung tidak bergelayut dan tak nampak awan hitam di langit. Kiel, anak laki-laki saya yang kedua, yang dari kemarin tidak bisa keluar main sore hari karena hujan, kali ini sepertinya tidak mau kehilangan kesempatan itu.
Dia segera mengeluarkan sepedanya dan mengayuhnya dengan penuh semangat. Satu putaran, dua putaran, tiga putaran dan akhirnya dia pun kembali dengan terengah-engah kecapekan. Kiel menyandarkan sepedanya. Dia menuju ke taman yang ada di depan rumah. Dilihatnya ada seekor kupu-kupu terbang mengelilingi sebuah bunga mawar merah yang sedang mekar
Kiel menjulurkan tangannya perlahan-lahan, dia mencoba menangkap kupu-kupu itu. Dan hup...kupu-kupu itu terbang ketika tangan Kiel sudah mendekat. Kupu-kupu itu kembali terbang mengitari bunga mawar merah tadi. Kiel melihatnya dengan seksama, sepertinya dia mau mencoba lagi menangkap kupu-kupu itu. Perlahan, dengan sangat hati-hati seolah takut menimbulkan suara, diulurkannya tangannya. Dan hup..kali ini kupu-kupu itu berhasil di tangkapnya. Wajah Kiel kelihatan berseri-seri. Dia pandangi kupu-kupu itu sambil mulutnya komat kamit, seolah-olah sedang mengajak berbicara.
Tiba-tiba dia angkat tangannya yang memegang kupu-kupu itu tinggi-tinggi dan dia lepaskan kupu-kupu itu. Lirih terdengar suara Kiel
“Daahh kupu-Kupu, sampai ketemu lagi. Kamu harus mencari makan buat anakmu kan ? Yang banyak ya, soalnya Papaku juga sedang pergi untuk mencari makan buatku...”
Aku pun termangu melihatnya. sebegitu rindunyakah kau anakku untuk bertemu Papamu ?