Kecewa
Ia kecewa dan murka bagai api, namun ia menyinari bagai cahaya
![Kecewa](https://thewriters.id/uploads/images/image_750x_651aa04088823.jpg)
Bumi serta alamnya sudah hancur, semua manusia dikumpulkan di depan persidangan maha megah itu. Kakek tua itu, sudah tua renta dia, umurnya hampir seumur alam semesta. Kulitnya merah, penuh amarah, penuh kata-kata “Kecewa”...
“Ya tuhanku, Usiaku yang tua renta ini tidak akan bisa dibanding dengan kekecewaanku, amarahku, sampai muncul tanduk di kepalaku, ya tuhanku!”
“Begitukah? Berikanlah semua yang kamu punya Azazil! Berikanlah pendapatmu!”
“Ya tuhanku, yang maha pemurah, lagi maha penyayang. Sungguh tidak mampu jika aku memberikan semua kekecewaanku dan amarahku! Tapi, ya tuhanku! Izinkanlah aku memberikan suatu cerita, yang bisa meringkas itu semua!”
Cerita itu yang akan memulai semuanya…
Bumi belum tercipta, hanya ada kesenangan, kebahagiaan. Tidak ada dunia bagai neraka itu, Tidak ada dunia yang hanya penuh dengan angan-angan makhluknya belaka. Memberikan ide-ide, namun tidak pernah mewujudkannya.
Langit, hanya langit yang tersisa. Langit yang penuh dengan taman-taman terindah, bagai mimpi untuk manusia. Taman-taman itu diisi dengan cahaya-cahaya indah, tak akan bisa dijelaskan dalam akal manusia yang terbatas itu. Kalian tidak akan pernah bisa menjelaskan ini semua! Kalian hanya tenggelam pada kesibukan dunia, tidak pernah mencari keindahan dalam dunia. Aku heran, bagaimana bisa kalian mencari kejahatan dan tidak mencari keindahan. Selalu memaksakan diri. Dan sombong atas pencapaian kalian.
Alam yang kalian tinggali, adalah alam yang diciptakan oleh tuhan. Alam itu diciptakan dengan kombinasi-kombinasi sifat-sifatnya. Namun kalian tidak pernah bisa mencari sifat yang paling indah, yaitu keindahan itu sendiri.
Maka, dengarlah cerita ini, aku hanyalah makhluk tua seumur alam semesta yang hidup disini, di langit ini, di taman terindah ini. Aku, yang kecewa atas segalanya.
Aku adalah seorang guru, aku bukan siapa-siapa, tentu saja, aku adalah makhluk tuhan. Siapa aku, yang bisa hidup di alam ini kalau tidak diciptakan oleh-nya?
Aku tidaklah pintar, tidaklah bodoh. Hanyalah guru biasa yang hidup dilangit-nya. Tapi aku mengajar malaikat-malaikat itu cara menyembah tuhan alam semesta raya ini. Tuhan yang lebih dari segala hal. Memang, bukan karena aku mereka pintar, bukan karena aku pula mereka bisa taat kepada tuhannya. Tapi aku bersyukur, dapat menjadi salah satu pijakan bagi mereka menuju ketaatan kepada tuhan alam semesta raya itu.
Ya, sangat membosankan wahai manusia, yang aku bilang “kalian” dalam cerita ini. Tidak sopankah kalau aku memanggil makhluk berakal itu “kalian”?
Tuhan, aku mungkin terlalu sombong dalam menjelaskan ini semua, sampai cerita ini menjadi membosankan dihadapan makhluk berakal itu. Tapi biarkan aku bercerita, aku akan lebih bersabar. Tapi kesabaranku tidak akan membendung cerita ini untuk hadir di hadapan kalian semua, manusia! Aku tetap kecewa, dan akan selalu kecewa.
Saat itu, belum ada waktu, belum ada masa yang dapat memusnahkan keabadian. Aku hidup sebagai makhluk tuhan. Sebagai guru bagi malaikat-malaikat itu. Aku hidup di taman indah ini, Taman Firdaus namanya. Sungguh nama yang indah.
Disanalah aku hidup, aku mengajar para malaikat. Mereka adalah para malaikat yang kritis, Tapi aku sangat bersyukur bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Aku sangat bersyukur diberi ilmu dan pengetahuan oleh-nya. Aku tidak pernah menentang-nya, dan aku tidak pernah menuntut-nya.
Aku hanyalah mengecam orang-orang yang bodoh, orang-orang yang tidak bisa bersyukur, orang-orang yang hanya berbuat kerusakan. Pertanyaan-pertanyaan mereka akan aku jawab sesuai petunjuk yang diberikan kepadaku.
Hai manusia, masihkah kau anggap sombong aku? Masih kau anggap membangkang aku ini? Masihkah kau selalu menyalahkanku ketika kau bersalah? Itulah makhluk yang aku benci. Itulah makhluk yang aku lawan dengan pengetahuan yang tuhan berikan kepadaku. Kalian adalah makhluk yang jahat. Dan hanya beberapa dari kalian sadar.
“Sadarilah kalian adalah makhluk tuhan, lalu berusahalah mencapai yang terbaik.”
Itulah yang selalu aku katakan kepada malaikat-malaikat itu, Aku tidak pernah memaksa mereka. Seperti kalian, manusia yang memaksa anak-anak kalian, manusia yang memaksa murid-murid kalian, manusia yang memaksakan diri. Itulah kalian!
Hari ini tidak seperti biasanya, murid-muridku menunjukkan sikap-sikap gugup. Sangat aneh menurutku. Mereka selalu semangat, dan sekarang gugup, seperti sedang menunggu sesuatu.
Ketika aku mengajar, terdengar suara malaikat berlari dari jauh. Lalu dia muncul dari pohon-pohon rimbun firdaus.
“Guru!” Dia memanggilku dengan sangat keras…
Dialah malaikat-malaikat yang aku ajari selama beribu-ribu tahun, Sayang, mereka sekarang menjadi lawan dariku. Namun bukan mereka yang berkhianat, tapi manusia lah yang telah memfitnah mereka. Aku tidak pernah menjadi lawan bagi malaikat-malaikat itu, dan mereka juga tidak pernah menjadi lawan bagiku.
“Tuhan semesta alam sedang meminta semua makhluk memberikan saran bagi mereka untuk menunjuk seseorang menjadi khalifah di muka bumi. Kami telah berdiskusi kemarin dan kami memutuskan guru yang akan kami usulkan!”
Usul malaikat yang baru datang.
“Betul, guru harus menjadi khalifah, kami yakin!”
Mereka pun berkata-kata serentak.
Ternyata kegugupan mereka karena ini, mereka sedang menunggu Jibril, Malaikat yang baru datang itu.
Kalian tahu, aku menyetujui mereka! Itulah yang membuat aku dihina seumur hidup, oleh engkau manusia. Kau terlalu jahat!
Aku selalu berpikir, apa aku salah bertanya? Apa aku salah menanyakan itu kepada tuhan alam semesta?
Aku dipanggil ke arasy-nya. Penuh dengan cahaya, penuh dengan keindahan. Tak bisa dijelaskan, bahkan oleh diriku sendiri. Aku menghadap-nya.
“Aku menghadap engkau ya tuhanku! Aku menerima usulan murid-muridku, yang sudah aku percaya selama ribuan tahun”
Ya, Aku tidak terlalu percaya diri, tapi mereka meyakinkanku! Namun sampai sekarang aku bingung, Apakah itu yang membuat aku dilempar?
“Baiklah Azazil, Aku menerima usulan para malaikat”
Manusia, tak pernah aku sangka menjadi khalifah. Itulah kekecewaanku! Aku kecewa atas segala hal. Kenapa bumi ini bisa dipimpin oleh makhluk jahat, bengis dan kejam seperti kalian. Kalian hanyalah hewan yang berakal. Kalian tidak pernah bisa lepas dari nafsu kalian.
“Hampir semua makhluk telah mengusulkan seseorang yang hebat, kompeten dan taat kepadaku untuk menjadi Khalifah. Tapi aku juga mengusulkan makhlukku. Inilah, manusia.”
Dia muncul dihadapanku. Ia hanyalah seorang tanah liat hidup, Ia akan musnah terbakar api, dan musnah pula terkikis air. Apa berharganya? Apa benar ia akan menjadi khalifah. Apa benar makhluk lemah ini akan menjadi khalifah?
Ribuan pertanyaan muncul di kepalaku. Tapi hanya satu pertanyaan yang bisa meringkas itu semua.
“Ya tuhanku, Aku takut, mereka akan berbuat kerusakan kembali, seperti hewan-hewan yang sebelumnya tinggal di bumi. Mereka mempunyai akal, Bisa jadi, mereka menyalahgunakan akal itu untuk berbuat kerusakan”
Ya tuhanku! Dulu aku takut, sekarang aku kecewa. Aku kira keputusan-mu yang terbaik, Namun ternyata mereka berbuat kerusakan, mereka selalu berdosa. Bayangkan, dosa mereka bagaikan pasir di pantai. Bahkan pasir di seluruh bumi. Saking banyaknya, tak mampu aku menghitungnya. Adakah titik putih kebaikan di diri mereka?
“Azazil, hanyalah aku yang tahu segalanya, hanyalah aku yang tahu masa depan dan masa lalu, hanyalah aku yang dapat mengontrol segalanya. Janganlah takut, dan berserah dirilah kepadaku”
Aku terdiam, aku tidak kecewa karena aku tidak menjadi khalifah. Aku tidak cemburu. Tapi apakah pantas makhluk lemah dan penuh nafsu itu memimpin bumi? Nafsu tidak akan pernah bisa dicampur dengan akal. Jika pun bisa, maka nafsu akan lebih memimpin dari pada akal. Dan akal hanya akan menjadi pijakan nafsu menuju kejahatan.
“Alam semesta, dan makhluk-makhluknya. Sujudlah kepada manusia ini. Ia bernama adam, Ia yang akan memimpin bumi ini”
Aku diminta bersujud kepada hewan berakal itu. Pantaskah aku bersujud kepadanya? Dia hanya akan berbuat kerusakan. Dia akan terbakar di api dan terikikis di air. Lalu aku diminta bersujud kepadanya? Tidak akan pernah!
“Ya tuhanku! Manusia itu akan terbakar di api dan terkikis di air. Apakah pantas ia menjadi khalifah? Aku telah menyembahmu, taat kepadamu. Aku tidak membanding-bandingkan, Tapi pantaskah makhluk lemah seperti dia menjadi khalifah?”
Kalian tahu? Aku terlempar dari istana megah itu! Aku dilempar menuju hutan belantara, Aku diperlakukan secara tidak hormat, lalu dianggap membangkang. Kalian yang telah menanggapku membangkang. Tuhan hanyalah memberi ujian kepadaku. Aku tidak akan pernah bisa menerima hewan berakal itu menjadi Khalifah di bumi.
Kalian yang telah menafsirkan kejadian itu sendiri! Kalian menanggap aku membangkang kepada tuhan! Mana bisa? Ratusan dan ribuan tahun aku menyembahnya. Semudah itukah aku membangkang kepadanya? Tidak akan pernah!
Inilah makhluk yang aku benci! Sejak saat itu, tumbuh tanduk di kepalaku. Berubah tubuhku menjadi merah. Bagai api yang membara. Sekarang aku tahu, kerusakan pada diriku dibuat oleh engkau manusia! Engkau telah membuat kerusakan pertama kali pada diriku.
Lalu yakinkah engkau memimpin bumi itu sekarang? Kau telah memijak aku untuk menjadi pemimpin. Kau telah berdiri diatas penderitaan orang lain. Hidup kalian di bumi itu adalah karena duka dan penderitaan.
Aku berusaha datang ke tempatku yang seharusnya. Lalu kalian tahu apa yang kalian katakan kepadaku?
“Pergilah kau iblis, kau adalah makhluk pembangkang”
Semudah itu sekarang kau menghinaku? Aku bersyukur telah meminta kepada tuhan untuk selalu mencari keburukan dari manusia dengan cara menggodanya. Aku yakin, godaanku akan selalu bisa mempengaruhi nafsu kalian. Berarti akal kalian hanya kalian bangga-banggakan didepan tuhan.
Dan ternyata benar! Kalian memang terpengaruh semuanya. Aku sampai bosan menggoda kalian karena kalian lebih jahat dari pada kejahatan itu sendiri. Aku sudah tahu, kalian hanya akan berbuat kerusakan sesuai dengan perintah nafsu. Bukan perintah akal.
Buktinya, hanya dengan menggoda istrinya, Aku bisa mempengaruhi kalian semua.
“Ayo Adam, mari kita makan buah ini! Buah ini ternyata enak!”
Apakah kau tidak mendengar apa tuhanmu bilang?
“Jangan makan buah di pohon itu!”
Ternyata kau makhluk tuli! Kau tidak pernah mampu untuk menurut kepada tuhan. Karena hati kalian tuli. Kalian tidak mampu mendengar sesuatu yang indah. Karena kalian adalah makhluk yang hanya mengunakan nafsu. Bisakah kalian mengunakan akal itu sekarang?
Kalian dilempar ke bumi. Lalu mencari satu sama lain. Ya, tuhan tidak pernah percaya sepenuhnya dengan kalian. Tuhan melempar kalian sama seperti aku dilempar dari istana megah itu.
Kalian bertemu, keturunan kalian adalah anak-anak dan cucu-cucu adam. Dan sekarang? Apapun kebaikan yang kalian buat akan selalu gagal. Jika pun kebaikan itu berhasil, ternyata hanyalah modus nafsu kalian saja.
Aku akui, ada manusia baik di bumi. Mereka berusaha berbuat kebaikan. Membuat ide-ide yang sangat baik untuk bumi ini. Namun ketika dilaksanakan, Ide-ide itu kalah dengan nafsu kalian. Ide-ide itu hanya akan menjadi angan-angan belaka karena nafsu kalian. Lalu bagaimana kalian ingin membuat kebaikan di bumi?
Kalian membuat ide, ternyata ide itu hanyalah angan-angan. Kalian membuat bangsa, ternyata bangsa itu berperang satu sama lain. Kalian membuat persatuan dunia. Ternyata mereka pecah dan berperang lagi.
Meninggalnya orang baik karena tuhan sayang kepadanya. Ia akan tersiksa di dunia kalian yang penuh kejahatan itu.
Aku menghormati orang-orang itu, Hampir tak pernah aku goda mereka. Namun ternyata, ia gagal, ide-ide mereka hanya menjadi angan-angan. Dan digunakan sebagai alat bagi nafsu-nafsu mereka yang kejam, bengis dan jahat.
Kalian diberikan kesempatan untuk minta ampun, namun kalian tidak gunakan untuk minta ampun. Kalian hanya gunakan waktu itu untuk melayani nafsu kalian.
Sekarang semua sudah berakhir. Demikianlah ceritaku, yang dapat meringkas segalanya. Aku meminta keputusan terbaik dan adil kepada tuhan alam semesta, kepada manusia jahat dan baik.
Aku yang tua bangka ini, Aku yang difitnah telah membangkang, Aku yang kecewa.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.